[Menuntut untuk tamat]
Ini kisahku dengan senja yang berjanji akan selalu ada. Juga hujan yang mencoba membaur dengan senja, namun kepekatan awan hitam melahap sang surya hingga senja pun lenyap dari pandangan.
❝Jika hadirmu telah menjadi candu, mak...
Hai guys balik lagi ketemu Nana 🤗💚 Apa kabar kalian? Semoga baik ya ... sehat selalu, bahagia selalu, yang jomlo semoga ceffat dapet doi, yang di gantungin semoga cepet dia angkat wkwkwkw. Jan sampek kering kek ikan asin ga di kasih kepastian juga.🤣😂 _________________________________________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ulasan part lalu ....
Tetapi bersama Taeyong aku mulai berani menyuarakan, pedihku, tangisku serta duka jua laraku.
-------▪︎♡▪︎-------
Saat itu setelah saling menyatukan pandangan, aku pun tertunduk malu ketika Taeyong melemparkan senyuman yang nampak manis, dan sama sekali berbeda dengan senyum-senyum sebelumnya yang sinis, meledek dan menistakan.
Kini senyumnya nampak lebih tulus, dan mulai kusadari Taeyong memang tak sepenuhnya menyebalkan.
"Mau gue anterin balik nggak," tawar Taeyong.
"Tapi masih ujan, ntar aja deh kalau hujannya udah agak reda," sahutku.
Taeyong pun menengadahkan tangannya ke udara. Merasakan tetesan hujan yang sama sekali tak deras. Lalu, kembali berucap.
"Yuk ... pulang Neun." Taeyong yang tiba-tiba menarik tanganku.
"Eh ... jangan ntar loe sakit," sungutku kesal dengan sikap Taeyong yang ke kanak-kanakan.
"Iya tapi loe kan ga suka." Aku yang berjinjit di depan Taeyong, berusaha menutupi kepala Taeyong dengan kedua telapak tanganku yang kecil, agar deraian hujan tak menerpanya.
"Yaelah ... gapapa kalik." Taeyong sontak menepis tanganku. Lalu, melepas almamaternya memutarnya melewati punggungku, lalu menggunakan almamaternya sebagai payung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.