12. -Luka fisik dan hati

168 18 2
                                    

"Darimana saja kamu, Rega?"

Suara barithon itu berhasil menghentikan langkah Rega yang baru saja mengendap-endap masuk kedalam rumah. Seketika lampu menyala, membuat sosok Rega diam menoleh kesumber suara.

"Bukan urusan Papa!" ketusnya.

Rega mencoba tak memperdulikan. Cowok itu memilih jalan begitu saja meninggalkan sang Papa yang kini melempar tatapan marah padanya.

"ALREGA!" sentak Emir. Tak terima diacuhkan oleh Rega.

Lagi, langkah Rega terhenti. Cowok itu menghela nafasnya kasar. Menoleh malas kearah sang Papa.

Emir melangkah, mendekat kearah Rega dengan kedua tangan mengepal serta manik mata yang mulai menyala.

"Anak kurang ajar!"

Plak..

Satu tamparan mendarat sempurna diwajah tampan Rega. Cowok itu terhuyung, badannya sedikit oleng akibat tamparan keras dari Emir.

Ck!

Rega berdecak sinis, satu tangan kirinya mulai memegang pipi kanan yang kini terasa panas. Ya, begitulah. Jika Rega pulang terlalu larut maka akan terkena pukulan.

Jangan salah artikan, Emir marah bukan tanda perduli. Tapi Emir marah karena takut Rega mencoreng nama baiknya atas kelakuan buruk yang cowok itu lakukan. Sumpah demi apapun Emir sama sekali tak perduli pada Rega. Ia hanya perduli pada dirinya sendiri yang haus akan kekuasaan. Shit!

"Sekali lagi kamu pulang larut malam dan pergi ke club. Papa gak akan segan-segan usir kamu dari rumah!" ancam Emir. Pria itu mulai berapi-api.

Rega yang mendengarnya hanya tersenyum tipis dan melempar tatapan sinis.

"Kenapa? Papa takut kelakuan Rega mencoreng nama baik Papa, hm?" tanya Rega sinis. Cowok itu tersenyum miring.

"Oh, Rega lupa. Nanti kalau Rega bad attitude terus masuk berita, anak dari pengusaha kaya raya Emir Ayyaz gak becus ngurus anak. Itu yang Papa takutin?" tohok Rega.

Emir diam, seketika lidahnya kelu. Kedua tangannya semakin mengerat. Serta sorot mata yang semakin memancarkan kemarahan.

Ck!

"Diemnya Papa iya!" sindir Rega.

Segera cowok itu berbalik badan. Meninggalkan Emir yang masih mematung.

"Anak gak tau diri kamu Rega!" ucap Emir.

Rega kembali diam, menoleh kearah sang Papa sembari melempar senyum sinis.

"Yang gak tau diri itu. Rega atau Papa?"

"DIAM! Jangan banyak bicara kamu, Rega. Semakin hari sikap kamu semakin gak sopan dan ngelunjak. Apa mau kamu, Huh?" sulut Emir berapi-api. Ia melangkah mendekat kearah Rega. Tatapan mata tajamnya tak terlepas dari manik mata cowok itu.

"Mau Rega? Rega mau Papa cerein istri pelakor Papa itu!"

Bugh..

Bogem mentah yang tak Rega duga-duga menghantam indah permukaan wajahnya. Pukulan Emir benar-benar kuat. Sehingga Rega jatuh tersungkur ke lantai.

"Anak kurang ajar! Gak tau diri! Berani-beraninya kamu bicara gitu ke Papa, huh?" geram Emir. Ia menarik kerah baju seragam Rega dalam satu tarikan membuat cowok itu kembali berdiri menghadap Emir.

Rega berdecih sinis, muak rasanya melihat sang Papa tersulut emosi hanya karena seorang pelakor semacam Natali. Jijik!

"Kenapa? Cewek itukan emang pelakor. Perebut laki orang yang sampe bangsatnya Papa fitnah Mama selingkuh, bikin Mama gila, dan akhirnya Mama bunuh diri gara-gara Papa, GITUKAN, PA?"

ALREGA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang