29. Bercerita pada Purnama
_-_-_-_
"Hai sayang. Udah pulang?"
Suara itu, nggak asing ditelinga Bintang. Bahkan, mungkin, tidak akan pernah asing. Tanpa menoleh pun, Bintang tau itu siapa. Bahkan, hanya mendengar bisikannya pun Bintang tau.
Dia Larisha. Cewek yang pernah dikejar mati matian oleh Bintang. Cewek yang kini dihindari mati matian olehnya.
"Ngapain lo disini?" tanya Bintang datar.
Bintang baru teringat. Pantas saja pintu rumah sudah tidak terkunci. Ternyata dia sudah ada didalam. Tapi, kenapa dia bisa membuka pintu? Darimana dia mendapat kunci itu?
Risha datang menghampiri Bintang yang duduk disofa, lalu memeluk leher Bintang dari belakang.
Wangi Risha nggak berubah dari dulu. Dan itu yang selalu membuat pertahanan Bintang meruntuh seketika. Membuat Bintang tidak konsisten untuk menjauh dari gadis itu.
"Tau nggak sih? Papa udah daftarin aku ke sekolah kamu. Besok, aku udah mulai sekolah. Kamu pasti most wanted kan disekolah? Nggak kebayang deh kita jadi couple paling hits disekolah nanti," ujar Risha. Yang sejujurnya membuat Bintang risih.
Risha beranjak duduk disebelah Bintang yang masih menatap kedepan dengan sungguh tidak nyaman.
"Balik sama aku ya," pinta Risha.
Bintang menghela napas dalam. Dia meneguk ludah sambil menggaruk telinga kirinya.
"Pergi Rish. Pergi. Kita nggak bisa balik lagi kaya dulu, Rish. Nggak bisa," lirih Bintang.
"Bin, gue harus pergi kemana?"
"Ke rumah lo yang sebenarnya, Rish. Lo nggak bisa terus terusan disini."
"Dimana gue harus pergi cari rumah, kalau ternyata rumah gue itu elo, Bin."
Dulu, Bintang senang, bahkan rasanya ingin terbang saat Risha menganggapnya rumah. Tapi yang dia rasakan sekarang bahkan jauh dari kata senang. Bintang takut. Takut jika dia harus senang lagi saat Rashi masih saja menganggapnya sebagai rumah.
"Gue bukan lagi rumah lo, Rish. Gue yang lo anggap rumah ini uda ada penghuni baru. Jadi stop ganggu gue lagi," ujar Bintang lalu bangkit berjalan menaiki tangga. Meninggalkan Risha yang masih duduk disana.
Bintang menutup pintu kamarnya. Terdengar jelas ditelinga Risha. Risha menggigit bibir bawahnya. Bintang, sudah punya penggantinya. Yang harus Risha lakukan hanya mundur kan?
Iya, Risha harus berpura pura tidak mengenal Bintang. Untuk menghargai penggantinya di hati Bintang itu.
Risha hanya tersenyum miring lalu pergi meninggalkan rumah Bintang.
_-_-_-_
Bintang menendang nakas kamar dengan keras. Sampai jempol kaki Bintang berdenyut. Tapi, terasa sakit sedikitpun tidak oleh Bintang. Dia terlalu memikirkan hari ini. Hari yang dibayangkannya akan menyenangkan karena akan menghabiskan setengah hari berdua dengan Bulan, malah menjadi hari yang sangat melelahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL HURTS
Novela JuvenilIni kisah Bulan. Kisah seorang gadis kuat dan tangguh. Kisah seorang gadis keras kepala dan terlalu cepat menyimpulkan segala sesuatu. Ini hanya kisah seorang Bulan. Tawuran. Satu kata yang tidak asing jika berbicara dengan Bulan. Satu satunya kaun...