Tiga hari dua malam, sayangnya Eldy dan Luki pergi liburan ketika sedang libur panjang. Kamis tanggal merah, Jumat kejepit, otomatis semua orang juga pergi liburan, memanfaatkan waktu selagi bisa berlibur. Destinasi mereka Jogja, berangkat dengan jalur udara Kamis pagi sampai Sabtu malam, sengaja, karena Minggunya mereka ingin istirahat di rumah. Pun kebetulan, Lea juga bisa dititipkan di rumah orangtua Eldy, jadi mereka bisa berlibur dengan santai.
Ya niatnya memang begitu, sampai menyiapkan satu hari untuk istirahat pun karena mereka pikir mereka akan lelah selama berlibur kemarin. Tapi boro-boro, semua tempat yang sudah mereka list untuk mereka kunjungi saja harus gagal, karena kemana-mana ramai, pun, hujan yang turun tanpa henti. Jadi selama tiga hari dua malam yang Eldy dan Luki lakukan hanya stay di hotel, paling keluar untuk makan atau jalan-jalan dikit, itu pun hanya di sekitar hotel. Mobil yang sudah mereka sewa juga akhirnya sia-sia.
Habis mau gimana lagi? Mau dipaksakan pergi pun pasti hanya lelahnya saja, tidak dapat serunya atau apa. Long weekend tidak cocok untuk keduanya untuk berlibur. Mereka pulang dengan kehampaan, oleh-oleh yang mereka bawa juga hanya oleh-oleh ala kadarnya, mereka beli di bandara. Harganya lebih mahal memang, tapi ya biarlah, toh uang yang mereka simpan untuk jalan-jalan juga tidak terpakai, jadi mereka gunakan saja untuk membeli oleh-oleh.
Hari Minggunya, yang tadinya mereka niatkan untuk istirahat setelah liburan, akhirnya dipakai untuk jalan-jalan. Hanya keliling mall saja sebenarnya, nonton di bioskop, makan di restoran Jepang, lihat-lihat perabotan rumah tangga, apa saja, sekalian pulangnya mengambil Lea. Mall di Ibu Kota justru jadi agak sepi. Ya karena orang-orang masih pada berlibur.
Jadi libur panjang mereka kemarin benar-benar tidak ada artinya. Mungkin harus mengatur waktu dan tempat yang lebih tepat. Tidak seperti kemarin, hanya dapat lelahnya saja, lelah karena diam saja.
“Leaa, makan sini Nak.”
Seketika Eldy melengos, ia sedang di meja makan melanjutkan kerjaan dari studio yang sudah dua minggu terkahir ia kerjakan. Yang buat Eldy melengos bukan karena kerjaannya, justru karena Luki yang semakin-makin menganggap anjing mereka seperti anak. Ya bagus, Eldy tidak masalah sama sekali, tapi cara panggil Luki yang selalu berhasil buat Eldy tidak bisa berkata-kata. Ya, dipanggil Nak lah, kadang mebahasai dirinya Ibu lah, lalu Eldy dipanggil Bapak lah. Begitu-begitu, aneh meurut Eldy, tapi kalau melihat Luki, ia justru nampak senang.
Pun Lea, anjing yang kini sudah jauh lebih besar dari ketika ia datang setahun lalu. Lea makin lengket dengan Luki, dengan Eldy juga sama, tapi tidak selengket dengan Luki. Kalau malam Eldy dan Luki sudah masuk kamar, Lea suka minta ikut, kadang menggonggong pelan, semi merengek minta dikasihani agar diizinkan masuk, kadang menggaruk-garuk pintu. Pokoknya Lea menggunakan segala cara agar bisa ikut tidur bersama Luki dan Eldy. Sesekali tidak masalah, tapi jadi susah kalau Luki dan Eldy berniat untuk bersenggama.
Lea itu anak, tidak mugkin kan melakukan hal seperti itu di depan anak? Nah. Jadi kadang mereka harus lebih tega sedikit mengabaikan Lea di luar demi kebersamaan mereka.
“El, kemaren aku liat-liat di online, kasur untuk Lea, lucu-luu gitu.”
“Emang kasur yang lama kenapa?”
“Gak kenapa-napa sih.” Cengir Luki, ia lihat Eldy hanya meliriknya singkat lalu kembali lagi ke layar laptop. “Aku mau beliin buat di studio, biar.. ya biar senada aja sama tema di studio gitu El. Ya?”
“Hm, beli lah. Aku kira buat disini.”
“Nggak. Eh, tapi kalo beli yang baru, yang lama dikemanain ya? Masih bagus loh itu.”
“Yaa.. dijual lagi bisa mungkin. Coba kamu liat-liat, mana tau bisa preloved gitu-gitu. Lumayan, daripada dibuang. Atau kamu sumbangin ke rumah yang ngerawat anjing-angjing terlantar itu kan bisa.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Healing Way (BL 18+) [COMPLETE]
General FictionEldy mantan animator studio game dan Luki pelukis tato yang tinggal bertetangga di sebuah apartemen sederhana. Ini cerita tentang kehidupan Eldy yang terlibat dengan masalah Luki, yang dimana keduanya berusaha bangkit dari kesalahan di masa lampau. ...