"Dear.. aku capek banget."
"Sebentar."
Alfi yang merengek tadi seketika mengerutkan kening, ia dengar suara samar-samar, entah suara apa, bukan suara orang mengobrol, Alfi tau Evan sedang sendiri, karena itu Evan bisa menelponnya.
"Halo? Kenapa tadi?"
"Kamu abis ngapain?"
"Handuk aku jatoh."
"Lah?" kerutan dikening Alfi mengendur, malah berubah menjadi cengiran lucu, "Kamu taro mana emang?"
"Kursi, aku baru beres mandi terus nelpon kamu, aku simpen handuknya asal, malah jatoh."
Alfi cekikikan, ia membayangkan Evan di pikirannya, ternyata orang seperti Evan bisa ceroboh juga. Kalau melihat langsung pasti lucu. Mungkin? Tidak tau, mungkin jadi lucu malam ini karena Alfi memang sedang rindu dengan Evan. Padahal bukan sekali dua kali Alfi ditinggal Evan pergi jauh.
"Tadi projekan gamenya udah selesai ya? Mas Surya nelpon aku."
"Udah, akhirnya. Aku sampe titipin Kuki ke Kak Luki loh. Maaf ya Dear."
"Iyaa, gak papa, lagian kan aku juga gak bisa jaga Kuki, aku juga disini, aku malah ngasih Kuki ke kamu padahal kamu juga lagi sibuk. Untung ada Eldy sama Luki."
"Kamu kapan pulang Dear?"
"Besok sore, atau lusa malem. Aku belum bisa mastiin Sayang. Aku gak tau Mas Surya mau aku nunggu dia sampe sini dulu atau aku bisa langsung pulang. Kan dia aja baru bisa kesini lusa, jam tiga pagi itu juga. Besok Haani masih harus presentasi kan? Eldy juga katanya bakal dateng, ngurus animasi yang dia kerjain bareng Galang itu."
"Iya juga.." Alfi mendadak lemas lagi mendengar penjelasan Evan. "Aku rencananya mau ngambil Kuki besok, Dear. Aku gak enak sama Kak Luki, mumpung aku juga udah gak sibuk."
"Udah bilang Eldy?"
"Aku bilangnya ke Kak Luki, ngapain aku bilang ke Mas Eldy?"
Di sebrang Evan terkekeh pelan, paham benar tentang Alfi dan Eldy ini. "Ya udah. Kamu abis ngambil Kuki langsung ke tempat aku gak papa kok, tunggu aku di sana. Mumpung weekend juga."
"Umm.. gimana nanti deh." Pandangan Alfi mengawang, ia tidak menjawab apapun lagi, hanya mendengarkan Evan tentang kerjaannya selama di Jepang. Gantian, biasanya Alfi yang cerewet cerita banyak hal, malam ini gantian Evan yang cerita Alfi yang mendengarkan, sampai tertidur, sampai lupa mandi.
Besoknya ketika bangun, handphone Alfi mati total, batereinya habis. Alfi mencharge handphonenya, menunggu sampai nyala, ada beberapa besan dari Evan, Alfi balas ala kadarnya lalu melenggag untuk mandi. Bau, semalam tidak mandi.
Di jalan menuju studio Alfi menelpon Luki, memastikan kalau hari ini ia jadi mengambil Kuki. Alfi disuruh bareng dengan Eldy nanti sore, Luki yang menyuruh jadi Alfi menerima dengan senang hati. Kalau Eldy, entah kenapa Alfi yakin Eldy malah akan menyuruh Alfi datang dengan taksi atau malah ojek, atau meminta bayaran karena sudah menjaga Kuki. Hanya bercanda Alfi tau itu, tapi tetap buat kesal.
Sampai di studio semua rasa lelah dan macam-macamnya lekas hilang, ternyata ada Lana datang. Alfi peluki Lana erat-erat. Alfi suka wangi Lana, sangat khas, Alfi juga suka tiap kali Lana memanggilinya 'Kaka, Kaka, Kaka' semua memang dipanggil Kaka, tapi Alfi tetap senang.
"Mas, aku titip Lana ya?"
"Beres Haan, Lana aman sama kita, udah sana presentasi. Gih, gih." Yang menyuruh Haani cepat pergi malah Aga, karena memang semua sudah lupa dengan Haani, sudah ada Lana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Healing Way (BL 18+) [COMPLETE]
General FictionEldy mantan animator studio game dan Luki pelukis tato yang tinggal bertetangga di sebuah apartemen sederhana. Ini cerita tentang kehidupan Eldy yang terlibat dengan masalah Luki, yang dimana keduanya berusaha bangkit dari kesalahan di masa lampau. ...