Chapter 14 - Menyelesaikan Masalah

605 79 4
                                    

Anjir ga sengaja ke tap 🙃

Gpp itung itung bonus-

•••••

Setengah jam kemudian, Suna beserta orang tuanya sampai ditempat mereka janjian.

Kedua orang tuanya memberi salam kepada Osamu.

"Jadi kamu menemukan Ryoma dan Hikaru dimana?" tanya Suna

"Dipojokan yang sepi distasiun Tokyo" jawab Osamu.

"Ya, dia izin kesana sih tadi pagi" ucap sang Ibu.

"Aku sedang mencari adikku yang sudah lama berpisah dan saat sampai distasiun itu aku mendengar suara Asano meneriaki nama Tsumu. Aku mendekatinya dan sudah melihat salah satu adikku dalam keadaannya berdarah dibagian wajah dan tangan" jelas Osamu

"Dia akhir akhir ini memang suka dipanggil oleh kepala sekolah sih. Tapi aku tak tau apa alasannya" ucap sang ayah.

Entah keberuntungan atau apa. Adiknya Osamu datang menyusul sang kakak untuk melihat Atsumu, sementara Asano tetap dirumah membantu Oikawa.

Kedua orang tua Suna dapat melihat dengan jelas perban perban yang tertempel dsisekitar Osana.

Saat Osana sedang berjalan menuju Osamu. Osana dikagetkan dengan kehadiran Ryoma dan Hikaru yang ingin memalakinya karna mereka tak sengaja melihat Osana berjalan tadi.

'Jadi aku tak perlu susah payah menjelaskannya bukan?'

Keluarga Suna bisa melihat dan mendengarnya dengan jelas.

"Eh, kukira kau akan mati setelah kupukul dengan tongkat bisbol" -Hikaru

"Lalu ku tampar lagi supaya semakin berdarah dan segera mati" -ryoma

"Ternyata tidak mudah ya ..." hikaru

"Baiklah... Karna kau belum mati kau masih harus memberikan uang sebanyak 4000 yen pada kami, atau kau menetap digudang sekolah saat pelajaran berlangsung?!" ujar keduanya penuh penekanan.

Osana hanya dapat menurut. Ia mengeluarkan dompet kecilnya.

Ayah Hikaru dan Ryoma langsung berjalan menuju Osana dan menahan Osana agar tidak memberi uangnya.

"Simpan saja uangmu. Dan kalian berdua... Aku tak mengira kalian seperti ini... Duduk disana bersama kakakmu" perintah sang Ayah dari Suna dihiasi penekanan.

Ryoma dan Hikaru terkejut atas kehadiran ayahnya yang tiba tiba berada disitu. Mereka bersusah payah mengikuti Osana dan ingin memalakinya justru aksinya tertangkap oleh keluarganya.

"Tapi Ayah--" mohon Ryoma

"Tidak ada penolakan. Duduk disana."

Ryoma maupun Hikaru tak mau menolak. Akhirnya mereka menurut apa kata ayahnya.

"Kita akan mati Ryo chan!"

"Hm, sebagian besar untuk melukainya kan idemu. Ideku hanya memalakinya saja..."

Setelah duduk bersama, Hikaru dan Ryoma hanya bisa menunduk. Tak berani mengucapkan sepatah kata.

Suna hanya meliriknya, "sudah tahu ayah dan Ibu adalah polisi dalam peran  penting, kau malah enak enakan menyakiti orang" ujar Suna jengah dengan kelakuan adiknya.

Ryoma dan Hikaru tetap terdiam.

"Kenapa kalian seperti itu? Kalian tahukan apa hukumannya? Keluargaku harus keras kalau dihukum, kau tahu... Dan kalau yang menangkap basah teman temanku sudah pasti kau dibawa kepenjara atas tuduhan pembullyan dan kekerasan" ujar Ayahnya. Ayah Suna adalah polisi negara. Jadi kehidupan Suna benar benar dididik keras oleh Ayahnya.

Its Hurt but Its End Well | A̾t̾s̾u̾O̾s̾a̾ F̾a̾n̾f̾i̾c̾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang