This my first story! Belum ada niat untuk merevisi, jadi kalau Kata-katanya berantakan dan alurnya tidak tertata. I'm so sorry:)
...
Hidup Bulan penuh kepahitan, entah karena keluarga maupun percintaan. Tidak ada yang berpihak, kecuali teman-teman...
Ketiga gadis cantik itu sedang fokus menatap layar laptop. Layar itu menyala, menunjukkan video hitam putih. Di bagian samping body laptop, sebuah flashdisk menancap.
Di dalam video itu, nampak pembullyan Bulan. Mereka bagai menonton ulang kejadian tak mengenakkan.
"Berarti dia selalu datang di tempat lo dibully." Bulan membenarkan perkataan Kenzi.
"Tapi kenapa dia bisa tahu tempatnya?" Shezan bertanya.
"Gps gawai lo?" Ketiganya saling bertatapan. Bulan mengecek gawainya, sebelum mengangguk.
"Let's begin!" Ketiga gadis itu tersenyum miring, sama-sama melipat tangan di depan dada.
Malam telah berganti pagi. Bulan beristirahat digantikan matahari. Langit cerah pagi ini. Menambah semangat Bulan.
Gadis itu sudah siap dengan seragamnya. Berjalan menuruni tangga, tiada siapapun. Sepi, bagai istana tak berpenghuni.
Shezan melambaikan tangan di dalam mobil dengan jendela terbuka. Di sampingnya Kenzi duduk memegang setir.
Bulan bergabung bersama mereka. Ia duduk di kursi penumpang bagian tengah.
...
Bulan berlari dengan wajah panik. Orang-orang yang melintas di tengah koridor menyingkir. Di belakangnya seorang gadis mengejar.
"Mau kemana lo?"
Bulan mempercepat larinya. Berbelok, ke arah belakang sekolah. Di sana hampir tidak ada yang mengunjungi.
"Bego banget lari ke sini." Gadis itu tersenyum miring.
Bulan memundurkan langkah, tatkala gadis itu berjalan memdekatinya.
"Dia bersembunyi di balik tembok."
"Tetap berbicara! Aku akan menangkapnya." Alat di telinga Bulan mengeluarkan suara.
Shezan keluar dari ruang cctv. Berlari membawa balok kayu di tangannya. Arah lari Shezan sama dengan Bulan.
Ia berjalan pelan kala matanya sudah menangkap seseorang yang bersembunyi dibalik tembok.
Bugh
Balok kayu itu melayang, menghantam kepala bagian belakang seseorang yang bersembunyi itu.
Shezan terkejut melihat wajah itu. Ia pernah melihatnya. Bulan juga sering menceritakan orang ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.