11. Baju Olahraga
"Siapapun elo, yang punya temen waras, bisa sumbangin ke gue ga?"
_-Bulan Arayha Tsina-_
_-_-_-_
"Sebelum kita sejauh mataharii, kita pernah sedekat nadi,"
"Sumpah suara lo gaenak Gan!" Telinga Lembayung sangat terganggu dengan suara cempreng Gana.
"Hehh gini gini gue pernah menang lomba nyanyi juara dua!" Ucap Gana bangga.
"Dari berapa orang peserta?"
"Dua!" Gana menyengir tak berdosa. Langit yang geram langsung menjitak kepala Gana.
"Bang, kepala dedek dijitak sama mas Langit," adu Gana pada Alam yang sibuk dengan hapenya.
"Baaangg, marahin mas Langit duluuuu!" Gana menggoncang goncang tubuh Alam yang masih setia pada benda pipih tersebut.
"Memang ya! Gak ada yang sayang sama Gana! Gana itu siapa sih?! Gana anak buangan ya? Apa salah Gana?!"
Satu hari tanpa drama dari seorang Gana? Tidak mungkin. Drama Gana tidak akan ada habisnya. Jika dijadikan episode, mungkin episode diserial "Tukang Bubur Naik Haji" akan terkalahkan oleh episode drama ala Gana.
"Heiiii kembali dengan gue, Hujan Ariasta! Ada yang kangen gak nih?"
Dia Hujan. Hujan Ariasta. Cewek yang tidak pernah jengah mengejar Alam yang dinginnya mengalahkan es batu. Cewek yang superaktif itu sudah lama tidak terlihat mengganggu Alam akhir Minggu ini. Namun kini dia datang lagi.
"Eehhh neng Hujan. Duduk sini neng," Mars menepuk bangku disebelahnya agar Hujan duduk disana. Namun Hujan menggeleng.
"Gak! Gue mau duduk disebelah Alam!" Bantah Hujan sambil menatap Alam. Alam berdecak sebal. Dia sangat tidak suka diganggu oleh Hujan.
"Pergi,"
"Woii Lam, main usir usir aja lo! Sini sama gue aja, bang Mars gak akan nyakitin hatinya neng Hujan kok." Dan jiwa jiwa fakboy ala Mars kembali keluar.
Hujan menggebrak meja Alam lalu menjambak rambut Alam hingga yang punya rambut meringis kecil.
"Gue pastiin beberapa hari lagi lo bakal jadi pacar gue!"
"Whatever you want! I don't care!"
Sekali Alam akan tetap menjadi Alam. Alam yang dingin. Alam yang cuek. Tidak akan pernah berubah. Hujan kesal setengah mati. Dia kehabisan ide untuk membuat Alam jatuh cinta padanya.
"Gan, bujuk temen lo yaa," bisik Hujan pada Gana.
"Lo mau bayar gue berapa?" Tanya Gana sambil berbisik juga.
"Gue beliin lo seblak tiap hari," tawar Hujan. Gana menganga. Dia mengangguk menyetujui permintaan Hujan.
"Oke, gue harap lo bisa penuhin permintaan gue! Betewe, Bulan sama Purnama mana nih? Kok ga keliatan?" Tanya Hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL HURTS
Genç KurguIni kisah Bulan. Kisah seorang gadis kuat dan tangguh. Kisah seorang gadis keras kepala dan terlalu cepat menyimpulkan segala sesuatu. Ini hanya kisah seorang Bulan. Tawuran. Satu kata yang tidak asing jika berbicara dengan Bulan. Satu satunya kaun...