Jamie asyik mencoba baju baru yang diberi Yerin kemarin. Jamie memuji baju itu yang terlihat cocok dengannya.
"Yerin emang tau yang paling cocok buat aku" gumam Jamie
Tiba-tiba pintu kamar Jamie diketuk.
"Siapa?"
"Jiwon, Kak"
"Masuk aja. Nggak dikunci"
Kepala Jiwon lalu menyembul di balik pintu. "Anu Kak, maaf ganggu. Tapi di depan ada perempuan ngaku-ngaku Ibunya Kak Jamie. Katanya nyari Kakak"
Jamie tertegun. Ibu?
"Ibu di mana?"
"Di depan, Kak"
Jamie sedikit takut-takut untuk melangkah keluar. Jiwon pun memeluknya.
"Nggak apa-apa. Ada aku, dan anggota kosan yang lain"
Akhirnya Jamie mau keluar untuk menemui sang Ibu. Begitu keluar, ternyata sang Ibu sedang ditahan oleh para laki-laki kosan. Ibu sendiri terus berteriak-teriak memanggil namanya.
"Panggilkan Jamie cepat!!! Aku mau ketemu Jamie!!! Cepat panggilkan anak sialan itu!!!"
Jamie bisa melihat Jinjin dan Pak Jinyoung berusaha menenangkan sang Ibu.
"Sabar Bu, Jamie sedang dipanggilkan" ucap Pak Jinyoung
Pelan, Jamie melangkah mendekat. Kehadirannya diketahui sang Ibu.
"Nah itu dia!!! Hei anak sialan!!! Beraninya kau meninggalkanku???"
Jamie menelan ludahnya kasar. Dia terus berjalan mendekat. Dan begitu jaraknya dengan sang Ibu kurang dari 1 meter, sang Ibu langsung menjambak rambutnya.
"Anak sialan. Anak tak tahu diuntung. Beraninya kau meninggalkanku sendirian di rumah itu? Anak macam apa kau ini?"
Jamie mengaduh kesakitan. Tak ada yang berani melerai, karena Ibu Jamie seperti orang kesetanan.
"Memang dasar kau ini anak haram!!!"
Ucapan Ibu Jamie itu membuat semua orang terkejut. Jamie sendiri tak kalah terkejutnya. Kepala Jamie menengadah, mencoba meminta penjelasan dari sang Ibu.
"A-anak haram? Ibu, apa maksudnya?"
Sang Ibu kembali menjambak rambut Jamie. Ditatapnya dalam-dalam mata Jamie.
"Kurang jelas? Kau itu anak haram. A-nak ha-ram. Kau anak laki-laki sialan itu. Seharusnya kau tak kubiarkan hidup!!! Seharusnya kau kubiarkan mati saja!!!"
Jamie tercekat. Jadi itu alasannya?
Sebuah mobil berhenti di depan kosan. Yerin keluar dari dalam mobil dengan terburu-buru. Ditariknya tubuh Ibu Jamie yang makin keras menjambak Jamie.
"Tante, ayo pulang. Biarkan Jamie tinggal di sini"
Ibu Jamie menyentak tangan Yerin kasar. "Kau tak usah mengaturku!!!"
Yerin memberi kode kepada Jimin, dan Jimin pun paham. Pelan-pelan, Jimin melakukan totok kepada Ibu Jamie.
"Maaf Tante, tapi saya terpaksa melakukan ini. Saya tak mau Tante semakin menyakiti teman saya" bisik Jimin lirih
Ibu Jamie langsung pingsan. Dengan dibantu Jay, Jimin menggotong tubuh Ibu Jamie ke dalam mobil Yerin.
Sementara itu, Jamie yang dari tadi terus menangis, akhirnya pingsan juga.
**
Jamie membuka kedua matanya pelan. Bisa dilihatnya dekorasi khas kamar kosannya, serta aroma pengharum ruangan rasa apel kesukaannya. Ada juga Jiwon yang duduk terkantuk-kantuk di sebelah ranjangnya.
"Jiwon..."
Jiwon yang mendengar suara Jamie, langsung terbangun.
"Kak Jamie? Kak Jamie udah siuman? Syukurlah"
Jamie mencoba bangun. "A-aku,,,"
"Tenanglah. Ibu Kak Jamie udah dibawa pulang. Tadi Kak Yerin balik lagi ke sini buat ngecek keadaan Kak Jamie"
"Yerin di kosan ini? Di mana dia sekarang?"
"Dia ada di lantai bawah. Biar kupanggilkan"
Jiwon lalu keluar dari kamar Jamie. Tak lama, dia kembali bersama Yerin.
"Jamie? Kamu sudah siuman? Aku panik waktu kamu pingsan" ucap Yerin
Jamie membuang muka. "Apa kamu udah tau soal ini, Rin?"
"Soal apa?"
"Soal kalau aku adalah anak haram"
Yerin menelan ludahnya kasar. "I-iya. Aku udah tau"
"Lalu kenapa kamu nggak ngasih tau aku? Kenapa aku harus hidup dalam kebohongan selama ini?"
"Karena aku nggak mau kamu sedih, Jamie"
Jamie mendecih. "Pada akhirnya aku tetap akan tau, Rin. Bahkan semuanya juga jadi tau tentang itu"
Yerin menundukkan wajahnya. "Maafkan aku..."
"Apa kamu tau tentang identitas ayahku?"
"Maaf, Jamie. Aku nggak tau soal itu. Yang kutau cuma ayahmu bermarga Park, itulah sebabnya namamu juga Park. Selain itu aku nggak tau apa-apa lagi"
"Apa kamu tau kapan ayahku pergi meninggalkan ibuku?"
"Dari yang kutau dari ibuku, ayahmu pergi waktu kamu masih di kandungan ibumu, kira-kira dua bulanan. Yang kudengar, ayahmu nggak mengakui kalau kamu, yang saat itu masih dikandung ibumu, sebagai anaknya. Dan sampai sekarang nggak pernah ada lagi kabar dari beliau. Oh ya, katanya waktu itu ibumu adalah seorang model, dan kehadiranmu, maaf, merusak karirnya"
"Begitu ya? Jadi Ayah nggak mau menerimaku. Pantas Ibu jadi benci banget sama aku"
Yerin mengusap rambut Jamie lembut. "Jangan sedih. Kamu punya banyak orang yang masih sayang sama kamu. Ada aku, ada Mamaku, dan orang-orang kosanmu. Semua sayang kamu"
"Apa mereka nggak jijik sama aku? Aku kan anak har-"
Yerin buru-buru meletakkan jari telunjuknya di bibir Jamie. "Ssst, nggak ada istilah anak haram. Kamu berharga, Jamie. Kamu istimewa"
"Tapi--"
"Udah, kamu jangan terlalu larut dalam kesedihan. Ingat, kamu masih punya banyak orang yang sayang kamu. Jangan sedih lagi ya?"
Jamie mengangguk pelan. "Makasih, Rin. Kamu sahabat terbaikku"
#####
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Park J
FanfictionTentang anak-anak Park J yang mengalami masalah keluarga, sampai suatu hari mendapatkan undangan ke sebuah kos-kosan yang ternyata menyatukan mereka, dan membantu mereka memecahkan masalah masing-masing.