Hari terus berganti. Osamu membangun toko onigiri dipinggir kota. Osamu setia melihat pertandingan Atsumu, tapi Atsumu selalu mengelak darinya. Osamu merasakan sakit didadanya saat Osamu memanggilnya justru, Ia bermesraan dengan Sakusa.
"Apa apaan ini?", dengan spontan Osamu menarik atsumu. "Ada apa?", tanya atsumu ketus. "Jangan dekat dekat dengannya!", Atsumu menaikkan alisnya, "hah? Kenapa? Apa ada masalah?", osamu menunduk. "Aku cemb--", kalimatnya belum diselesaikan ia melihat kaki atsumu berbalik, ia melihat kepunggung atsumu yang berjalan pergi meninggalkannya. "Jadi, selama bertahun tahun, baru sekarang kamu merasakannya? Sepertinya terlambat. Aku menyukai Sakusa, aku sudah membuang perasaan itu sesuai keinginanmu". Atsumu meninggalkan Osamu yang masih berdiri. Dadanya sakit untuk menerima jawaban Atsumu tadi. Ia memutuskan kembali ke toko onigirinya, sebelum kembali ke rumah.
"Ibu, apa Tsumu sudah tidak menyukai aku lagi?", ucap Osamu sedih diruang tv. "Ada apa, sayang??", tanya ibunya dengan nada lembut, "Tsumu menghindariku. Dia menyukai or--", kalimatnya terpotong oleh sang ayah yang baru keluar dari kamar mandi. "Selama ini kemana saja? Ia berusaha membuang perasaan seperti yang kamu ingin ya sudah... Terimalah kenyataan itu". Osamu langsung menunduk. Dan pamit untuk pergi ke kamar. Ia melewati kamar Atsumu. Ia masuk kekamar Atsumu, menjelajahi setiap detil dikamarnya. Kamar itu masih memiliki aroma Atsumu menurutnya. "Tsumu, aku cemburu melihatmu dengan sakusa, aku tidak bilang kalo aku mencintaimu kembali. Tapi kali ini aku mencoba menghargai perasaanmu seperti yang ayah bilang. Tapi nyatanya... Ah dadaku sesak Tsumu", ia mengambil bantal dikamar Atsumu dan dibawa ke kamarnya. Ia membuka nakasnya untuk mencari sesuatu, tapi justru Ia menemukan sebuah kotak
"Kotak apa ini?? Aku tidak pernah menyimpannya", ia membalikkan kotak itu dan tertulis dibelakangnya. "From, tsumu". Ia langsung membukanya. Kotak itu berisikan cincin dengan sebuah ukiran bertuliskan "Kami tidak butuh kenangan". Osamu bingung dengan potongan tulisan itu. "Tsumu, apa kamu benar benar meninggalkan aku?"
~
~
~Sementara di gym pelatihan voli muda. "Kenapa kamu tidak bilang lagi saja kepada Atsumu san?", tanya Kageyama. "Dia tidak akan menjawabnya juga" jawabnya kesal. "Tapi dia merasa cemburukan sekarang melihat kamu dengan Sakusa?" Tanya Kageyama lagi. Atsumu hanya mengangguk.
"Baiklah kita akan persiapan untuk pertandingan nasional, silahkan tanda tangan jika menyetujuinya". Semua menandatangi kontrak yang diberikan oleh Kuroo itu. Sebelum pergi ke Itali untuk pertandingan nasional. Ia memutuskan pulang kerumah.
"Tadaima, ayah, ibu, Osamu". Ucapnya sambil membuka sepatu. "Okaeri Atsumu" jawab kedua orang tuanya bersamaan. "Dia tidak memanggilku dengan panggilan samu??". "Okaeri tsumu". "Aku ingin disini dulu hingga nanti aku berangkat" ucap atsumu. "Memang mau kemana?" basa basi osamu. Berharap hubungannya kembali membaik dengan atsumu. "Ya tanding lah, kamu pikir aku ingin berlibur apa?!". Niat osamu untuk berbasa basi dengan sang kakak malah menjawabnya dengan ketus. Atsumu melirik ke tangan osamu, "ah dia memakainya baguslah kalau begitu..." batin Atsumi mengatakan pada dirinya.
Dikamar
"Tsumu, sepertinya aku bisa menjawab--", "sudah kubilang lupakan saja, aku mencintaimu sebagai saudara saja", Osamu melihat wajah Atsumu. Dia seperti berbohong. "Terserah kamu saja", balas Osamu. Osamu mulai berpikir jika Sakusa dan Atsumu berkencan, Ia mencoba menanyakan hal itu kepada Atsumu. "uhm... Tsumu... Apa kamu pernah melakukan itu dengan Sakusa?" tanya osamu penaran. "Hah?? Aku tak paham Samuu", jawab Tsumu putus asa, 'ah akhirnya dia memanggilku Samu lagi', "melakukan... hal bersetubuh" ia mengurangi volune suaranya saat mengatakan kata terakhir. "Tidak" jawab Atsumu, "kenapa??" tanya Osamu lagi. "'tch, karna aku hanya ingin tubuhku dilihat olehmu seorang' tidak mau saja", Osamu melihat Atsumu curiga. "Pasti ada alasan lain buk-- hmpph hmph", mata Osamu membulat melihat Atsumu menciumnya. Atsumu sudah tidak mau mendengar pertanyaan kecemburuan adiknya itu. Lama kelamaan Osamu menikmati ciuman yang Atsumu berikan. Merasa keduanya mulai kekurangan udara, Atsumu menyudahi ciumannya. "Kenapa udahan?", tanya Osamu polos, "memang kamu mau lagi?", pipi osamu pun terlihat semburat merah muncul diwajahnya "mau leb--ih sih.. Ah lupakan, ciuman saja sudah cukup kok!", Atsumu mengerti maksudnya. Ia menyimpan curiga dengan ponsel milik Osamu. "Baiklah, mulai sekarang aku akan menciummu", ucap Atsumu sambil melihat ke ponselnya Osamu. "Benarkah?! Dengan senang hati aku menerimanya!! Ayo.. Sekarang kita tidur!", 'ada apa dengannya?? Kenapa dia semangat sekali?? Bahkan menduduki kasurku saja biasanya tidak mau, sekarang ingin tidur bersama. Ya tidak masalah, tapi... Sepertinya dia sedang terangsang mungkin?"
~
~
~Hey gais, sori baru up hehe. iya kan gua libur up dulu seminggu. Mau satu chap aja ato dua chap ni gua up hari ini?
Janlup tinggalin voment~! Sukarela aja babe~!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt but Its End Well | A̾t̾s̾u̾O̾s̾a̾ F̾a̾n̾f̾i̾c̾
RomanceHIATUS | Slow Update 🔵 angst/fluff AtsuOsa fanfic 🔵 "apakah wajar jika aku menyukai saudara kanudngku, bahkan dia adalah kembaranku? apa kau pikir ini tidak menyakitkan?!" - Atsumu Miya "kau... pergi kemana Tsumu? aku minta maaf... tolong kembali...