11. Tipe Idaman

93 19 1
                                    

Jiwon baru saja pulang kuliah. Dia terluhat ceria, karena hari ini diantar pulang lagi oleh Wooseok. Cukup mengobati kekesalannya atas teman-teman kelompoknya yang tidak bisa diajak bekerja-sama mengerjakan tugas dari dosen dan berakhir Jiwon sendiri yang mengerjakannya.

Ketika meletakkan tas di meja belajarnya, Jiwon teringat kalau hari ini anak-anak kosan akan nobar siaran Jae. Sangat supportive friends. Siaran Jae kali ini tidak diadakan di kosan, melainkan di rumah teman Jae yang terletak di dekat kafe tempat Jae bekerja.

Jiwon bersiul-siul bersiap menuju ruang tengah. Ketika melewati kamar Jihyo, pintu kamar terbuka. Jihyo muncul dengan penampilan rapi. Jihyo dan Jiwon sama-sama terkejut. Dan sama-sama awkward gara-gara kejadian kemarin. Jihyo curiga Jiwon sudah tahu rahasianya.

"E-eh Kak Jihyo... Siang, Kak...", sapa Jiwon dengan sedikit gugup

"E-eh iya. Siang juga, Jiwon. Baru pulang ngampus?", balas Jihyo tak kalah gugupnya

"I-iya, baru aja. Hehe"

Hening sesaat.

"Eh Kak, kita harus nonton siaran Kak Jae bareng-bareng kan? Ayo, kita ke ruang tengah"

"I-iya. Kamu duluan aja"

"Oke deh Kak"

Jiwon baru akan berjalan, tapi Jihyo menahan tangannya.

"Eh, Jiwon. Tunggu sebentar"

Jiwon menoleh. "Ya Kak? Ada apa?"

"Eum,,, soal kemarin--"

Jiwon tersenyum tipis. "Aku udah tau. Tapi Kakak nggak usah khawatir. Aku nggak akan bilang siapa-siapa. Rahasia Kakak akan aman bersamaku"

Jihyo tersenyum getir. "O-oh... Udah tau ya?"

"Iya... Tapi tenang aja. Aku nggak akan bilang siapa-siapa kok. Aku janji"

"Oke makasih..."

"Iya sama-sama... Udah yuk Kak kita ke ruang tengah bareng"

"Iya..."

Mereka berdua lalu berjalan beriringan ke ruang tengah. Di sana sudah ada Jimin, Jisung, Jay, Jamie, Jinjin, hingga Yuna dan Eunsoo yang sengaja diundang oleh Jisung. Mereka lalu stand by dengn ponsel masing-masing.

Tiba-tiba saja sebuah mobil Mercedes Benz masuk ke pekarangan kosan. Wooseok turun dari mobil dan ikut bergabung. Senyum manis terukir di bibir Jiwon melihat kedatangan Wooseok. Dia tidak menyangka pemuda itu akan datang, padahal tadi sudah mengantarnya pulang ke kosan.

Sementara itu, Jae sudah bersiap dengan siarannya.

"Hey yo wassup gengs!!! Apa kabar kalian hari ini? Pasti semua dalam keadaan sehat kan? Oh, ada yang lagi sakit? Semoga cepat sembuh ya!!! Jaga kesehatan kalian selalu"

Jae menyeruput kopi susu buatan Sungjin, temannya yang merupakan tuan rumah tempat Jae siaran.

"Oke, pertanyaan hari ini, tipe cewek idaman Kak Jae apa? Hmm tipe idaman ya? Yang pasti cewek sih, hahaha... Sebenarnya nggak ada tipe khusus sih. Yang penting dia tuh cinta tulus sama aku. Tapi kalo boleh minta, aku pengen punya cewek yang potongan rambutnya tuh sebahu. Terus, dia tuh pinter, bisa bahasa inggris, jago nyanyi. Eh tapi ini cuma syarat tambahan sih. Enggak wajib banget. Bisa ditoleransi kalo enggak memenuhi syarat. Yang wajib ya dia cinta tulus sama aku"

Siaran terus berlanjut. Jae terus menjawab pertanyaan-pertanyaan dari penggemar. Sesekali dia memberikan petuah berharga. Dia juga sempat menyanyikan lagu Pacman yang dipopulerkan oleh eaJ Park.

