Sebelum kalian baca Chapter kali ini aku cuman mau mengingatkan di Chapter ini mengandung unsur 17+
WARNING ⚠️⚠️
Tapi yang masih aman² aja sih!!
Jadi yang ga suka konten berbau 17+ bisa skip aja.
Karena jujur Nana juga nulisnya aja gelayyy banget. 🤧😑
AWAS YA KALIAN KALO PADA RAME DI SINI APA LAGI YANG DI BAWAH UMUR!! 🚫🚫
Kalau yang umur 17+ yaudah sie Trobos aja!! 🌚🤪
_________________________________________Song Recomentdation
Solji - One person
Cusss ... ke sportify dan Joox wajib ain
buat denger ni lagu sekarang juga!!________________________________________Aku yang merasakan tetesan hujan mulai turun menyerang ragaku, akhirnya bangkit dari dudukku, kemudian berteriak.
"Kenapa?! Kenapa aku harus di lahirkan menjadi putrinya!!" pekikku yang berteriak di tengah hujan.
"Aku hanya membuat satu kesalahan, tapi kenapa kebenciannya begitu sangat mendalam," keluhku pada awan mendung sore itu.
"Jika aku memang tidak di inginkan, lalu mengapa kau biarkan aku hidup dengan cara seperti ini." Tangisku racau.
"Setiap saat aku selalu berpikir bahwa kasih sayangmu sama untukku juga untuk kakak, tapi kenyataan ini benar-benar menampar wajahku."
"Kenyataan bahwa, kau tak menginginkan putri kecil ini menjadi putrimu."
Aku yang tertunduk karena merasa telah letih, meneriakkan semua keluh kesahku pada hujan. Kemudian tercekat saat melihat seseorang berjalan ke arahku.
"Sekarang apa lagi!!" bentakku pada sosok tak berdosa di hadapanku.
"Jangan menangis," tukasnya.
"Kamu ga tau apa-apa, pergi kamu! Jangan ganggu aku!!" tegasku dengan suara yang tersengal-sengal.
"Aku mendengar semuanya, berhentilah menangis!" pintanya.
"KAMU GA TAU APA-APA, KAMU GA MENDENGAR APAPUN, KAMU GA NGERTI APA YANG AKU RASAIN, LEBIH BAIK KAMU PERGI SEKARANG!!" Usirku.
"Aku bilang berhenti menangis!! Atau haruskah aku memaksamu berhenti dengan caraku," ancamnya.
Ia kian mendekat dan menengadahkan tasnya tepat di kepalaku, lalu bersuara.
"Jangan seperti ini, atau kau akan sakit," tegasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rain Admirer, Connoisseurs. | Taeyong
Fanfiction[Menuntut untuk tamat] Ini kisahku dengan senja yang berjanji akan selalu ada. Juga hujan yang mencoba membaur dengan senja, namun kepekatan awan hitam melahap sang surya hingga senja pun lenyap dari pandangan. ❝Jika hadirmu telah menjadi candu, mak...