[Menuntut untuk tamat]
Ini kisahku dengan senja yang berjanji akan selalu ada. Juga hujan yang mencoba membaur dengan senja, namun kepekatan awan hitam melahap sang surya hingga senja pun lenyap dari pandangan.
❝Jika hadirmu telah menjadi candu, mak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ulasan part sebelumnya ....
"𝘒urasa aku tau apa permintaanku, yang akan membuatmu berotasi mengelilingiku" batin Taeyong.
•---᪥❀᪥---•
Permintaan yang terbesit dipikiran Taeyong sudah terberkas dengan jelas. Kini pandangan mata Taeyong sudah menghunus tajam pada Neun.
Neun pun kuwalahan dan tak kuasa menerima eyes contact sedalam dan semenuntut itu dari sorot mata seorang Lee Taeyong. Tanpa diperintah Neun memundurkan wajahnya semakin dalam ke sandaran mobil sambil memejamkan matanya kuat-kuat.
Taeyong yang gemas dengan ekspresi monyong bibir Neun saat itu malah mengacak surai kecoklatan Neun lembut. "Apa yang ada dipikirmu sekarang?" tanya Taeyong memposisikan duduknya dengan nyaman.
Dengan sedikit ragu-ragu Neun membuka satu kelopak matanya dan yang lain masih menyipit melirik Taeyong yang telah menjauhkan wajahnya. "A-aku kelilipan." Neun mulai berdalih dan beralasan konyol atas sikapnya.
"Jadi dia bukan meminta ciuman sebagai imbalan," batin Neun.
"Kamu tidak sedang berpikir mau mencium paksa aku kan?" Taeyong menutup bibirnya seketika meledek Neun dengan ingatan ciuman di bawah hujan beberapa waktu lalu.
"Biar kuperjelas kamu yang mencium gadis secara paksa," sergah Neun menaikan nada bicaranya.
"Tapi bukannya gadis itu gak menolak justru terbuai," imbuh Taeyong yang membuat Neun kian kehabisan kata.
"Ih, pingin tah hihhhhh!." Neun meremat kedua tangan di hadapan wajah Taeyong gemas.
Lalu disela amarah Neun yang mulai berapi, Taeyong meraih jemari Neun menggengamnya membelai lembut punggung tangan Neun yang mungil tersebut.
Neun sempat menarik paksa tangannya yang digenggam oleh Taeyong, sebab tak tau kenapa saat bersentuhan dengan Taeyong hati Neun mendadak bergetar bak disengat listrik. Walau sempat menolak ia kembali melunak tatkala usapan lembut tangan Taeyong lebih mendominasi.
