Tentang anak-anak Park J yang mengalami masalah keluarga, sampai suatu hari mendapatkan undangan ke sebuah kos-kosan yang ternyata menyatukan mereka, dan membantu mereka memecahkan masalah masing-masing.
Jisung Kubilangin ya Eunsoo itu ibarat nation crush nya sekolahku Banyak sih yang naksir Ayo gas sebelum kena tikung 🤓 (Read)
Jay melemparkan ponselnya ke kasurnya. Wajah Eunsoo dengan penampilan baru terbayang di benaknya. Foto dari Jisung itu sudah tersimpan di galeri ponselnya. Akan Jay simpan dengan baik, jangan sampai terhapus.
Jay keluar kamar sambil senyam-senyum, sampai hampir dikira gila oleh Jamie.
**
Sore ini Jae kembali bekerja, seperti biasa. Dan dia langsung disambut oleh Wendy yang hari ini tampak lebih segar dengan potongan rambut pendek sebahu.
"W-Wendy? Ini kamu?", seru Jae
Wendy tersenyum. "Iya, ini aku. Son Wendy. Kenapa Kak? Pangling ya?"
Jae mengamati Wendy dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Iya. Kamu potong rambut jadi keliatan lebih seger ya?"
"Hehe... Cantik nggak?"
"Cantik... Kamu mah emang selalu cantik, Wen"
"Makasih Kak Jae atas pujiannya. Oh ya, panggungnya udah siap. Kak Jae bisa siap-siap"
"Okey"
Jae meninggalkan Wendy dengan senyum yang samar-samar terukir di bibirnya. Wendy terlihat lebih memesona dengan penampilan seperti itu. Paket komplit cewek idaman Jae. Eh...
Sementara Wendy juga senyam-senyum dipuji Jae. Tadi siang, dia sengaja memotong rambutnya setelah kemarin menonton siaran Jae. Psst psst, Wendy has a crush on Jae.
Di panggung, Jae sudah bersiap dengan gitarnya. Musik mulai mengalun, dan Jae mulai menyanyikan lagu Dia yang dipopulerkan oleh Sammy Simorangkir.
"'Ku ingin dia yang sempurna (yang sempurna) Untuk diriku yang biasa (yang biasa) 'Ku ingin hatinya, 'ku ingin cintanya 'Ku ingin semua yang ada pada dirinya 'Ku hanya manusia biasa (yang biasa) Tuhan, bantu 'ku 'tuk berubah ('tuk berubah) 'Tuk memiliki dia, 'tuk bahagiakannya 'Tuk menjadi seorang yang sempurna untuk dia"
Dari meja pengunjung, Wendy terus tersenyum menyaksikan penampilan Jae. Tapi senyum itu perlahan memudar.
Apa aku benar-benar memenuhi tipe ideal Kak Jae? Bagaimana kalau ternyata sudah ada gadis lain di hatinya?
Wendy jadi gundah.
**
Jae sudah pulang dari bekerja. Dia langsung menyambar ayam goreng buatan Jinjin yang disiapkan di atas meja makan. Dimakannya ayam goreng itu sambil berjalan menuju kamarnya. Dia terus teringat dengan penampilan baru Wendy.
Wendy itu sudah memenuhi segala standar tipe ideal Jae. Tapi Jae tak tahu apakah gadis itu menyukainya atau tidak. Jae juga tidak mau ge-er duluan. Bisa saja Wendy memotong rambutnya karena ingin tampil beda, bukan karena ingin memenuhi tipe ideal Jae.
Jae melemparkan tulangnya sembarangan ke pojok ruangan. Siap-siap saja besok dia diomeli Jinjin.
Jae menghela nafas. Jujur, dia ada perasaan khusus kepada Wendy. Tapi sekali lagi, Jae tak tahu apakah gadis itu menyukainya atau tidak. Jae takut berharap lebih. Bisa berteman dekat dengan Wendy saja Jae sudah bersyukur.