bab 25. pak gunawan

1.8K 172 23
                                    

Haloo, karena sudah 100 vote emak update lagi ya wkwkw mohon maafkeun emak yang sedang lupa ide dan sibuk akhir-akhir ini

Ini merupakan flashback terakhir dari jerina ya jadi kalo lupa tentang permasalahan ini tolong di baca beberapa bab sebelum flashback

Di mana jerina pura pura nangis sebenernya si beneran guys cuman ada kesempatan kenapa gak sekalian di gunain wkwkwk

Enjoy jgn lupa ramaikan lapak adeknya sr ya dosen ku julid sepi sepi aja nih emak liat liat 👀

*****

Aku hanya ingin tau? bagaimana para boneka tuhan menjalankan perannya? apakah setragis diri ku?

Jerina

*****

Jerina keluar dari ruangan revan dengan perasaan kacau,rasanya ia sudah tidak tau harus bagaimana lagi? apa yang salah darinya? bahkan ia sudah merevisi kalimat-kalimat yang menurut revan salah, namun kenapa masih saja di salahkan oleh revan.

" skripsi kamu jelek ulang semuanya dari awal!? "

" apa kamu tuli jerina saya kan sudah bilang bahwa skripsi kamu jelek!?"

"apakah skripsi jelek ini harus saya pertahankan? bukanya lebih baik di buang ke tempat sampah saja!? "

Beberapa perkataan revan yang jerina ingat terus memutari otaknya, ia bahkan tak tau mengapa kata-kata itu terus menerus berputar di kepalanya, ia hanya bisa berlari sambil mengusap air mata yang jatuh dari matanya. menghindari tatapan penasaran orang-orang tentangnya.

" apa ada masalah lagi di ruangan pak revan!? " bisik-bisik warga kampus saat melihat jerina keluar dari ruangan revan dengan air mata yang membasahi pipinya.

" kasihan ya jerina, dia baru kali ini kayanya di marahin sama dosen!"

"itu pasti karena dia kecaperan sama pak revan!? " maki kating jerina saat melihat jerina yang melintas di depannya. jerina seakan tutup telinga dengan banyaknya orang yang membicarakanya diam-diam

Semenjak ia bimbingan bersama revan, jerina bahkan seakan lupa bagaimana rasanya di hormati, hanya ada tatapan prihatin yang ia dapatkan. seperti saat ini, ketika jerina terus berlari sekencang mungkin menebus kerumunan orang yang menatap dirinya penasaran.

Ia bahkan tak tau arah dah tujuan. kakinya hanya mengikuti perintah dari otak dan hatinya yang sedang kacau. hanya ada rasa ingin pergi sejauh mungkin dari ruangan revan saat ini.

jerina rasanya ingin sekali  menghilang dari kenyataan ini, kenyataan di mana ia harus bertemu dengan revan dan mengalami tragedi yang menyakitkan seperti ini.

Apakah ada tragedi yang lebih menyakitkan bagi mahasiswa? selain mengalami pembuangan skripsi oleh pembimbinganya sendiri seperti halnya yang jerina alami, jerina yakin siapa pun yang mengalaminya pasti akan merasakan sakit hati teramat dalam.

"ARGH!"

Mengapa tak ada kesempatan dalam hidupnya untuk merasakan sedikit kebahagiaan, apakah jerina harus pulang ke rumah dan memberi tau kepada sang mama bahwa ia gagal saat ini?

Menanggung rasa malu dari sang mama yang berharap jerina menjadi seorang sarjana.

ia bahkan tak tau harus berlari ke mana lagi, hanya ada rasa malu, kesal dan marah, semuanya bercampur aduk di hati jerina. sampai akhirnya kakinya berhenti di depan kantor tata usaha kampus di mana tempat papan terkutuk itu berada.

skripsi resignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang