[Menuntut untuk tamat]
Ini kisahku dengan senja yang berjanji akan selalu ada. Juga hujan yang mencoba membaur dengan senja, namun kepekatan awan hitam melahap sang surya hingga senja pun lenyap dari pandangan.
❝Jika hadirmu telah menjadi candu, mak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ulasan part sebelumnya ....
Harusnya di saat seperti ini Neun meronta akan perlakuan Taeyong jika memang ia tak memiliki perasaan, tapi ia justru memejamkan matanya.
▪︎------->¤♡¤<-------▪︎
♧Song recoment♧
Nct dream - be there for you
▪︎------->¤♡¤<-------▪︎
Taeyong meraih pucuk kepala Neun mendekat, setelah membelai-belai lembut surai hitam gadisnya, Taeyong pun mengecupnya singkat lalu kembali mengeratkan pelukan, katakan saja jika kedua pasangan ini sangatlah munafik, karena terus menyangkal perasaan satu sama lain.
Neun tak berkutik barang sedetik pun tak jua berkata, hanya terus memejamkan matanya berharap detik waktu kan berdenting dengan sangat lambat. Neun tak sama sekali berpikir akan melewati malam dengan musuhnya semacam ini.
Ditemani semilir angin yang mulai menusuk pori-pori kulit mereka berdua, Neun yang enggan membalas pelukan Taeyong hanya tergulai pasrah dalam rengkuhan lelaki dingin yang berusaha menghangatkan hatinya sendiri setiap harinya.
Saat mata Taeyong mulai terpejam Neun justru mulai membuka matanya, merenggangkan pelukan mereka berdua menatap sayu wajah pucat lelaki dihadapannya, mata teduh Neun terus menelusuri tiap lekukan wajah Taeyong yang sempurna, namun tak sesempurna takdir hidupnya.
"Aku tau kamu hanya berusaha kuat dihadapan banyak orang, bukankah sangat menyakitkan menahan rasa sakit dan kesepianmu selama ini, tidakkah rindu akan kehangat keluarga sudah menumpuk dirongga dadamu yang siap membuncah kapan saja," ucap Neun lirih.
Hanya membayangkannya saja, Neun merasa sesak, bersentuhan dengan tubuh Taeyong yang dingin telah menggambarkan dengan jelas betapa dunia telah menghakiminya seorang diri, menghantam dan menghajarnya dengan kesepian.
Sesaat sebelum Neun hendak memejamkan matanya, guntur mulai bergemuruh di dinding luar rumah sakit.