Kata Nadhen, Aleanom tidak boleh sering di kamar, harus keluar agar bisa kumpul bersama keluarga. Makanya sekarang Aleanom diseret Nadhen ke ruang tv, menemani Nadhen. Menyebalkannya, acara tv yang ditonton Nadhen tidak bisa ditonton oleh Aleanom. Masa Aleanom menonton gosip? Sangat tidak mungkin. Ia tidak suka acara seperti itu. Ia lebih suka action, misteri atau horor.
Aleanom bersandar malas. Dari pada nonton tv, ia lebih suka bermain ponsel. Sesekali Aleanom melirik Nadhen yang serius nonton berita gosip sambil memakan cemilan.
"Le kamu udah makan?" tanya Nadhen.
"Hmm." Aleanom hanya bergumam. Matanya fokus menatap layar ponsel.
"Iya saya senang karena anak saya Anera juga dateng."
"Ada yang mau disampaikan Anera buat bunda kamu?"
"Semoga bunda sehat selalu, bahagia. Pokoknya yang terbaik."
Mungkin kalau nama yang sama Aleanom tidak akan terusik dan akan mengabaikannya. Namun bukan hanya nama, melainkan suaranya juga sama. Detik itu juga Aleanom menatap layar tv.
Aleanom terkejut. Dugaannya menjadi kenyataan. Itu benar-benar Anera Halbiqis. Anak baru di sekolahnya. Cewek berisik yang mengganggu. Ternyata Anera adalah anak seorang artis. Rasanya Aleanom mau tertawa. Terlalu banyak hal-hal yang mengejutkan tentang cewek itu.
"Itu artis siapa?" tanya Aleanom.
"Itu? Citra Amalia. Artis senior. Dia itu idola bunda loh. Dari jaman muda bunda udah suka sama dia. Cantik, aktingnya juga bagus."
"Cewek itu anaknya?"
"Si Anera?" tanya Nadhen memastikan pertanyaan Aleanom. "Iya. Anera itu anaknya dari suami sebelumnya."
"Cerai?"
"Iya. Dulu Citra punya suami seorang pengusaha. Mereka cerai saat Anera berumur 13 tahun kalo nggak salah. Setelah itu baru Citra menikah sama sutradara beranak satu. Anak tirinya juga cewek. Seumuran dengan Anera."
Aleanom mendengarkan setiap penjelasan Nadhen. Kehadiran Anera penuh dengan tanda tanya dan kejutan tak terduga. Kalau Anera anak artis, bukankah berarti Anera terkenal? Namun yang Aleanom tahu Anera terkenal bukan karena label anak artis, melainkan karena ia sering ngecover lagu di youtubenya. Apa Anera sengaja menyembunyikan identitas keluarganya?
Kenapa Aleanom jadi memikirkan sejauh ini soal Anera, ya? Cuma buang-buang waktu.
"Anera mirip sekali dengan Citra." kata Nadhen, tersenyum mengangumi sang idola di tv.
"Dia teman satu sekolah aku."
"Hah?!" mulut Nadhen terbuka lebar. Matanya melotot sampai mau keluar.
Kalau melihat Nadhen yang seperti ini rasanya Aleanom tidak mau mengakuinya sebagai ibu. Tapi nanti dosa. Soalnya Nadhen suka lupa umur. Membuat Aleanom sering geleng-geleng kepala dengan kelakuan sang bunda yang sudah seperti anak remaja.
"Kamu....kamu jangan halu!" Nadhen tidak percaya.
Kalian dengar? Barusan wanita dengan usia kepala empat menggunakan bahasa gaul. Aleanom tidak mengajari bahasa gaul kepada ibunya. Nadhen tahu sendiri dari media sosial.
"Dia bahkan teman sekelas Erika."
"Tunggu." Nadhen mengangkat satu tangan ke depan. Ia meninggalkan ruangan tv. Kembali lagi dengan sudah membawa kertas HVS dan pulpen. "Minta tolong sama Anera. Bunda minta tanda tangan Citra."
Aleanom berdecak. "Minta aja sama Erika. Dia teman sekelasnya." Aleanom mengabaikan kertas dan pulpen di depannya.
"Sama kamu aja. Biar kamu ada alasan ajak Anera ngobrol. Siapa tau jodoh, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANERA : How To Make Her Stay Alive? (TAMAT)
أدب المراهقين⚡WARNING : CERITA MENGANDUNG SELF INJURY . TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA. TIDAK DIHARAPKAN MENGIKUTI ADEGAN BERBAHAYA DI DALAM CERITA⚡ *Mulai 9 September 2020 *Selesai 11 maret 2021 Rank 1 in #depresi tgl 27/11-2020 Rank 5 in #school tgl 13/11-2020 Di...