•3.The Jamet Cakep Geng•

120 33 112
                                    

3. The Jamet Cakep Geng

_-_-_-_

Bulan bangun dari tidurnya. Bangun dari mimpinya. Sebenarnya, dia tidak ingin bangun lagi. Ingin menetap di mimpi itu. Dimana Uma dan Abahnya berada disampingnya. Juga ditemani dengan 'dia'.

Mengapa harus ada lagi mimpi seperti itu. Membuatnya berharap terlalu lebih. Membuatnya menanti lagi dan lagi.

"Mandi woi! Uda jam berapa nih?!"

Bulan terlonjak kaget. Matanya beralih ke jendela kamarnya. Sejak kapan ada Langit yang bertengger disitu? Sangat mirip seperti Lutung.

"Ngapai sih lo disitu hah?! Mau maling lo?" Bentak Bulan.

"Gausa teriak teriak lo ahh! Bersihin dulu noh iler lo!"

Bulan mengambil handphone nya. Dilihatnya kondisi mukanya sekarang. Muka bantal dengan iler disekitar bibir. Langsung saja Bulan lari keluar kamar menuju kamar mandi yang terletak di dekat dapur. Bisa bisanya Langit mempermalukan dirinya yang masih amburadul itu.

Sementara Langit hanya tertawa puas melihat kebodohan temannya yang satu itu. Kebiasaan Bulan yang tidak pernah berubah. Dia tidak pernah mengunci jendela kamarnya. Jadi, Langit bisa dengan bebas duduk bertengger didepan jendela kamar Bulan.

_-_-_-_

"Ini jam berapa sih Lang?" tanya Bulan pada Langit yang sedang menyemir sepatunya yang kusam.

"Setengah delapan,"

Bulan menghentikan aktivitas menyisir rambutnya. Memandang Langit dengan tatapan horor." Coba ulang sekali lagi!"

"Setengah delapan bebiiiii,"

"Kita telat dong! Udah ayoo cepetan uda telaatt!" Bulan biru buru mengambil tas, handphone dan dompetnya.

"Bentar sepatu gue belom kinclong!" Langit masih santai dengan sepatunya.

"Langit Krisnasyahdan anak dari Bapak Awan dan Ibu Rintik. Titisan malaikat pencabut nyawa yang mirip lutung. Bisa cepetan dikit?"

Langit menganga. Baru kali ini ada yang menyebut namanya dengan lengkap. Lengkap selengkap lengkapnya sampai sampai embel embel titisan malaikat pencabut nyawa pun disebutnya.

"Ayookk kitaa berangkaatt!!" Seru Langit lalu berjalan menuju motornya.

Bulan bersiap siap hendak menaiki motor Langit. Satu kakinya sudah terangkat setengah ke atas dan tangannya diletakkan di bahu Langit. Namun tiba tiba...

"BERANGKAAATTT!!"

Langit meninggalkan Bulan dengan posisi kaki terangkat sebelah. Bulan ternganga.

"WOOII GUE BELOM NAEEKKK!!" teriak Bulan sekencang kencangnya agar Langit mendengarnya. Namun yang dilakukan sia sia. Langit sudah berbelok ke jalan raya.

"Dasar Lutung Kasarung!!"

_-_-_-_

Krieettt....

BEAUTIFUL HURTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang