22 - Pergi

427 64 17
                                    

Ohohoho, bener bener emosional kalian auto naik turun ԅ(≖‿≖ԅ)

Enjoy!

••••

Untuk pertama kalinya, Asano semarah ini. Ia menampar Osamu. Oikawa, Ushijima serta Iwaizumi tak bisa melakukan apapun karna ini permasalahan mereka.

Sesudah Osana menjelaskan kepergian Atsumu. Asano sangat sangat marah pada Osamu.

Osamu hanya menatap lurus setelah ditampar adiknya itu.

"KAU TAK TAHU BERTERIMA KASIH SEKALI! KALAU DIA TAK BENAR BENAR CINTA DENGANMU DIA TAK MUNGKIN AKAN MELINDUNGIMU SAAT KECELAKAAN PESAWAT ITU!" bentak Asano.

"Sementara kau... KAU MEMANFAATKAN LUPA INGATANNYA DENGAN BERKENCAN BERSAMA ORANG YANG PERNAH KAMU SUKAI DULU?! JAHAT SEKALI!" lanjut Asano.

Osamu bergumam kata maaf. Ia melakukan ritual gumamannya seperti hari itu.

"Tak usah menyebutkan kata maafmu... Dia sudah pergi... Ku rasa... Dia sekarang lebih memilih bersama Korai san dari pada dirimu yang brengsek..." lanjut Asano dan meninggalkan kakaknya itu.

Osana bergegas mengambil minum, dan memberikannya pada Osamu. Oikawa menghampirinya.

"Seharusnya kamu jangan seperti itu... Setidaknya, jika kamu belum benar benar mencintainya... Cobalah belajar mencintainya dulu..." ujar Oikawa.

Oikawa menepuk bahu Osamu, "aku bilang begini karna aku pernah merasakan bagaimana rasanya aku memutuskan mereka secara sepihak... Ya, masalahku dengan iwa chan maupun ushi chan bukan karna kembali dengan orang lama... Masalahku dengannya adalah sebuah kesalahpahaman saja..." lanjut Oikawa.

Osamu kembali tersadar dari lamunannya. "Apa... Saat dia kembali... Dia akan menjadi milikku lagi... Kalau, aku benar benar hanya mencintainya?" tanya Osamu. Keempat orang itu mengangguk, seraya menyemangati Osamu.

Osamu menyunggingkan senyum kecutnya, "memang dirimu selalu brengsek".

••••

Pagi telah datang. Sang fajar menjemput dirinya melewati jendela kamar.

Setelah Ia selesai bermasalah dengan Osana. Kini, Osamu bermasalah dengan Asano perihal ini.

Sejak Atsumu pergi. Osamu menjadi anak pendiam. Ia lebih memilih dikamar setelah bekerja.

Hanya duduk dipinggir kasur sambil melihat luar.

Sesekali Ia melihat cincin yang Ia lepas beserta foto mereka saat hari pertama kencan.

Lalu terlintas lah kejadian kejadian yang membuat perutnya dipenuhi kupu kupu. Tapi sekarang tak bisa dia rasakan lagi.

Kadang, Osamu merasa semakin cemburu melihat kebersamaan Oikawa bersama kedua mantannya. Semakin lama mereka semakin dekat. Bahkan, Osamu berfikir mereka akan menjadi satu dalam sebuah hubungan.

Suna sering menelponnya tapi tak pernah Ia angkat.

Untuk saat ini dia mencoba melakukan apa yang Osana katakan. Tapi Ia benar benar takut. Ketika Atsumu kembali, justru Ia akan mendapat kabar bahwa Atsumi bersama dengan Korai sebagai seorang pasangan.

••••

Disisi Atsumu. Ia sedang mengantri untuk melakukan terapinya ditemani Korai.

Korai sedikit khawatir dengan kondisi Osamu di jepang. Korai sangat ingin memberitahu keadaan Atsumu dan alasannya kenapa dia pergi begitu saja. Tapi dia harus menepati janjinya agar tidak memberitahu mereka.

Ia memandang wajah Atsumu sedih. Terlihat ekspresi tak menerima keadaan itu terpatri indah pada wajah Atsumu.

"Tsumu? Ada apa?" tanya Korai. Atsumu hanya menggeleng pelan, "apa kamu masih tidak bisa menerima bahwa kamu pergi begitu saja?" Atsumu menjawab dengan jawaban yang sama. Korai menghela nafasnya dan menyenderkan tubuhnya dikursi tunggu itu.

