26. Pesta Neraka

8.4K 1.7K 117
                                    

Pandangan Aleanom tidak bisa lepas dari sosok Anera di sampingnya. Gadis itu menjelma menjadi dewi Aphrotide. Kecantikan Anera malam ini begitu menyihir. Gaun putih yang dikenakannya begitu bersinar hingga dirinya terlihat seperti peri. Rambut panjang ikelnya digerai dengan hiasan di samping. Belum lagi make up di wajah putih mulusnya. Benar-benar seperti reinkarnasi dari dewi kecantikan.

Sayangnya kehidupan Anera tidak seindah kehidupan dewi kecantikan. Kehidupan Anera mencerminkan sosok Ophelia yang penuh tragedi. Kebahagiaan yang dirasakan oleh Ophelia hanya sesaat, setelahnya hanya ada tragedi ketika ia memutuskan mencintai orang yang melukainya. Sama seperti cinta Anera kepada ibu kandungnya.

Aleanom tidak ingin menjadi Hamlet yang tidak bisa melindungi Ophelia dan berakhir berdiri di depan makam sang gadis. Aleanom tidak mau berakhir seperti Hamlet yang mati dengan rasa penyesalan tidak ada di samping Ophelia.

Sebisa mungkin Aleanon ingin memastikan kalau gadis itu ada di sampingnya. Tersenyum penuh kebahagiaan tanpa sempat memikirkan kematian.

"Ale gua Takut." Aleanom memutus perhatiannya, menoleh ke samping ketika tiba-tiba Anera melihat ke arahnya.

Aleanom menggaruk lehernya yang tidak gatal. "Takut kenapa?"

"Takut kalo kehadiran gua nggak diharapkan."

"Gua selalu mengharapkan kehadiran lo."

Wajah Anera memerah dengan detak jantung berdebar cepat. Aleanom memang susah ditebak. Terkadang berbicara sesuatu yang membuat Anera salah paham. Namun kali ini lebih dari itu. Tatapan Aleanom yang sangat dalam. Menatap seolah hanya ada Anera di dunia ini.

"A-apaan sih lo!" Anera memalingkan wajah. Tidak baik bertatapan cukup lama dengan Aleanom saat ini.

"Ayo masuk." ajak Aleanom.

"Iya."

Tanpa terduga Aleanom menggenggam tangan Anera. Menyamai langkah Anera yang lambat lantaran kesusahan dengan gaun panjangnya. Aleanom membantu Anera untuk melangkah tanpa kesandung.

Suasana gedung ramai oleh tamu undangan yang rata-rata dari kalangan artis. Belum lagi banyak wartawan yang tanpa henti menyipratkan sinar kameranya. Anera dan Aleanom juga ikut terkena jepretan sinar kamera. Sebaik mungkin Anera tersenyum dan melambaikan tangan.

"Le senyum." bisik Anera.

"Senyum gua cuma buat lo." bisik Aleanom. Berhasil membuat Anera salah tingkah.

"Nggak jelas lo!" Anera berjalan cepat meninggalkan Aleanom.

Di depan sana Anera melihat Citra berbalut gaun indah sedang mengobrol dengan teman di lingkungan artisnya. Didampingi oleh suaminya. Tidak ada Gita. Ini bisa menjadi kesempatan bagus untuk Anera mengobrol dengan Citra. Karena kalau ada Gita Anera merasa canggung. Gita selalu berusaha mendominasi yang berakhir mengubur kehadiran Anera seperti tidak terlihat.

"Mama!" Anera berjalan cepat menghampiri Citra.

"Hai! Sayang!" Citra memeluk singkat Anera.

"Selamat ulang tahun." Anera mencium pipi Citra. "Hadiah spesial buat mama." Anera memberikan kado untuk Citra.

"Makasih sudah dateng dan hadiahnya." Citra mencium pipi Anera.

"Iya mah." Anera tersenyum senang. Pandangannya pindah ke sosok suami Citra. "Halo om." Anera salim. Dia memang tidak pernah memanggil suami Citra dengan sebutan seorang ayah. Baginya, ayahnya hanya satu.

"Kamu cantik malam ini."

"Makasih om."

Citra memperhatikan sosok Aleanom yang sejak tadi berdiri di samping Anera. "Ini siapa kamu? Pacar, ya?" ledek Citra.

ANERA : How To Make Her Stay Alive? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang