32. -Senang tapi menyakitkan

128 15 12
                                    

Malam ini Ella sudah berada di restoran elit tepatnya di Ibu kota Jakarta. Seperti yang Davin tawarkan ketika di sekolah, dinner bersamanya.

Kini, gadis cantik berkulit putih bak model itu berdiri diambang pintu restoran. Manik matanya celingak-celinguk kesana kemari, seolah-olah ia tengah mencarui seseorang.

Seketika sebuah senyum manis terbit disetiap ujung sudut bibir Ella, manik matanya sedikit menyipit, senang karena cowok yang ditunggunya hampir 10 menit telah datang.

"Daviinn" teriak Ella memanggil. Sembari melambaikan satu tangannya.

Davin yang tadinya sibuk memainkan ponsel sontak menoleh "I.."

Diam, Davin tak lagi melanjutkan ucapannya. Cowok itu dibuat bungkam, mulutnya sedikit terbuka, serta manik mata lurus kearah Ella dengan tatapan penuh ketakjuban.

Bagaimana tidak, pesona Ella malam ini mampu menyihir cowok manapun yang melihatnya.

Paras cantik yang terpahat sempurna, tubuh ideal berkulit putih mulus, polesan make up yang membuatnya jadi lebih menawan, serta balutan mini dress sederhana berwarna hitam sepaha menambahkan kesan dewasa dan elegan. Siapapun yang melihat Ella malam ini pasti ada rasa ingin memilikinya.

 Siapapun yang melihat Ella malam ini pasti ada rasa ingin memilikinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Daviinn, lo telat!" omel Ella. Gadis itu berlari kecil kearah Davin.

Cowok itu terperanjat, tersadar dari lamunannya sendiri "Eh, gue telat ya?"

"Iya" ketus Ella kesal.

Ck!

Davin berdecak geli, seumur hidup baru kali ini ia menemukan gadis semenggemaskan Ella.

"Iya iya maaf, nanti-nanti gak lagi"

"Ninti-ninti gik ligi" cibir Ella, menirukan nada bicara Davin.

Cowok itu menggeleng pelan sembari tertawa kecil melihat bagaimana ekspresi Ella saat ini. Sumpah demi apapun Davin merasakan dirinya jatuh hati pada gadis dihadapannya.

"Cantik" puji Davin.

Ella menyeringit "Siapa?"

"Lo lah, masa gue"

"Eh" gadis itu menyengir kuda.

"Kan cewek, makanya cantik. Tapi sebelumnya makasih loh ya udah muji gue" sambungnya cengengesan.

Davin tersenyum, membalas ucapan Ella. Sembari mengacak rambut gadis itu pelan.

"Yaudah, masuk yuk? Gue udah laper"

"Hii, perut karet"

Kini keduanya masuk kedalam restoran, sembari mengobrol santai yang sesekali membuat keduanya tertawa entah karena apa.

Sedangkan diparkiran sana?

Cowok yang baru saja ingin melajukan motornya seketika terhenti, ketika manik matanya mendapati sosok yang tak asing baginya.

ALREGA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang