16. Cheer Up

64 15 0
                                    

Jiwon keluar dari area kampus dengan sedikit tergesa-gesa. Dia ingat hari ini Jimin dan Jihyo ada kelas pagi, dan mungkin pulang agak sore. Jae katanya mau main ke rumah temannya dan langsung bablas ke tempat kerja. Jisung juga katanya di sekolah akan ada kelas tambahan dan pulang agak terlambat. Jinjin katanya mau pergi juga, entah ke mana. Tinggal Jay dan Pak Jinyoung, dan Jiwon khawatir Jay tidak tahu cara menangani Jamie. Jiwon takut Jamie akan berbuat macam-macam.

Kebetulan sih kelas Jiwon sudah selesai lebih awal.

"Duh, kok nggak bisa sih pesen grabcar?" gumam Jiwon. Dia sedikit kesal karena semua driver sedang sibuk.

Jiwon terus mengotak-atik ponselnya, sampai tak sadar kalau ada Wooseok yang sudah berdiri di sebelahnya.

"Jiwon?"

Jiwon terlonjak kaget. Hampir saja ponselnya jatuh. "Aigu kamcagiya!!!"

Wooseok tertawa kecil melihat ekspresi Jiwon. "Kamu lucu"

Jiwon memukul-mukul lengan Wooseok. "Kamu ih ngagetin!!!"

Wooseok terkekeh. "Mau pulang?"

"Iya nih. Tapi mau pesan ojek online gagal mulu"

"Aku anterin deh. Masih di kosan yang itu kan?"

"Iya sih, tapi--"

"Aku nggak terima penolakan ya, Park Jiwon. Aku anterin kamu pulang. Oke?"

"O-oke deh"

Dalam hati Jiwon bersorak karena kembali diantar pulang oleh Wooseok.

Sepanjang perjalanan, tidak banyak obrolan tercipta.

"Kamu kayaknya tadi buru-buru banget, ada hal penting di kosan?" akhirnya Wooseok yang membuka obrolan

"Oh, iya. Kak Jamie kayaknya kesepian di kosan. Kemarin habis ada masalah sama ibunya, makanya aku khawatir"

"Masalah?"

"Iya. Aku nggak bisa ngasih tau masalah apaan, privasi soalnya. Ya intinya masalahnya agak gede gitu. Aku takut mental Kak Jamie nggak kuat"

Wooseok mengangguk-angguk paham. "Kamu sendiri? Nggak pulang ke rumah Ibu?"

"Minggu depan sih kayaknya, sekalian mau ngambil beberapa barang yang ketinggalan di rumah"

"Aku anterin ya?"

Jiwon menoleh cepat. "Hah?"

"Aku anterin. Sekalian aku mau ketemu ibu kamu, mau ngobrol juga sama beliau"

"??? Ngapain?"

"Ya mau bilang aja kalau pilihan kamu nggak salah. Kamu berhak menentukan apa yang kamu mau. Do what you want, Jiwon"

"Seok, nggak usah--"

"Nggak apa-apa, Won. Aku bisa kok bantu kamu"

"Bukan gitu, Seok. Kamu nggak tau ibuku kayak gimana"

"Ya kita coba aja?"

"Kenapa sih kamu mau repot-repot ngelakuin itu, Seok?"

"Y-ya kita kan teman? Wajar dong kalo saling bantu?"

"Aku bahkan belum pernah bantuin kamu?"

"Ya karena aku belum butuh bantuan kamu, Won"

"Seok--"

"Nggak ada penolakan, Won. Beneran, aku mau kok bantuin kamu. Minggu depan aku yang anterin kamu ke rumah kamu. Ngomong-ngomong, kita udah nyampe kosan"

Hello, Park JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang