13. -Keributan

139 17 4
                                    

Kringg..

Tepat bel berdering ujian praktek kimia kali ini selesai dengan lancar. Segera Rega, Erick, dan Darrel keluar ruangan. Berniat menuju kantin untuk membeli minuman.

Brukh..

"Shit!"

Rega mengumpat, kedua tangannya mengepal, manik matanya menyala emosi. Seorang cowok yang berlari tergesa-gesa menubruk tubuhnya dengan kasar membuat Rega yang tengah berjalan menuju kursi oleng seketika.

Untung pertahan tubuh Rega cukup kuat, cowok itu tak jatuh tersungkur.

"Duh, sorry Ga, buru-buru gue" pekik Andi buka suara. Cowok itu menatap takut Rega yang diam tak membuka suara. Namun dapat Andi rasakan aura tidak mengenakan diraut wajah cowok itu.

"Lo kalau jalan liat-liat anjing!" sentak Rega seketika. Melangkah mendekat kearah Andi yang kini melolot tak terima dikatai anjing.

Sontak sentakan keras membuat semua murid yang berada dikantin menoleh kearah Rega dan Andi. Kedua cowok itu menjadi pusat perhatian yang pastinya akan terjadi keributan. Inget! Rega itu senggol dikit bacok.

"Gak usah ngegas setan! Gue udah minta maaf!" sentak Andi tak kalah emosi. Memajukan tubuhnya kedekat Rega dan mencengkeram kuat kerah seragam cowok itu.

"Lo nyari ribut sama gue, huh?" ucap Rega menekan, sembari melepas kasar cengkraman tangan Andi dikerah seragamnya.

Ck!

Andi berdecak sinis. Tersenyum miring menantang apa yang Rega katakan.

Sedangkan Erick dan Darrel? Dua cowok itu menghela nafasnya kasar. Menetralisir tubuhnya sejenak agar tenang. Rega kalau udah kebawa emosi pasti susah dibilangin.

"Reg, udah. Lo diliatin ini" bisik Erick mencoba melerai.

"Ngehajarnya pulang sekolah aja, gue bantuin deh" timbal Darrel sembari menaik turunkan kedua alisnya.

Rega diam, melirik sedikit kearea kantin. Benar saja, dirinya jadi pusat perhatian. Persetanan!

Argh,

Cowok itu mengerang kasar, manik mata tajam menyala bak elang itu tak hentinya lepas dari Andi. Seakan-akan tatapan itu menyiratkan urusan kita belom selesai!

"Dahlah, gue laper nih" protes Darrel. Cowok itu menarik-narik lengan Rega agar menjauh dari Andi.

Bukannya apa-apa, Si Rega kalau dibiarin ngehajar anak orang bisa sampe mati. Gak ada kata ampun dalam hidupnya.

Perlahan, Rega mengalihkan pandangan. Mencoba menetralisir suhu tubuhnya yang hampir saja memanas. Hanya beberapa detik, detik selanjutnya Rega memilih pergi dari hadapan Andi. Muak jika berlama-lama.

Cih,

Andi berdecih sinis. Menoleh kebelakang dimana Rega kini berjalan meninggalkannya.

"Pengecut lo anjing!"

Sontak, ucapan dengan nada keras itu berhasil membuat langkah Rega terhenti. Kedua tangannya mengepal, rahangnya mengeras, serta manik mata yang kembali menyala.

"Yeh, si bangke malah nyari gara-gara" umpat Erick. Cowok itu menoleh kearah Rega yang kini berbalik badan. Menatap Andi dengan tatapan siap menerkam.

Dahlah, fix no debate bakalan ada keributan.

"Fuck!" umpat Rega. Cowok itu melangkah cepat kearah Andi. Dan,

Bugh..

Rega yang tempramental semakin terasa terpancing akan ucapan menantang Andi. Cowok itu menendang keras bagian perut Andi. Hingga cowok itu tersungkur dan tubuhnya menghantam meja kantin.

ALREGA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang