19. Persahabatan Cewek Dan Cowok

8.8K 1.7K 79
                                    

Erika duduk di pinggir kasur, memandangi photo dirinya dan Aleanom saat berusia sepuluh tahun. Sejak kapan dirinya dan Aleanom berteman? Sejak kecil? Lebih tepatnya dari sebelum mereka lahir. Kedua orang tuanya dan kedua orang tua Aleanom saling mengenal sejak awal menjadi pengantin baru. Tetangga sejak saat itu dan saling mengenal dengan baik sampai sekarang.

Aleanom yang dulu ia kenal sangat berbeda dengan sekarang. Aleanom yang dulu adalah anak yang ceria, bawel dan iseng. Erika sering sekali menangis karena keusilan Aleanom. Nanti Erika akan mengadu ke Nadhen, lalu Aleanom dijewer oleh Nadhen. Aleanom juga sangat bawel. Sewaktu SD mereka sekelas, bahkan duduk bersama. Sering sekali Erika kena omel berkat Aleanom yang tanpa henti mengajaknya bicara.

"Erika! Ada kecoak!" teriak Aleanom ketika usianya masih sembilan tahun.

"Aaarrgghhhh!! Tante Ale nakal!!" Erika langsung lari kencang menghampiri Nadhen. Memeluk Nadhen sembari menangis.

Aleanom yang memang dasarnya nakal, justru tertawa melihat Erika menangis kejer. Nadhen yang kesal oleh kelakuan nakal anaknya itu mengadu ke sang suami, Hilal. Jadilah Aleanom di nasihati panjang kali lebar oleh Hilal dan Nadhen.

Pernah juga suatu hari Erika sedang sendirian di dalam kamarnya. Saat itu malam jumat dan di luar sedang hujan deras. Tiba-tiba pintu kamar Erika diketuk beberapa kali. Erika yang penasaran membuka pintu tanpa curiga. Betapa terkejut Erika saat ternyata itu Aleanom yang memakai bedak putih di wajahnya. Erika yang kaget dan takut langsung berteriak histeris. Erika menangis. Tapi tidak lama menangisnya karena Aleanom memberinya cokelat. Rayuan Aleanom berhasil membuat tangis Erika menghilang.

Sifat lain dari Aleanom yang paling Erika suka adalah perhatiannya. Aleanom sangat baik kepadanya. Setiap punya makanan, ia akan membaginya ke Erika. Setiap punya mainan baru pun selalu laporan ke Erika.

Suatu hari Erika main ke rumah temannya. Tidak disangka hujan turun sangat deras. Erika yang tidak bawa payung terpaksa menunggu hujan reda.

"Erika! Erika!" teriak Aleanom saat itu.

Erika keluar dari rumah temannya. Ia terkejut melihat Aleanom di depan rumah dengan membawa satu payung. "Kamu mau apa?" tanya Erika.

"Jemput Erika. Ayo pulang."

"Payungnya berdua?"

"Buat kamu."

"Terus Ale gimana?"

"Aku hujan-hujanan. Aku kuat jadi nggak akan sakit." Aleanom tersenyum lebar.

Mereka pun pulang bersama. Aleanom hujan-hujanan. Sepanjang jalan Aleanom menjaga Erika dari cipratan kendaraan. Aleanom akan membiarkan dirinya menjadi tameng.

"Erika aku punya permen karet. Mau?" Aleanom memberikan permen karet ke Erika.

"Makasih."

Saat Erika merasa lelah karena kelamaan berjalan, Aleanom dengan sigap menggendong Erika di belakang. Setiap Erika bertanya apakah Aleanom lelah? Maka jawaban Aleanom tidak. Aleanom tidak mau membuat Erika khawatir.

Bahkan saat Erika sedang sakit pun, Aleanom begitu setia menemaninya sampai menginap di kamar Erika. Terus menggenggam tangan Erika, mengajak bicara Erika dan memberikan apa-apa yang diinginkan Erika.

-
-
-

Erika menghela napas. Semua itu hanya kenangan masa lalunya. Masa-masa indah ketika semuanya masih berjalan normal. Saat Aleanom belum mengidap Alexithymia.

Kalian harus tahu, Aleanom memiliki lesung pipi yang membuat senyumnya bertambah manis. Dulu setiap kali Aleanom berbuat salah, jika Aleanom sudah tersenyum memperlihatkan lesung pipinya maka hilang semua kemarahan Erika. Amarah Erika akan berganti dengan kekaguman ketika melihat senyum Aleanom.

ANERA : How To Make Her Stay Alive? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang