"Duh, Pak saya gak mau Pak. Sayakan udah kelas 12, harusnyakan adik kelas yang main Pak, kenapa saya lagi sih Pak?" cerocos Rega, cowok yang biasanya cuek itu seketika berubah banyak bicara. Berkali-kali Rega membuat alasan berkali-kali juga Pak Rahmat menolak alasan itu.
"Cerewet sekali kamu ini nak, kalau kata Bapak ikut ya ikut. Gak usah ngebantah, nanti Bapak kutuk jadi dugong tau rasa kamu! Apa mau jadi bagong?"
Ck!
Cowok itu berdecak kesal, mengacak pelan rambutnya frustasi. Sedangkan Darrel dan Erick yang berdiri disamping Rega geleng-geleng kepala. Menertawai bagaimana frustasinya Rega saat ini.
"Ya ampun Pak, tapi kenapa saya disuruh ikutan lagi Pak? Kan saya udah kelas 12, harusnya saya vakum Pak" kukuh Rega.
"Ya ampun Alrega, tapikan kelas 12nya masih semester 1 bukan 2. So, ikutan juga gak papa" ujar Pak Rahmat mengikuti gaya bicara kesal Rega.
Lagi-lagi Rega berdecak kesal, sejenak cowok itu menengadahkan kepalanya keatas sambil memejamkan mata. Mencoba menenangkan diri agar tak tersulut emosi.
Hanya beberapa detik, detik selanjutnya Rega kembali menoleh pada Pak Rahmat.
"Kenapa harus saya sih Pak? Adik kelas aja. Kan saya belom latihan, ini dadakan Pak. Nanti kalau kalah gimana? Nanti Bapak yang malu"
Pak Rahmat menyeringai, membuat Rega menaikan satu alisnya heran.
"Kamu kan ganteng, cool, berkarishma, sayang kalau sampe gak ikut, gak seru, nanti ciwi-ciwi gak bakalan histeris kalau gak ada kamu" cengirnya.
Rega melongo, cowok itu dibuat kicep seketika. Alasan yang gak masuk akal. Bisa-bisanya Pak Rahmat maksa si Rega buat ikutan lomba basket dengan alasan memuakan itu. Sial!
Guru lain nyuruh muridnya ikutan lomba karena pinter, jago, berbakat. Lah ini, Pak Rahmat nyuruh si Rega ikutan lomba gegara ganteng, cool, dan berkarishma. Gila! Boleh gak sih ngatain guru sendiri gila?
Cowok itu diam, menatap tak percaya kearah Pak Rahmat.
"Ahh, banyak mikir kamu. Fix no debat kamu ikut!" ucap Pak Rahmat, memutuskan keputusan sebelah pihak.
Dahlah, Rega cuma bisa menghela nafas pasrah.
Kini manik mata Pak Rahmat menoleh kearah Darrel dan Erick, yang kini menyengir diacungin dua jempol. Jangan ditanya mau ikut apa kagak? Jawabannya so pasti iya!
"Ahh, kalian pasti maukan ya?"
Darrel si ketua basket langsung mengangguk "Hoiya pastehh"
"Gas kuylah Pak" sambung Erick menyeringai.
"Mantull!" sahut Pak Rahmat sumringah.
Rega yang melihat betapa bahagianya Darrel dan Erick, cowok itu berdecih sinis. Bisa-bisanya ia memiliki sahabat yang bahagia diatas penderitaannya. Kurang ajar!
"Pak, tapikan kita belum latihan Pak?" greget Rega, cowok itu masih berharap Pak Rahmat mengubah pikirannya.
"Latihan-latihan, kan udah minggu kemaren"
"Tapikan Pak.."
"Tapi tapi mulu kek si Dora, udah pada ganti baju sana. 30 menit lagi kita berangkat" potong Pak Rahmat.
Rega langsung memberengut sebal, menghela nafasnya kasar karena keinginannya tak kunjung terlaksanakan.
"Pak Pak, kalau saya siih, mau ikut-ikut aja. Asalkan supporter-nya dari kelas 12 Bahasa 2, gimana Pak?"
Pletak..
Saat itu juga Pak Rahmat menjitak kepala Erick, cowok itu mengaduh. Mengusap-usap kepalanya lembut sembari melempar tatapan apa Pak?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALREGA (Hiatus)
Genç KurguGood boy? NO❕ Bad boy? YES❗ Fuck boy? NO❕ Sad boy? YES❗ Udah bad boy, sad boy pula. Kepikir gak sih sama kalian gimana kehidupan sosok cowok bad boy tapi sad boy?? Gegara cinta? Wanita? Apa keluarga? Kalo dirangkum jadi satu gimana? Nyesek gak tuh n...