Bab 26

254 33 1
                                    

Berita pagi ini membuat riuh satu sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berita pagi ini membuat riuh satu sekolah. Semua mulut tidak ada yang tidak membicarakannya.

Lima siswi keluar dari sekolah, sekaligus. Ada rumor mengatakan bahwa salah satu dari mereka dirawat di rumah sakit jiwa.

Bulan berjalan congak di tengah koridor, hatinya bersorak senang mendengar kabar yang sedari pagi memenuhi pendengarannya.

Merasa diperhatikan, Bulan menoleh. Kenzi dan Shezan memperhatikannya. Tatapan mereka ber-isyarat bahwa ia harus menjawab.

"Iya itu gue. Tapi, mereka kan enggak mati." Bulan memelankan nada suaranya.

"Kalau kamu membalas, apa bedanya kamu sama mereka?" Bulan diam, ucapan Shezan menohok hatinya.

"Ck, udahlah!" Kenzi berjalan lebih dulu. Meninggalkan Bulan dan Shezan dalam kecanggungan.

"Mau pesan apa?" Shezan bertanya saat mereka sudah berada di dalam kantin.

"Terserah." Kenzi dan Bulan berucap bersamaan.

Shezan memutar bola matanya. Mulai berjalan menghampiri satu persatu stand makanan.

"Gimana soal pembullyan itu?" Kenzi membuka pembicaraan.

"Nanti kita mulai cari." senyuman Bulan terukir.

"Kenapa enggak sekarang?" Kenzi melipat dahinya.

"Kan mau makan." Bulan menatap polos Kenzi, yang ditatap menghela nafas.

Shezan kembali dengan membawa nampan berisi banyak makanan. Bahkan, ia harus meminta tolong penjual makanan untuk membantunya.

"Aku minta bayar diakhir, jadi nanti kalian bayar. Aku kan udah pesan." Shezan tersenyum Pepsodent.

Ucapan Shezan hanya mendapat anggukan dari Bulan. Ia sibuk menikmati rasa siomai yang tak pernah dirasakan lidahnya.

Mereka melahap makanan masing-masing, tanpa berbincang.

Bulan berjalan ke stand yang makanannya dibeli oleh Shezan. Bulan menghampiri stand penjual minuman, sebagai stand terakhir yang harus dibayarnya.

"Sudah dibayar mbak."

Jawaban itu sudah ia dengan empat kali. Bulan sudah bertanya, "Siapa?" Mereka menjawab, "Unknown."

Entah siapa yang membayar. Bulan tidak ingin mencari tahu. Masalahnya sudah terlampau banyak, tak ingin menambah lagi.

...

Bulan berada di balkon kamarnya. Kepalanya menengok kesana kemari. Ia mengikat tampar di pembatas dan menjatuhkan sisanya.

Dengan tangan terbalut sapu tangan. Ia mulai turun menggunakan tali itu.

Mungkin kejadian dulu akan terulang, saat ia menyelamatkan Aska. Tindakan yang sangat merugikan.

Massa (TAMAT)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang