Chapter 01 - Aku Menyukaimu

3K 257 39
                                    

Ia seorang Miya Atsumu yang mencintai adiknya. Lebih tepatnya kembaran mungkin? Dia tau batasnya. Dia tahu. Tapi perasaan ini nyata, dan ini menyakitkan bagi atsumu.

Dikelas 2, atsumu selalu memikirkan cara supaya bisa menyatakan cintanya pada Osamu. Ia mencoba untuk pertama kalinya, saat Ia menduduki kelas 3 SMA.

"Samu, aku menyukaimu", osamu hanya melihatnya. "Ya, aku juga", atsumu rasanya ingin mencabik cabik wajahnya sendiri. "Bukan... Maksudku aku menyukai-- mencintai mu, ji--", belum atsumu menyelesaikan kalimatnya osamu langsung beranjak dari kursinya. "Kamu tidak usah bercanda, ini tidak lucu. Lagipula kita ini saudara, ingatlah itu".

Osamu masih dalam keadaan menunduk sebelum beranjak pergi. "Aku menyukai or--", atsumu langsung berlari keluar kelas meninggalkan osamu. Osamu mengerti kenapa ia berlari,tidak seharusnya dia mengatakan itu pada atsumu.

"Ini menyakitkan kamu tahu?! Kamu pikir mencintai saudara sendiri tidak menyakitkan, rasanya aku seperti dirantai oleh diriku sendiri", gumam atsumu sambil mengunyah onigiri yang ia beli dikantin. "Aku tidak bisa berhenti mencintainya. Tapi... Aku harus pergi dari sini... Ini terlalu menyakitkan. Sangat...".

Orang tua atsumu mengetahui jika anak pertamanya itu menyukai saudara kembarnya sendiri. "Ah, ayah, ibu apa aku boleh bertanya?", "tentu, kenapa tidak?", jawab lembut sang ayah. , "yah... Mungkin kalian akan marah" sambil mengangkat bahunya pelan. "Katakan saja, atsumu, ada apa?", kata sang ibu. "Apa... Aku salah jika menyukai adikku sendiri... Ma-- maksudku lebih dari menyukai, lebih tepatnya mencintai. Mak- sudku. Apa kalian akan mengeluarkan aku dari rumah karna menyukainya?se- secara romantis" kalimat terakhirnya Ia pelankan tapi terdengar oleh kedua orang tuanya. Orangtuanya saling menatap dan menepuk kepala atsumu. "Tidak, kami tidak akan membuangmu. Kami mendukung apapun yang terjadi padamu. Ya, itu hal yang salah... Tapi aku tahu bagaimana mencintai seseorang jauh lebih awal darimu. Jadi selagi bisa, kejar dia jika memang tidak bisa, tak usah dipaksakan. Aku yakin kamu akan menemukan seseorang yang tepat untukmu", jawab ayahnya. Osamu mendengar pembicaraan Atsumu dan kedua orang tuanya. "Selalu saja bercanda, tch", gumam Osamu.

"Tidak usah dengarkan dia, ayah, ibu, dia hanya bercanda--", baru osamu ingin membalas pembicaraan mereka. Atsumu langsung pergi dari meja makan dan langsung mengunci kamar. "Apa kamu menyukainya??", tanya sang ibu. "Ya, hanya sebagai saudara bukan? Tidak lebih. Lagipula aku tahu dia hanya bercanda".

Semester terakhir tahun ketiga SMA Inarizaki

Osamu berpikir sebentar untuk mengatakan hal ini, lalu ia mrncobanya. "Tsumu, aku tidak akan mengambil kul--", "terserah, lakukan saja sesukamu tidak usah mengatakannya padaku" atsumu langsung menjawabnya dengan ketus. Niat osamu memberitahukan hal ini kepadanya justru... Atsumu langsung keluar dari kelas. Osamu menatap heran, "apa dia masih marah karna hal itu?? Lagian kami saudara, itu hal tabu bukan?", gumamnya sambil melihat ke arah pintu kelasnya. Suna yang melihat dari kursi sebelah paham apa yang atsumu rasakan terhadap osamu. "Bodoh, dia akan pergi jauh sebentar lagi. Bahkan bisa saja dia melupakanmu karna aktifitasnya ini", gumam suna dengan cepat.

~
~
~

Keesokan harinya, osamu membawakan tiga onigiri. Ia ingin Atsumu dan Suna mencobanya. Ini memang bukan pertama kalinya Ia membuat onigiri, tapi Ia harap onigirinya disukai oleh orang yang dia kenal.
"Apa keputusanmu?", "aku akan ikut pelatihan muda. Mungkin dengan itu, aku menemu-- tidak semudah itu melupakan dia kamu tahu?! Ah sudahlah. Sampai kapanpun aku tidak pernah bisa menjadi miliknya. Entah dari sisi seorang saudara ataupun crush". Ya itulah pembicaraan singkat antara Atsumu dan Suna. Tidak lama kemudian, Osamu datang menghampiri mereka berdua sambil membawa bento. "Kalian, harus coba onigiriku!", ia menunjukan bentonya kepada Atsumu dan Suna dan hanya ada dua onigiri. "Aku tak ingin memakannya. Kamu saja, sampai jumpa", Atsumu meninggalkan suna dan osamu. Osamu bingung kenapa sikapnya begitu. "Bodoh" batin suna mengatakannya sambil melihat kearah Osamu.

