"Anera tangan lo kenapa?" tanya Refi saat melihat pergelangan tangan Anera di perban. Refi baru menyadari ketika Anera yang hendak makan menggulung jaketnya hingga terlihat pergelangan tangannya.
"Tangan lo luka jatuh?" Erika ikut penasaran. Memperhatikan pergelangan tangan Anera.
"Oh? Ini?" Anera mengangkat tangannya yang diperban. "Pas jatuh nggak sengaja kegores gitu."
"Parah sampai diperban?" tanya Refi dengan mata melotot.
"Gitu lah. Tapi gapapa kok." Anera berusaha tersenyum. Ia memakan bakso di depannya. Tidak mau membahas lebih lanjut soal lukanya ini.
"Oh syukur kalo nggak parah." Erika tersenyum tenang.
Anera cuma melirik sambil menyuap bakso ke dalam mulutnya. Ia jadi teringat kejadian tadi malam. Setelah kejadian dramatis di kamar mandi, ia dan Aleanom pindah ke kamar. Aleanom membuka bajunya yang basah, takut masuk angin. Karena tidak ada ganti baju Aleanom jadi bertelanjang dada dengan menyelimuti tubuhnya pakai bedcover. Melihat bentuk tubuh Aleanom yang atletis sempat membuat pikiran Anera jalan kemana-mana. Kotak enam di perut Aleanom membuat Anera gagal fokus. Beruntung ia masih bisa menahan diri.
Ia mengobati luka di tangan Aleanom yang terkena gunting. Di pergelangan tangan Aleanom juga ada bekas sayatan. Aleanom cerita kalau ia penasaran makanya menyayat pergelangan tangannya sendiri. Terbilang nekat, hanya untuk memenuhi hasrat penasaran sampai menyayat pergelangan tangan. Anera pun meminta Aleanom untuk berhenti menyakiti dirinya sendiri.
"Lo adalah orang yang paling aneh yang pernah gua temui. Lo menyuruh orang lain jangan terluka. Tapi lo sendiri sengaja terluka." ujar Aleanom saat Anera memintanya berhenti menyakiti diri sendiri.
Setelah mereka mengobati luka masing-masing. Malam itu Anera membuatkan mie untuk Aleanom. Mereka makan mie bersama dan mengobrol panjang lebar sampai jam dua malam. Kehadiran Aleanom benar-benar seperti obat penghilang rasa sakit.
"Ngomong-ngomong tangannya Ale juga luka. Di pergelangan tangannya." cerita Erika baru ingat. "Sama kaya lo. Diperban."
"Kenapa bisa luka?" tanya Refi.
"Luka pas lagi ngangkat barang."
Anera merunduk. Bahkan kepada Erika saja Aleanom menyimpan rahasia. Berarti Aleanom ingin merahasiakan tentangnya dan dirinya dari orang lain. Anera tersenyum kecil. Senang kebersamaannya menjadi rahasia indah hanya untuk mereka berdua.
Ketenangan di kantin pecah berganti keberisikan dan kehebohan. Terdengar pekikan terkejut dari murid di kantin. Banyak murid yang semula duduk langsung berdiri melihat ke arah pintu masuk kantin, mencari tahu asal mula sumber keberisikan.
"Ada apaan sih? Ramai banget." Refi juga mendongak ke arah pintu masuk kantin. Mau tahu ada apa.
"Nggak tau." jawab Anera yang juga penasaran.
"Itu Aleanom, kan?"
"Hah gila itu Ale!"
"Aleanom!"
"Baru pertama kali gua liat Ale kaya gitu."
Anera memperhatikan sekitarnya ketika mendengar nama Aleanom disebut-sebut. Apa kehebohan di kantin saat ini ada hubungannya dengan Aleanom? Apa yang sudah Aleanom lakukan?
"Ale!" pekik Erika terkejut melihat Aleanom menarik paksa murid laki-laki. Seniornya di kelas 12.
Bukan cuma Erika yang terkejut. Semua murid di kantin juga terkejut. Aleanom yang dikenal dingin, jutek dan tenang tiba-tiba berubah menjadi sosok yang berbeda. Wajah Aleanom banyak terdapat luka. Sudut bibirnya terluka. Kancing seragamnya copot dua dan rambutnya berantakan. Aleanom yang dingin terlihat seperti badboy.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANERA : How To Make Her Stay Alive? (TAMAT)
Teen Fiction⚡WARNING : CERITA MENGANDUNG SELF INJURY . TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA. TIDAK DIHARAPKAN MENGIKUTI ADEGAN BERBAHAYA DI DALAM CERITA⚡ *Mulai 9 September 2020 *Selesai 11 maret 2021 Rank 1 in #depresi tgl 27/11-2020 Rank 5 in #school tgl 13/11-2020 Di...