9. Favorit

105 19 1
                                        

"Jiwon!!!"

Jiwon menoleh ke arah sumber suara. Dilihatnya sesosok anak muda dengan tinggi badan hampir 190cm berlari-lari menghampirinya.

"Wooseok?"

Wooseok menyejajarkan langkahnya dengan Jiwon. "Pulangnya bareng aku lagi yuk?"

Jiwon mengangkat sebelah alisnya. "Eh? Aku bisa kok pulang sendiri naik ojek online"

"Udah, bareng sama aku aja. Sekalian aku mau ajak kamu ke suatu tempat"

"Di mana?"

"Nanti juga kamu bakalan tau. Ya? Ma ya?"

"Hmm iya deh..."

"Yeay... Yuk let's go!!!"

Jiwon tertawa melihat tingkah Wooseok yang seperti anak kecil. Mereka berdua lalu berjalan beriringan menuju parkiran tempat mobil Wooseok berada. Selanjutnya mobil Mercedes Benz berwarna hitam itu melaju meninggalkan area kampus.

"Kita mau ke mana sih, Seok?", tanya Jiwon

"Udah, nanti juga tau. Pokoknya aku jamin kamu bakalan seneng", jawab Wooseok

Jiwon menurut saja. Dan ternyata mobil itu berhenti di depan sebuah kafe.

"Kafe? Kita mau ngapain di sini?", tanya Jiwon

"Mau makan", jawab Wooseok singkat

"Ehh tapi-"

"Kafe ini punya seniorku waktu SMA dulu. Jangan khawatir. Aku yakin kamu suka makanan di sini"

"Tapi Seok-"

"Nggak ada tapi-tapian, Won. Udah ayo masuk"

Seperti tadi, Jiwon menurut saja. Dia memilih tenpat duduk di pojokan. Sementara Wooseok pergi memesan makanan.

"Pacar?", tanya Hongseok, kenalan Wooseok yang merupakan pemilik kafe.

"Bukan, belum", jawab Wooseok

"Lagi pedekate?"

"Hehehe..."

"Oh, good luck deh. Mau pesan apa?"

"Paket 3 nya 2, trus minumnya cappucchino juga 2"

"Oke, silakan ditunggu"

Wooseok lalu berjalan ke tempat Jiwon duduk.

"Kamu tadi pesen apa? Emang kamu tau kesukaanku?", tanya Jiwon

Wooseok nyengir. "Aku samain aja sih sama punyaku. Tapi aku harap kamu suka juga"

Tak lama, pesanan pun datang. Kedua mata Jiwon membulat melihat menu pilihan Wooseok.

"Seok? Kamu kok tau sih aku suka cappucchino?", seru Jiwon

Wooseok pura-pura terkejut. "Oh? Kamu suka cappucchino juga?"

"Iya... Kok bisa ya favorit kita sama?"

Itu artinya kita jodoh, Won, batin Wooseok. Dan dia ingin sekali mengatakannya.

Tapi yang keluar dari mulut Wooseok adalah, "Wah, bisa gitu ya? Aku senang sih kalo favorit kita sama. Hehe"

Mereka berdua lalu mulai menghabiskan menu yang dipesan Wooseok tadi. Sesekali mereka bercanda tawa.

"Tadi udah kubayar", ucap Wooseok ketika Jiwon mengeluarkan dompet dari dalam tas.

Jiwon mengangkat sebelah alisnya. "Oh ya? Berapa totalnya tadi?"

"Udah, nggak usah. Simpen aja buat keperluan kamu"

"Hah? Serius?"

"Iya. Aku lagi seneng nih soalnya uang sakuku ditambah sama Papa"

"Wow, selamat. Kalo gitu, makasih ya?"

"Iya sama-sama. Oh ya, kamu masih ngekos di tempat kemarin?"

"Iya masih"

"Anak-anak kos suka makan apa?"

"Apa aja sih mereka mah"

"Martabak mau?"

"Mau sih... Kenapa emang?"

"Aku mau beli buat mereka"

"??? Ngapain?"

"Sebagai rasa terima kasih karena udah bantu jagain kamu. Kamu kayak lebih bahagia daripada sebelumnya"

"Hah? Maksudnya?"

"Eh, bukan apa-apa. Udah yuk pulang. Udah mau malam"

**

Mobil Chevrolet merah milik Yerin memasuki pekarangan kosan Dream High. Jamie sudah menunggunya di teras kosan.

"Yerin, kamu beneran datang?", seru Jamie dengan wajah sumringah

Yerin tersenyum tipis. Tangannya mengulurkan sebuah box berisi red velvet cake. "Iya. Nih, red velvet cake kesukaan kamu. Ibu kamu yang buatin"

Kedua alis Jamie bertaut. "Ibu?"

"Iya, Ibu. Tadi Ibu nanyain kamu ada di mana. Aku nggak jawab sih kamu ada di mana, sesuai permintaan kamu"

"Ibu nyariin aku?"

"Iya. Pas aku bilang keadaan kamu baik-baik saja, Ibu langsung buatin kue ini, dan minta dikasih ke kamu"

"... Serius Ibu nyariin?"

"Iya... Udah, sana makan kuenya. Lumayan banyak itu. Bisa dibagi sama anak-anak kos yang lain"

"Oke deh... Kamu juga masuk gih, ikut makan"

Jamie dan Yerin lalu masuk ke dalam kosan, menarik perhatian semua anak kos yang sedang sibuk memakan martabak pemberian Wooseok. Jae, yang paling doyan makan, langsung menyambar kue red velvet itu begitu tutup box dibuka, diikuti oleh Jiwon, Jisung dan yang lainnya.

Sebuah mobil BMW berwarna biru metalik memasuki pekarangan kosan. Daniel turun dari mobil sambil membawa beberapa box ayam goreng KFC.

"Selamat malam semuanya...", sapa Daniel

Semua anak menoleh. Dan mereka kembali bersorak melihat apa yang dibawa Daniel. Jimin dan Jay, yang sudah terbiasa makan makanan mahal, jadi tidak kaget. Tapi mereka tetap senang karena sekarang mereka merasakan yang namanya kekeluargaan. Mereka lebih senang begini daripada di rumah sendiri. Mereka juga senang karena bisa merasakan masakan sederhana yang biasa dibuat Jihyo dan Jinjin.

Saat anak-anak kos asyik makan, Daniel menghampiri Jihyo dan mengulurkan 1 gelas plastik berisi milkshake strawberry.

"Ini, buat kamu. Milkshake strawberry, kesukaan kamu kan?", ucap Daniel

Kedua mata Jihyo membulat. "Ah, iya betul. Kok Kakak tau sih?"

"Panggilnya Daniel aja. Aku tau dari Jinjin sih. Hehe. Oh ya, Jinjin mana?"

"Kayaknya tadi di kamarnya sih. Nggak keluar dari sore tadi"

"Oh gitu... Mungkin dia kecapekan ya? Yaudah, kamu makan sama minum sana"

"Iya... Makasih ya Kak, eh Daniel"

"Iya sama-sama"

Jinjin menyingkap tirai kamarnya. Dia sedih. Sebenarnya dia ingin sekali bergabung dengan anak-anak kos itu. Tapi apalah daya. Kondisinya drop tadi sore. Sekarang pun, darah masih mengalir dari hidungnya.

"Aku harus sembuh...", gumam Jinjin. Tirai kamarnya kembali tertutup.


#####

Hello, Park JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang