18. Hempas dan Lepas

412 210 390
                                    

Hai guys balik lagi sama Nana, semoga masih pada setia baca cerita Trac ya🤗
dan gak bosen² ngeramein,
Tiap part² dalam cerita Trac dengan koment kalian. 😘💚🐰

"Jalan-jalan ke pasar baru
Ke pasar baru di hari minggu
Walau ga ada yg nunggu, updetanku
Aku bakal tetep berbagi kisahku."

Langsung aja tengok nie cerita!!
_________________________________________

Langsung aja tengok nie cerita!!_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ulasan part lalu ...

Ia merasa benar-benar iba dan kasihan pada Taeyong pun merasa lebih beruntung ketimbang Taeyong.

-------▪︎♡▪︎-------

Kini Neun pun tak memikirkan hal yang macam-macam atas sikap Taeyong. Lalu, berbalik badan membalas pelukan Taeyong sambil menepuk pundak Taeyong perlahan.

"Kamu pasti sakit seperti ini karena hujan-hujanan tempo hari bersamaku kan? Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak hujan-hujanan, tubuhmu sangat kecil dan lemah," terang Neun.

"Apa kau mau tau seberapa kuat aku?" jelas Taeyong.

"Ahhh ... tidak itu tidak perlu!!" Neun pun melepas pelukannya dengan Taeyong, kemudian memalingkan wajahnya gelagapan.

"Sudahlah lupakan saja, aku tak punya tenaga untuk itu." Taeyong menghembuskan napas kasar.

"Maksud kamu apa?" tanya Neun polos.

"Sudah kukatakan, lupakan saja!! Bisakah kau melupakan kata-kataku sebelumnya, dan memberiku kata-kata yang menenangkan saja?" pinta Taeyong.

"No problem Taeyong, everything will be okay," ucap Neun lirih.

"Gak usah sok inggris Neun." Taeyong menyahuti sambil meraih pinggang kecil Neun mendekat lagi padanya, membuat Neun sedikit tersentak.

Taeyong pun makin menenggelamkan wajahnya diantara dada Neun. Namun, setelah beberapa saat tampak wajah Neun telah tertunduk.

"Gausah nyium rambut gue kek gitu Neun, gue belum keramas," ujar Taeyong mendapati tubuh mungil Neun melemas.

Sungguh Neun adalah gadis paling ceroboh yang pernah ada, bisa-bisanya dia tertidur lebih dulu dalam pelukan seorang lelaki seperti Taeyong.

Sesaat setelahnya mata Lee Taeyong pun meremang, ia mulai menyeka hidungnya menatap ke arah rok Neun yang terkena tetesan darah. Taeyong mimisan, rasa sakit di kepala muncul lagi sama seperti biasanya. Tetapi anehnya sakit di kepala Taeyong yang sering muncul di tengah malam kini lebih sering muncul di waktu yang tak menentu.

Taeyong pun menidurkan Neun di ranjangnya dan segera ke kamar mandi, berjalan lemah dengan sisi-sisa tenaga yang ia miliki.

The Rain Admirer, Connoisseurs. | TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang