Maap telat publish...
Tugas gua numpuk ternyata (TㅅT)ค
Blom lagi uprak TДT
Btw enjoy! ≧◔◡◔≦
•••••
Kini mereka berdiri didepan ruang ICU. Osamu masih berusaha mencari nafas. Dan Asano sedang menenangkannya.
Osana yang terlihat lebih tenang tapi sebenarnya dia sangat khawatir, Ia hanya menunggu hingga seseorang keluar dari ruangan itu.
Tidak lama kemudian beberapa dokter masuk keruang ICU itu juga. Waktu terus berjalan hingga beberapa menit berlalu.
Setelah kurang lebih 25 menit menunggu, satu dokter yang berugas memeriksa Atsumu keluar dari ruang ICU itu.
"Ba-- bagaimana kondisinya?" tanya Osana
"Keadaannya sudah kembali normal. Tadi detak jantungnya sempat melemah saat kejang... Tapi sekarang sudah lebih baik" Kata sang dokter
"Apa yang terjadi dengan kakak saya? Kenapa dia bisa kejang?" tanya Osana lagi.
"Menurut perkiraanku tadi saat kamu menjelaskan ciri ciri itu. Ku rasa itu adalah gejala TBI" ujar sang dokter
"A-apa itu TBI?" tanya Asano
"TBI adalah Trauma Brain Injury atau biasa disebut cedera kepala. TBI sendiri diakibatkan karena kecelakaan, terjatuh dari tempat tinggi atau terpleset. Dan beberapa faktor lainnya" jelas sang dokter
"Jadi, apa yang harus kita lakukan?" kata Osamu datar.
Dokter itu memberikan ekspresi sedih,"sayangnya. Cedera kepala ini terbagi menjadi tiga. Cedera kepala ringan, sedang, dan besar. Kalau cedera kepala ringan, perawatannya bisa sendiri dan hanya perlu diawasi saja perkembangannya. Tapi, pada kasus Atsumu... Dia terdiagnosis terkena cedera kepala sedang. Sesuai dengan gejalanya. Semua ciri ciri yang disebutkan Osana itu adalah salah satu dari gejala cedera kepala sedang" jelas sang dokter.
"Dan buruknya lagi, penyakit ini dapat membawa dia kembali koma, jika dia terkena yang cedera kepala besar. Penyakit ini bisa disembuhkan dengan cara mengikuti serangkaian terapi secara 6 sampai 8 bulan secara intensif. Dengan bantuan pengawasan kalian untuk pola makannya. Ia tetap harus berada disini selama beberapa hari kedepan... Baru diizinkan pulang" jelas Dokter itu lagi.
Semuanya hanya berdiam mendengar penjelasan sang dokter
"Dan saya tidak bisa janji jika suatu saat salah satu dari gejalanya kembali terjadi... Jika terjadi segeralah kesini, takut semakin membahayakan... Lalu, untuk rangkaian terapinya nanti saya jelaskan lagi, setelah saya persiapkan ya... Itu saja, yang dapat saya jelaskan... Saya permisi" dokter itu pun pergi diiringi dengan 2 dokter lainnya yang membantu menormalkan detak jantung Atsumu lagi.
Osamu terisak. Hal yang Ia takuti hanyalah saat Atsumu koma. Ia takut, jika Atsumu koma. Dia benar benar tak bangun lagi. Hanya itu.
Osana memandang kakaknya penuh rasa kasihan. Osana berjalan kearah Oikawa. "Tooru san, bantu aku tenangkan Samu Nii ya... Nanti aku akan mengurus Tsumu Nii selebihnya..." bisik Osana. Oikawa serta Ushijima dan Iwaizumi yang mendengar pun mengangguk.
Osana berlutut didepan Osamu.
"Samu Nii, pulang saja dulu. Nanti aku yang urus Tsumu Nii. Kamu perlu menenangkan dirimu dulu. Besok kesini lagi saja..." bujuk Osana.
Osamu menoleh, Ia terdiam sejenak dan mengangguk, "ba--baiklah... Kalau... Ada... Se--suatu... Beritahu a--aku ya..." tutur Osamu, Osana mengangguk. Osamu pun segera bangun dari duduknya dan meninggalkan tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt but Its End Well | A̾t̾s̾u̾O̾s̾a̾ F̾a̾n̾f̾i̾c̾
RomanceHIATUS | Slow Update 🔵 angst/fluff AtsuOsa fanfic 🔵 "apakah wajar jika aku menyukai saudara kanudngku, bahkan dia adalah kembaranku? apa kau pikir ini tidak menyakitkan?!" - Atsumu Miya "kau... pergi kemana Tsumu? aku minta maaf... tolong kembali...