•25.Bulan gila•

12 8 0
                                    

25. Bulan gila

_-_-_-_

Bulan mondar mandir tidak jelas di kamarnya sendirian. Entah apa yang mau dia lakukan. Dia hanya sedang... mondar mandir.

Sejujurnya, dia sedang dalam mode galau. Tolong jangan tanya alasannya! Bulan juga tidak tau! Dia juga galau, kenapa dia bisa galau! Mungkin, karena fyp TikTok nya hari ini semua galau, makanya nular ke Bulan.

"WOI!"

Bulan terlonjak kaget. Pandangannya menuju ke jendela kamar. Benar saja. Langit sudah bertengger di jendela nya yang selalu lupa dikunci.

"Kaya nggak ada pintu anjir!"

"Gue udah gedor gedor udah salam juga lo aja nggak nyaut, malah mondar mandir gini!"

Bulan melirik Langit sinis. Dia membuka pintu kamar lalu keluar, diikuti Langit dibelakangnya. Mengejutkannya lagi, dia disuguhi pemandangan yang mencengangkan di ruang tamu rumahnya.

Mars menangis di sofa nya. Ditenangkan oleh Gana, Purnama, Lembayung, dan Alam. Tapi, tunggu...

KOK MARS NANGIS?!


Kayanya tadi yang galau Bulan deh, kok jadi Mars yang nangis?


"Ini kok pada galau sore sore?" tegur Bulan. "Mana nyemak lagi dirumah gue," lanjutnya.

"Diem dulu deh, Lan. Lo belom tau kan kemarin Mars ketemuan sama cewek Telegram itu. Nah, abis itu si cewek bilang muka Mars zonk! Pulang pulang langsung nangis nih anak sampe sekarang." Purnama membuka jajanannya sambil bercerita pada Bulan.

Bulan mencoba mencerna, sampai akhirnya dia mengangguk paham."Tapi, emang lo zonk banget sih," celetuk Bulan. Mars menoleh Bulan dengan tatapan tajam.

"Gue ganteng! Gue pinter! Gue tajir! Cuma dia yang nolak gue anjir!" Racau Mars sambil terisak isak.

"Sumpah gue bukannya sedih malah ngakak sial!" Gana memegang perutnya. Ingin tertawa, tapi dia juga kasihan melihat mata sembab Mars.

"Abang gentle kita nangis gaiiss!" tambah Lembayung. Isakan Mars semakin menjadi jadi.

Yang lain masih pada mengejek Mars. Sementara Bulan celingukan mencari Langit. Dimana anak itu? Kan tadi keluar bersamaan. Tapi kok dia hilang?

Bulan berjalan menuju dapur. Kan! Sudah ketebak. Apalagi kalau bukan mengubrak abrik lemari khusus makanan ringan Bulan.

"Hidup lo emang nggak modal banget gini ya?" tegur Bulan. Langit terlonjak kaget dan menoleh pada Bulan yang sedang mendelik kearahnya.

"Lo nggak denger? Tadi gue udah ijin," ujar Langit gugup.

"Kapan?"

"Tadi pas lo lagi ngomong sama Ama, gue ijin, trus lo ngangguk," jelas Langit.

"ITU GUE NGANGGUK KARENA PURNAMA ANJ—"

"Udah udah, jalan jalan aja yok!" Potong Langit. Dia tidak mau mendengar omelan Bulan. Dengan cepat dia mengambil dua bungkus cemilan lalu menarik tangan Bulan keluar rumah.

"Woi, tinggal bentar ya! Anggap rumah sendiri aja," pamit Langit pada Gana, Lembayung, Mars, Alam, dan Purnama.

Bulan ngikut aja kemana Langit membawanya. Toh, dia juga bosen Minggu libur di rumah terus. Kan dia butuh penyegaran otak.

BEAUTIFUL HURTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang