Chapter 10 - Kecelakaan | 1

882 90 6
                                    

Oke di vote kemarin ternyata cuma satu orang saranin up hari kamis... Jadi baiklah jadwal up dihari senin, rabu dan kamis. Jamnya tidak bisa ditentukan.

Sekarang aku mo vote, kira kira mending up 2-3 chapter perjadwal publish

Atau satu satu, dari hari senin-kamis full gua up terus?

Silahakan pilih yaw... Butuh jawaban ok

Nanti hasil voteny gua kasi tau pas up dihari kamis...

Baiklah... Enjoy!

•••••

M

ereka setia menunggu dirumah sakit itu. Menunggu kabar terbaru tentang teman teman mereka. Karna beberapa dari mereka sudah tidak memiliki keluarga atau orang tua lagi.

Oikawa masih juga masih setia melihat ponselnya sambil sesekali melihat ke TV rumah sakit yang bertuliskan nama korban yang ditemukan beserta status keadaannya saat ini juga.

"Aku akan keruangan Kiyoomi dulu, orangtuanya sudah datang... Oikawa, Kiyoomi biar aku yang menjaganya, kamu menjaga Ushijima dan Iwaizumi saja jika sudah ditemukan..." ujar Komori dan meninggalkan ruang tunggu itu karna mendapat pesan dari orangtua Sakusa.

"Keluarga atau kenalan atas nama Kageyama, dan Hinata" panggilan salah dokter dari ruangan ICU. Suga dan Daichi menepuk pundak Oikawa, "aku duluan..", Oikawa hanya mengangguk dan melirik layar TV itu lagi.

"Sepertinya aku akan keruangan Kuroo dan Kenma dulu... Mereka sudah bisa dipindahkan keruangan biasa" ujar Yaku

Dan terakhir Kita juga izin kepada Oikawa, "hm, sepertinya aku juga harus melihat kondisi Atsumu dan Osamu jadi maaf aku meninggalkanmu disini tidak masalah?" Oikawa menggeleng pelan, "tidak apa apa kok", "baiklah... Tunggu saja... aku yakin mereka selamat walaupun dalam keadaan terparah sekalipun" ujar Kita. Oikawa mengangguk pelan.

••••

Oikawa semakin gelisah. Pikirannya pun semakin buruk. Sudah ke 25 kali Ia melihat layar itu. Dan tidak menemukan nama kedua orang yang Ia sayangi iitu

"Ayolah... Temukan mereka... Hiks" gumam Oikawa pelan sambil terus membaca berita dari ponselnya.

Sampai akhirnya yang Ia tunggu akhirnya datang. "Ada kartu nama mereka","siapa nama mmereka?","Ushijima dan Iwaizumi. Cepat tulis dilayar mungkin pihak keluarga atau orang terdekatnya ada disini".

Jika diingat ingat, ini sudah hari kelima pencarian korban jatuhnya pesawat. Dan akhirnya mereka ditemukan. Oikawa langung berlari ketempat informasi. "Saya.. Saya orang terdekat Ushijima dan Iwaizumi!" ucap Oikawa. Orang informasi itu membawa Oikawa keruangan biasa. Karna ICU ataupun NICCU sudah penuh.

Ia membuka pintu ruangan itu perlahan. Rasanya Ia ingin pingsan saat itu juga. Ia mmelihat mantan kekasihnya saling berpegangan tangan saat diujung kematian mereka. Melindungi satu sama lain.

"Apa kamu keluarganya?" tanya dokter

"Bukan... mereka ada masalah dengan orangtua mereka... Saya mantan kekasih mereka..." jelas Oikawa

"Baiklah... Jadi mereka ditemukan tepat disebelah salah satu pecahan badan pesawat. Tubuh mereka tertindih pecahan pesawat... Lebih tepatnya kaki mereka. Jadi sepertinya kaki mereka akan diamputasi karna mereka ditemukan setelah lima hari lamanya. Jika sejak hari pertama pencarian ditemukan mungkin masih bisa diselamatkan kakinya. Tapi ini sudah lima hari dan kaki mereka sudah membusuk. Bagaimana?" jelas dokter itu

Oikawa menutup mulutnya. Ia tidak percaya. "Tapi dia tidak apa apa kan dok?!" tanya Oikawa lagi.

Dokter itu menggeleng, "luka seriusnya hanya dibagian kaki... Untuk kondisi. Mereka hanya kelaparan dan tidak dalam kondisi koma... Tangan mereka masih kaku.. Jadi belum bisa melepaskan genggaman mereka, san keduanya harus dijahit dibeberapa bagian luka..." Oikawa mengangguk paham dan menandatangani surat persetujuan operasi amputasi kaki kedua mantan kekasihnya itu beserta jahit luka.