Atsumu mulai berbicara setelah beberapa.menit terdiam. "Aku... Hanya takut saat kembali kesana... Dia menikah dengan Suna" tutur Atsumu, "kalau begitu jadikan saja aku pelampiasanmu" jawab Korai. Atsumu langsung menoleh, "kau gila? Jahat sekali aku seperti itu..." ujar Atsumu. Korai menggeleng pelan, "ya... Tidak apa apa... Memang dasarnya aku selalu dijadikan pelampiasan mantan kekasihku..." jelas Korai. Atsumu merasa kasihan. Ia berpikir bahwa akan mengencani dan menjadikannya pacar. Tapi, mereka saja baru sebentar bisa sedekat ini. Apa alasan yang tepat agar dia bisa memiliki Korai walau hanya sebentar saja.

Seraya memberikan rasa cinta dan kasih sayang yang belum pernah Korai rasakan dan sambil melupakan pemikiran buruk tentang hubungan Osamu dan Suna. Ini terlihat seperti menjadikannya pelampiasan. Tapi, Ia berusaha agar tak menjadikan Korai sebagai pelampiasan perasaannya.

Atsumu meraih tubuh mungil itu kepelukannua. "Kalau aku jadi mereka... Aku tak akan sejahat itu..." tutur Atsumu. Korai masih terdiam, "apa kamu mau jadi kekasihku? Ya aku tahu ini terlalu cepat. Bahkan bisa saja saat aku kembali kesana kita putus. Tapi setidaknya izinkan aku memberikan kasih sayang yang tak pernah kamu rasakan saat bersama mantan kekasihmu itu..." lanju Atsumu. Korai langsung membalas pelukan itu.

"Terima kasih... Terima kasih banyak..." Ucap Korai. Lali Atsumu mengecup pelan pucuk kepala Korai.

••••

Sementara di benua Asia. Osamu terbangun dengan keringat mengelilingi wajahnya.

Nafasnya pun benar benar tak teratur.

Ia bermimpi buruk menurutnya.

Ia bermimpi bahwa Atsumu benar benar meninggalkannya dan berkencan dengan Korai.

Osana yang merasa bahwa Osamu sedang duduk kemudian Ia pun bangun dan mendapati Osamu sedang mengatur nafas. Osana pun berlari pelan menuju dapur untuk mengambil segelas air putih.

Osana memberikan air itu dan diterima oleh Osamu. Osamu meneguknya dengan sangat cepat. Osana berusaha bertanya, "ada apa?", Osamu mengambil nafas panjang dan mulai menjawab, "aku bermimpi... Aku bermimpi Atsumu berpacaran dengan Korai saat disana... Dia benar benar meninggalkanku... Dan hanya menganggapku sebagai kembarannya..." jelas Osamu. Osana mendekat dan mendekap sang kakak yang sedang berada pada masa shocknya itu. Osana berusaha menenangkan Osamu. "Sshh... Itu hanya mimpi... Dia tidak akan begitu... Berpikirlah yang positif tentang mereka... Aku yakin Tsumu Nii pernah merasakan ini juga saat kamu bersama Suna san..." jawab Osana. Osamu mengangguk, "ya... Benar... Ini salahku, dan aku harus tetap berpikir positif tentang mereka" gumam Osamu meyakinkan dirinya. Osana tersenyum.

"Berisik sekali sih. Sesali aja terus... Lakukan lagi--" perkataan Asano terpotong oleh Osana yang menutup mmulutnya. "Jaga ucapanmu ya... Samu Nii sedang berusaha memperbaiki semuanya jangan membantunya berjalan kearah yang salah karna ini. Yang tidak terima bukan kamu saja... Tapi setidaknya jangan buat dia seolah semuanya berakhir!" ketus Osana. Asano mendecih dan kembali menarik selimut mmiliknya

Osamu yang melihat dan mendengarnya hanya menunduk. "Maaf..." gumamnya. "Maaf, aku membuat dia pergi" gumamnya lagi tetapi sangat pelan.

••••

Gimana emosionalnya aman? ᕕ(ᐛ)ᕗ

Oiya hm apa ya tadi asw... Oiya--- jadi book ini keknya bakal sampe chapter 40 bahkan 50? Idk... Soalnya nanti habis si Korai "***** **** ****" mau gua kasi masalah lagi:3

Voment buat yg bersedia (  ̄ー ̄)人(^▽^ )

Its Hurt but Its End Well | A̾t̾s̾u̾O̾s̾a̾ F̾a̾n̾f̾i̾c̾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang