“Tadi kok Alfi segitunya gak mau dianter El?”
Bukannya menjawab, Eldy malah cekikikan menyebalkan, buat Luki malah mengerutkan kening keheranan. Berakhir Eldy ditinggal Luki, ia mendorong trolinya sendiri, Eldy aneh menurut Luki. “Ki, tungguin kek.”
“Abisnya malah ketawa-tawa gitu. Aneh.”
“Nggak~” dan terkekeh lagi, “Kamu tau kan Evan lagi di Jepang, kamu juga tau Alfi orangnya kayak apa. Aku cuma ngisengin Alfi aja tadi, bilang kita mau belanja, sekalian nganter dia, kayak.. ya aku manas-manasin dia, kita bisa jalan dia nggak. Kan Evan masih di Jepang.”
“Usil banget sih El, astaga.”
Eldy gelak tertawa, sampai ditinggal Luki lagi. Tapi kali ini troli belanjaan mereka ditinggal, biar Eldy yang membawanya, gantian.
Keperluan di rumah sudah mulai menipis, pun bulan ini juga mereka telat belanja bulanan. Luki sibuk di studio, Eldy juga sama, pulang malam karena meeting dengan tim IT-nya kumat lagi. Padahal sudah sempat terhenti selama sebulan penuh, tapi ternyata kalau belum meeting sampai larut belum afdal. Malah jadi kebiasaan. Berhubung hari ini keduanya bisa pulang lebih cepat, jadi sekalian saja mereka pergi belanja dulu.
Sebelum pulang mereka sempatkan untuk makan malam, sekadar makan malam di emperan jalan. Tidak perlu ke restoran mewah, Luki dan Eldy hanya sekadar makan pecel lele atau nasi goreng di kaki lima juga jadi, meski setelahnya mereka harus khawatir berat badan mereka naik. Usia mereka sudah tidak muda, mereka sudah harus mengurangi jajan jajanan di luar, malam ini jajan di kaki lima sama seperti cheating day, sesekali tidak apa, asal tidak keseringan. Habis, kadang kalau sudah jajan keduanya malah tidak bisa berhenti, ya baso, ya soto mie, ya batagor, macam-macam bisa dibawa pulang, di makan sampai tengah malam sambil menonton film. Camilan mereka kadang bisa jadi makanan berat semua.
Lea langsung berlari ke toiletnya ketika sampai di rumah, mana tau ternyata Lea menahan buang air. Luki dan Eldy juga malah jadi keasikan belanja dan mengobrol ketika makan sampai lupa kalau mereka tadi mengajak Lea. Luki berteriak maaf dari dapur, Eldy hanya terkekeh seraya melenggang ke kamar, mengambil baju untuk mandi duluan. Urusan beres-beres belanjaan diserahkan pada Luki semuanya.
Bagi Eldy, sosok Luki ini sudah seperti seorang istri, ya Eldy suaminya, suami yang teledor terutama. Luki tidak bisa mempercayakan Eldy merapihakn barang belanjaan. Semua barang diletakan pada tempatnya memang, tapi tidak disimpan dengan rapih. Itu yang buat Luki kesal, jadi harus kerja dua kali. Jadi Eldy juga angkat tangan, dari pada kena omel. Oh. Mengomel Eldy juga sudah sepenuhnya ditulari pada Luki, namun tetap Eldy yang lebih terlihat seperti ibu-ibu yang mengomeli anaknya.
Eldy sudah meringkuk memeluk boneka anjing Luki ketika Luki masuk kamar selesai mandi. Senyumnya mengembang seringai, Luki lempar dengan asal handuknya dan mengambil ancang-ancang, siap melompat mengagetkan Eldy. Kena marah? Sudah pasti. Tapi Luki tidak peduli, Luki hanya tidak mau Eldy terlelap lebih dulu sebelum dirinya, pun, besok weekend, harusnya mereka bisa tidur agak lebih larut. Besok tidak masalah bangun siang juga.
“Lukiiiii!” kan? Eldy kesal.
Luki sudah terbahak puas. Ia yakin Eldy sudah hampir terlelap tadi, tapi seluruh nyawanya lekas kembali berkumpul ketika Luki melompat ke kasur. Mungkin kalau Lea yang tiba-tiba melompat ke kasur sudah biasa, ini Luki, guncangannya keras.
“Ngapain siih?”
“Gak ngapa-ngapain.” Luki masih cekikikan waktu ia membuka selimut dan ikut berbaring di sebelah Eldy, menduseli dirinya sendiri pada Eldy. “Masa mau langsung tidur?”
“Aku ngantuk ya aku tidur lah.”
“Nanti lah.” Senyumnya usil, Luki mendekat, mengecup bibir Eldy yang raut wajahnya masih sangat kesal. “Udaah, jangan gitu terus mukanya, aku jadi mau ketawa.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Healing Way (BL 18+) [COMPLETE]
General FictionEldy mantan animator studio game dan Luki pelukis tato yang tinggal bertetangga di sebuah apartemen sederhana. Ini cerita tentang kehidupan Eldy yang terlibat dengan masalah Luki, yang dimana keduanya berusaha bangkit dari kesalahan di masa lampau. ...