**

Di kosan, anak-anak ramai membahas tentang siaran Jae. Tadi Jimin dan Jay sempat menyumbang beberapa uang untuk Jae, seperti biasanya. Toh uang mereka juga tak akan habis.

"Eh, tipe ideal kalian yang kayak gimana?", seru Jiwon

Jisung mengangkat tangannya. "Aku dong, aku. Tipe idealku yang kayak Yuna"

Semua bersorak heboh. Muka Yuna sampai memerah karena malu.

Jimin ikut mengangkat tangannya. "Aku juga dong. Tipeku kayak Mina. Eh anaknya nggak lagi di sini ding"

Semua tertawa bersama.

Jiwon menyenggol pelan lengan Jamie. "Kalo Kak Jamie, yang kayak gimana?"

Jamie tergagap. "Oh, aku? Aku sih nggak muluk-muluk, Won. Yang penting dia mau menerima kekuranganku aja. Tapi apa ada ya yang kayak gitu?"

Jiwon menepuk-nepuk pelan punggung tangan Jamie. "Pasti ada kok. Cuma mungkin belum waktunya muncul aja"

Jamie tersenyum tipis. "Semoga"

Jimin berdehem. "Lanjut dong, tanya ke Jay. Jay, tipe idealmu kayak gimana?"

Jay melirik sekilas ke arah Eunsoo. "Eh, aku juga sama kayak Kak Jae sih. Nggak ada tipe khusus, yang penting cinta aku dengan tulus. Tapi, ya sama kayak Kak Jae, pengen punya pacar yang potongan rambutnya pendek. Hehehe"

Eunsoo terdiam sejenak mendengar ucapan Jay. Saat ini potongan rambutnya masih agak panjang. Haruskah aku potong rambut?, begitulah pikir Eunsoo.

"Kak Jiwon dong, gantian. Tipe Kak Jiwon kayak gimana?", seru Jisung

Jiwon sedikit gelagapan. Tak enak juga dia karena ada Wooseok di sana.

"Oh, a-aku ya? Tipeku juga nggak muluk-muluk sih, hehe. Tapi kalo boleh minta, pengen punya pacar yang tinggi sih. Soalnya kan aku nggak terlalu tinggi. Kalo bisa ya kaya raya. Eh gak kok, canda. Yang penting dia cinta dan perhatian ke aku. Kalo soal ganteng, kaya, tinggi, pinter, itu bonus sih buat aku"

Jay, yang tahu rahasia Jiwon, langsung melirik ke arah Wooseok. Dilihatnya anak muda itu menyunggingkan senyum karena merasa ada kesempatan untuk mendapatkan hati Jiwon karena lumayan memenuhi kriteria idaman Jiwon.

Jay tersenyum tipis. Kayaknya Kak Jiwon nggak bakalan cinta bertepuk sebelah tangan nih.

Perhatian lalu beralih kepada Jihyo, yang merupakan leader kosan.

"Tipe idealku juga simple sih. Yang terpenting, dia juga cinta dan sayang sama aku, perhatian juga, siap menerima segala kekuranganku"

"Emang Kak Jihyo punya kekurangan? Kakak kayak keliatan sempurna gitu", celetuk Jisung

Jihyo tersenyum tipis. "Aku ini manusia biasa, Sung. Bukan God. Aku juga punya kekurangan. Aku bisa ada di kosan ini juga karena hal itu kan?"

"Oh iya juga ya? Maaf maaf..."

Jinjin yang sedari tadi diam, jadi kepikiran sesuatu.

Aku bisa cinta Jihyo. Aku bisa kasih perhatian ke dia. Aku juga menerima kekurangan dia. Apa aku memenuhi tipe idaman Jihyo?, batin Jinjin.

Tapi kemudian Jinjin teringat sesuatu. Dan dia tertawa miris dalam hati.

Hahaha, mikir apa sih Jinjin. Ingat woi ingat, sainganmu ada seorang CEO!!!


#####

Hello, Park JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang