12. GeeR

76 14 0
                                    

"Yuna... Yuna..."

Yuna menoleh. Seorang siswi berlari-lari ke arahnya.

"... Siapa ya?"

Siswi itu memcubit pelan lengan Yuna. "Ini Eunsoo"

"Eunsoo?"

"Iya Eunsoo. Shin Eunsoo"

Yuna memandangi Eunsoo dari atas sampai bawah. "Kayak ada yang bikin pangling, tapi apa ya?"

Eunsoo nyengir. Ditunjuk-tunjuknya rambutnya yang baru kemarin dipotong. "Ini... Ini..."

Yuna langsung paham. "Oh, rambut... Iya lho, bikin pangling. Kenapa tiba-tiba potong rambut?"

"Biar seger aja. Hehe"

"Masa? Gak ada alasan lain?"

"Ada sih..."

Saat itu muncullah trio Jisung, Jake, Sunghoon. Mereka juga pangling dengan penampilan baru Eunsoo.

"Siapa ini? Murid baru?" tanya Jisung

"Ini Eunseoo" jawab Yuna

"Wih gila cakep bener. Potong rambut jadi bikin pangling" celetuk Jake

"Iya kan? Pasti ada apa-apanya nih si Eunsoo potong rambut jadi agak pendekan"

Eunsoo hanya senyam-senyum.

Sunghoon yang sedikit bisa membaca pikiran orang lalu berucap, "Jay?"

Eunsoo tersentak. "H-hah?"

"Kamu potong rambut karena Jay?"

"E-eh,,,"

Jisung lalu teringat sesuatu. "Oh iya!!! Jay kan bilang kalo tipe idealnya tuh cewek berambut pendek. Hm... Hm..."

Muka Eunsoo seketika memerah. "A-apa sih..."

**

Jisung
Oi Jay
Look

JisungOi JayLook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jay
Umm whatt

Jisung
Eunsoo potongin rambutnya
Udah ideal belum? 🤡

Jay
Hahaha apa sih

Jisung
Kubilangin ya
Eunsoo itu ibarat nation crush nya sekolahku
Banyak sih yang naksir
Ayo gas sebelum kena tikung 🤓
(Read)

Jay melemparkan ponselnya ke kasurnya. Wajah Eunsoo dengan penampilan baru terbayang di benaknya. Foto dari Jisung itu sudah tersimpan di galeri ponselnya. Akan Jay simpan dengan baik, jangan sampai terhapus.

Jay keluar kamar sambil senyam-senyum, sampai hampir dikira gila oleh Jamie.

**

Sore ini Jae kembali bekerja, seperti biasa. Dan dia langsung disambut oleh Wendy yang hari ini tampak lebih segar dengan potongan rambut pendek sebahu.

"W-Wendy? Ini kamu?", seru Jae

Wendy tersenyum. "Iya, ini aku. Son Wendy. Kenapa Kak? Pangling ya?"

Jae mengamati Wendy dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Iya. Kamu potong rambut jadi keliatan lebih seger ya?"

"Hehe... Cantik nggak?"

"Cantik... Kamu mah emang selalu cantik, Wen"

"Makasih Kak Jae atas pujiannya. Oh ya, panggungnya udah siap. Kak Jae bisa siap-siap"

"Okey"

Jae meninggalkan Wendy dengan senyum yang samar-samar terukir di bibirnya. Wendy terlihat lebih memesona dengan penampilan seperti itu. Paket komplit cewek idaman Jae. Eh...

Sementara Wendy juga senyam-senyum dipuji Jae. Tadi siang, dia sengaja memotong rambutnya setelah kemarin menonton siaran Jae. Psst psst, Wendy has a crush on Jae.

Di panggung, Jae sudah bersiap dengan gitarnya. Musik mulai mengalun, dan Jae mulai menyanyikan lagu Dia yang dipopulerkan oleh Sammy Simorangkir.

"'Ku ingin dia yang sempurna (yang sempurna)
Untuk diriku yang biasa (yang biasa)
'Ku ingin hatinya, 'ku ingin cintanya
'Ku ingin semua yang ada pada dirinya
'Ku hanya manusia biasa (yang biasa)
Tuhan, bantu 'ku 'tuk berubah ('tuk berubah)
'Tuk memiliki dia, 'tuk bahagiakannya
'Tuk menjadi seorang yang sempurna untuk dia"

Dari meja pengunjung, Wendy terus tersenyum menyaksikan penampilan Jae. Tapi senyum itu perlahan memudar.

Apa aku benar-benar memenuhi tipe ideal Kak Jae? Bagaimana kalau ternyata sudah ada gadis lain di hatinya?

Wendy jadi gundah.

**

Jae sudah pulang dari bekerja. Dia langsung menyambar ayam goreng buatan Jinjin yang disiapkan di atas meja makan. Dimakannya ayam goreng itu sambil berjalan menuju kamarnya. Dia terus teringat dengan penampilan baru Wendy.

Wendy itu sudah memenuhi segala standar tipe ideal Jae. Tapi Jae tak tahu apakah gadis itu menyukainya atau tidak. Jae juga tidak mau ge-er duluan. Bisa saja Wendy memotong rambutnya karena ingin tampil beda, bukan karena ingin memenuhi tipe ideal Jae.

Jae melemparkan tulangnya sembarangan ke pojok ruangan. Siap-siap saja besok dia diomeli Jinjin.

Jae menghela nafas. Jujur, dia ada perasaan khusus kepada Wendy. Tapi sekali lagi, Jae tak tahu apakah gadis itu menyukainya atau tidak. Jae takut berharap lebih. Bisa berteman dekat dengan Wendy saja Jae sudah bersyukur.

Pelan, kedua mata Jae terpejam.


#####

Hello, Park JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang