Yang pake kacamata itu Asano, sementara yang ga pake kacamata itu Osana. Sebenernya mereka ga pake kacamata. Biar bisa liat pict mereka gimana.
Liat dimana fotonya? Liat aja disampul chapter ini... masih tanya dimana? Tu diatas trmks:v
Btw ad sum info dibawah, baca ya kalo dah selesai baca chapter ini
Oke enjoy!
••••
"Kau jahat!!! Kalau aku bertemu Tsumu Nii, kau pasti kena pukul olehnya!" teriak gadis bernama Asano itu, dihiasi dengan tangisan.
Osamu berlari secepat yang Ia bisa menuju sumber suara tersebut.
Pemandangan pertama yang Ia lihat adalah. Adiknya yang telah lama berpisah dengannya dan sedang dicari olehnya itu.
Osana namanya. Berada dirangkulan Asano dengan berlumuran darah.
Terlihat Asano yang marah pada sekolompok perempuan itu.
"Huh, mereka tidak akan ada disini. Karna kau saja sudah lama berpisah dengan mereka. Dari dulu kalian memang lemah! Jadi mudah saja kami jahati dan kami bully" ujar salah satu perempian.
Osamu masih diam dan menjaga jarak sekitar 200 m dari kedua adiknya. Lalu tidak lama kemudian, sekelompok laki laki datang menghampiri kedua adiknya.
"Ah dia berdarah ya? Baguslah... Aku senang melihatnya begini. Kenapa tidak dijatuhkan didepan kereta saja supaya hancur?" ucap laki laki itu
Salah satu perempuan menggeleng, "kalau beneran mati yang ada aku dipenjara bodoh!" jawab perempuan itu
"Biasanya Suna Hikaru ada ide yang lebih indah lagi untuk mencelakakan mereka" kata laki laki yang berada dibelakang tubuh adiknya.
Anak yang bermarga seperti Suna itu sedang dengan ekspresi berpikir.
"Hm, tidak deh.. Kalo Nii san tau aku melukai dua perempuan ini lebih parah lagi dan mengadukannya pada Miya san. Yang ada aku dimasukan kepenjara oleh Ayah bahkan Ibu" ucap anak bernama Hikaru itu.
"Ah, kakakmu kan tidak ada..."
"Hm baiklah"
Osamu benar benar terkejut. Adik Suna melukai adiknya hingga separah ini. Osamu masih menahan emosinya dan melihat perlakuan lelaki bernama Hikaru itu.
Hikaru menendang wajah Osana yang sudah berlumuran darah. Asano hanya bisa meraung kencang dan tak bisa melawan karna rambutnya ditarik salah satu perempuan.
"AKU AKAN PANGGIL TSUMU NII DAN SAMU NII SEKARANG JUGA! DAN MEMBERI TAHU BAHWA KAU SUDAH MENYAKITI AKU DAN OSANA SEJAK KAMI SMP" Ucap keras Asano
Hikaru menarik dagu Osana. "Kau terpisah lama dengan kakakmu bahkan kamu saja tidak mengenali kakakmu karna dia tidak pernah melihatmu lagi. Dan asal kau tahu... Ku rasa Samu Nii dan Tsumu Nii mu sudah berada di alam sana. Karna apa? Pesawat yang mereka tumpangi satu bulan yang lalu, jatuh" ujar Hikaru dengan nada penekanan.
Asano semakin menahan tangisnya. "ti-- tidak", "jadi tak usah berharap banyak" ujar Hikaru lagi, "kau tidak akan selamat!" lanjut perempuan yang menjambak rambut adiknya.
"Ryoma, ambil paksa saja uangnya!" Perintah anak bernama Hikaru itu.
"Cih, perempuan tengik ini tetap menahannya, Hikaru!" kesal Ryoma
"Beri--" ucapan keduanya terpotong
"Aku tak ada uang lagi! Aku belum menemukan mereka! Ini uang untuk keseharianku!" ujar Asano
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt but Its End Well | A̾t̾s̾u̾O̾s̾a̾ F̾a̾n̾f̾i̾c̾
RomanceHIATUS | Slow Update 🔵 angst/fluff AtsuOsa fanfic 🔵 "apakah wajar jika aku menyukai saudara kanudngku, bahkan dia adalah kembaranku? apa kau pikir ini tidak menyakitkan?!" - Atsumu Miya "kau... pergi kemana Tsumu? aku minta maaf... tolong kembali...