Ia mengusap pelan wajah keduanya yang sebenernya sadar itu. "Seharusnya kalian tidak usah pulang hari itu..." ucap Oikawa sambil terisak kecil. Ushijima dan Iwaizumi yang tidak ada tenaga untuk menjawab Oikawa hanya diam dan mendengarkan. "Dari awal aku ada firasat tidak enak... Tapi aku percaya tidak akan terjadi apa apa... Tapi saat aku sedang sarapan pagi itu. Aku melihat berita itu dan langsung kesini... Dan... Sepertinya aku akan berhenti bermain voli. Karna menurutku kalian juga pasti berhenti dari voli karna kaki kalian harus diamputasi. Tidak ada lawan yang cocok untuk ku jadikan rival selain kalian semua. Dan aku akan fokus menjaga kalian berdua saja..." gumam Oikawa.

Iwaizumi dengan sekuat tenaga berusaha meraih pipi Oikawa. Dan dpat!. "Ja--ngan sedih... Ka--mu tidak perlu ber-- henti bermain voli. Aku dan Waka--toshi bisa menjaga diri kita" ucap Iwaizumi bersusah payah. Oikawa terbengong baru menyadari mereka dalam kondisi sadar. Oikawa menggeleng dengan kuat. "Tidak... Aku tidak mau! Aku tetap akan keluar dari dunia pervolian!"

•••••

Sementara dibilik Osamu. Kita memandang mereka miris. Karna Atsumu harus koma karna melindungi Osamu saat terjatuh dari ketinggian entah berapa jauhnya itu. Osamu sudah sadarkan diri. Dia mendapatkan luka serius dibagian tangan kiri dan perut tapi tidaklah parah. Sementara Atsumu mengalami luka parah dibagian belakang kepala karna menahan tubuh Osamu saat terjatuh. Kedua tangannya juga lecet tpi terlihat seperti luka yang besar.

Osamu menyesuaikan cahaya ruangan. Dan melihat Kita. "Uhh... aku selamat?? Dimana Tsumu?" tanya Osamu.

"Dia selamat... Dia melindungimu... Jadi karna itu kamu bisa diruangan ini" jelas Kita, "huh, lalu mana dia??" tanya Osamu lagi sambil dibantu duduk.

"Dia ada di ICU. Dia mendapatkan luka serius dibagian belakang kepalanya. Saat Tim penyelamatan menemukan kalian. Posisi atsumu berada dibawah dan kamu menindih tubuhnya... Jadi kepalanya terbentur batu karang" jelas Kita. Osamu terdiam, dan menangis. "Seharusnya aku tidak usah datang..." gumam Osamu. "Aku sudah tahu alasan kamu datang kesana. Oikawa menjelaskannya. Tidak usah dipikirkan aku yakin dia akan segera sadar... Walau saat ini dinyatakan koma" jelas Kita lagi.

Osamu menyentuh kepalanya. Ada perban yang tertempel didahinya dan disikunya, serta dagu. "Ayah dan Ibu kemana?" tanya Osamu. Kita menunduk, "maaf lebih dari satu minggu yang lalu. Mereka kecelakaan saat menuju Hokkaido... jadi mereka sudah meninggal" jelas Kita. Osamu menunduk. "Atsunu koma lalu ayah dan Ibu pergi..." ulang Osamu.

Kita hanya bisa berdoa dalam hati agar Atsumu segera sadar dari komanya. Dan berdoa agar Osamu sabar juga menrima atas semua yang terjadi

•••••
H

mm, sepertinya bakal makin menarique:v

Fanfic ini bakal banyak chapternya ... I guess... Karna, ya gitu 😝

Dan kl menurut kalian ga masuk akal yauda... Tapi, orang yang kecelakaan banyak yg dijahit sebanyak itu...

Hmm, ad yg nanya dpt hidayah drmn bikin pesawat kecelakaan tapi penumpangnya selamat. Gatau lupa intinya dari youtube, waktu itu lewat diberanda. Di cerita dia, cuma dia yang selamat dan dia sendiri juga kelaparan+mulai lupa ingatan.

Tapi, gua sayang reader dan gua ga tega ngebunuh mereka... Jadi, daripada dikeroyok dan gua nangid 7 hari 7 malem gegara semuanya gua buat meninggoy. Mending ku biarkan sasha

Janlup voment! Tau sukarela aj kan? Yauda...:v

Its Hurt but Its End Well | A̾t̾s̾u̾O̾s̾a̾ F̾a̾n̾f̾i̾c̾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang