1. Kertas Undangan
_-_-_-_
Langit mengantarkan Bulan hingga depan pintu. Sudah menjadi kewajibannya. Mengingat bahwa dirumah Bulan hanya ada dirinya sendiri, Langit harus menunggu sampai keadaan Bulan benar benar aman.
Langit sudah meminta maaf pada Bulan. Sebenarnya, Bulan akan tetap memaafkan Langit karena dia sahabatnya. Dia tidak bisa barang sedetik pun marah pada Langit.
Bulan tinggal sendiri di rumahnya yang sederhana. Sederhana namun tersimpan sejuta kehangatan didalamnya. Menyimpan memori memori tawa. Hanya sekedar memori. Menyimpan kenangan saat semua nya masih sama.
Hanya ada Bi Ijah. Tetangganya yang sudah dia anggap sebagai ibu angkatnya sejak dia masih kecil.
"Uda pulang aja gue gapapa," perintah Bulan pada Langit.
"Gak gak! Lo masuk dulu. Gue jaga jaga disini," bantah Langit. Bulan mendengus nafas kesal. Langit tidak berubah. Masih saja keras kepala.
"Yauda abis gue masuk lo langsung pulang! Jangan kelayapan!"
Meski kesal, Bulan masih tetap peduli dengan sahabatnya ini. Bagaimanapun, Langit tetap sahabatnya yang terbaik.
"Iya ahh lo bawel banget dah," ucap Langit lalu mengacak acak rambut Bulan. Membuat si empunya rambut menggerang marah.
"Berantakan ihh!" bentak Bulan sambil memukul tangan Langit.
"Uda sana masuk! Gue mau pulang."
Bulan mengangguk. Lalu berbalik berjalan menuju pintunya. Namun, baru beberapa langkah, Langit mencekal tangan Bulan. Membuat Bulan spontan berbalik lagi kearahnya.
"Bulan?"
"Iya?"
"Sampai kapan lo terus terusan ikut tawuran?"
Langit menatap Bulan hampa. Ada sorot penuh luka dimatanya.
"Bukan ngelarang, tapi gue takut lo kenapa kenapa," jelas Langit.
"Jaga diri baik baik ya. Karena, mungkin gue nggak akan selalu ada disamping lo."
Bulan mengangguk. Lalu tersenyum manis kearah Langit.
"Makasih ya Lang, uda selalu jagain gue."
Tangan Langit bergerak mengacak acak rambut Bulan,"Lo tau gue bakal selalu jagain lo."
"Lang, mau nggak turutin permintaan gue?" tanya Bulan.
"Apapun yang lo mau, minta sama gue. Apa si yang enggak untuk lo,"
Bulan menarik napasnya dalam,"bisa nggak lo berhenti jagain gue? Gue bisa sendiri," pinta Bulan.
Langut tersenyum manis."Untuk yang satu ini, gue nggak bisa. Tujuan gue hidup itu untuk jagain lo Lan. Kalau sampai gue gagal jaga lo, berarti gue gagal untuk hidup."
"Makasih ya Lang, uda selalu jagain gue."
Inilah Bulan. Didepan orang lain, dia cuek, kejam, sombong, tidak peduli, egois. Tapi, jika didepan sahabat sahabatnya, dia berubah menjadi Bulan yang dulu. Bulan yang berhati lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL HURTS
Teen FictionIni kisah Bulan. Kisah seorang gadis kuat dan tangguh. Kisah seorang gadis keras kepala dan terlalu cepat menyimpulkan segala sesuatu. Ini hanya kisah seorang Bulan. Tawuran. Satu kata yang tidak asing jika berbicara dengan Bulan. Satu satunya kaun...