~
~
~

"Setidaknya hargai sedikit perasaanya. Sebelum ia berubah atau bahkan mencintai orang lain, aku merasakan kok kamu mencintainya. Tapi kamu mer--", "aku tidak akan mencintai saudara aku sendiri ibu. Kau tahu bukan dia selalu bercanda. Bisa saja dia bercanda. Bercandanya memang kelebihan", ayah mereka merasa kesal dengan penjelasan osamu. Dengan tidak sengaja, Ayahnya menampar osamu. "KAU, TIDAK MERASAKAN BAGAIMANA SAKIT SAN BERATNYA MENCINTAI SAUDARA SENDIRI. JIKA KAMU TIDAK MAU MEMBALASNYA SETIDAKNYA HARGAI, DAN BERLAKULAH SEOLA-- AKU TIDAK AKAN MENOLONGMU JIKA DIA BERUBAH DARIMU. KARN--" teriakan sang ayah terhenti. Sang ibu memeluk pelan Osamu yang masih terkejut atas tamparannya. Atsumu melihat kejadian itu dari lantai dua. "Aku tidak akan pernah mencintainya kembali jika lebih dari saudara. Dan satu dia tidak akan berubah dia--", Atsumu datang ke keributan kecil itu, mengambil makan siangnya. "Tidak usah dimasalahkan ayah, biarkan saja. Aku sedang tidak ingin mendengar kebisingan. Aku akan makan dikamar saja". Atsumu megambil makan malamnya. Dan langsung kembali ke kamarnya. Ayahnya pun langsung menghabiskan makanan dan meninggalkan Osamu dimeja makan dengan sang ibu. "Pikirkan sekali lagi sebelum menyesal. Aku mengerti perasaanmu". Sang ibu pun meninggalkan osamu di meja makan. "Tch, perasaannya membuatnya aku seperti ini dengan ayah".

Hari terus berjalan sudah seminggu sejak hari itu. Atsumu masih mengabaikan dia, dia selalu membawakan onigiri lebih, untuk Atsumu Tapi setiap dibawa hanya tersisa satu. "Ah onigiriku hilang lagi", Atsumu hanya melirik Osamu dan bergumam cepat, "ya hilang, kan aku yang makan saat pagi".

~
~
~

Tak terasa, tahun ketiga sangat cepat. Akhirnya kelulusan angkatan Atsumu. Mereka bersenda gurau, menangis bahagia. Akhirnya mereka lulus dan melanjutkan kuliah. Atsumu meyakinkan diri, untuk mengatakannya lagi. Mungkin ini adalah terakhir kalinya.

"Samu, aku mencintaimu. Jadilah pacarku. Tidak usah menjawab sekarang tidak apa. Atau kamu menolakmu itu sudah wajar" atsumu mengatakannya lagi. Osamu masih jengah dengan hal itu. Dia hanya menjawab dengan dehaman. Sakit. Itu yang dirasakan atsumu saat ini.

Ia, langsung pergi dari keramaian. Acara utama sudah selesai, jadi Ia memutuskan pulang. Ia mulai merapihkan barangnya untuk memulai latihan timnas voli muda.

Atsumu mengambil cincin yang dia beli 3 hari yang lalu. Ia sengaja membelinya untuk osamu. "Aku akan menaruh ini dinakasmu. Jika aku berpacaran dengan yang lainpun, hatiku hanya untuk kamu Samu. Aku akan sangat jarang pulang kerumah".

Atsumu langsung membawa tasnya keluar. Bersiap untuk diantar sang ayah ke asrama pelatihannya. Osamu baru saja pulang, "mau kemana?", "asrama pelatihan timnas voli muda", "kamu tidak bilang kepadaku?", atsumu hanya menggelaleng. "Oh iya, yang tadi aku ucapkan disekolah... Lupakan saja, tidak usah menjawabnya".

"Aku beragkat ya ibu", "iya hati hati Atsumu". Osamu masih berdiam. Ia masih mencerna semuanya. Atsumu tidak mengatakan apapun kepadanya. "Kenapa... Tidak memberitahuku? Apa karna itu... Perasaan apa ini?". Gumamnya dalam hati

~
~
~

To be continued...
Voment sukarela aja!

Its Hurt but Its End Well | A̾t̾s̾u̾O̾s̾a̾ F̾a̾n̾f̾i̾c̾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang