bab 18. revan kampret

1.7K 179 3
                                    

Ada yang kangen??
Ada yang nunggu?

Emak upadate jangan lupa ya vote dan comentnya

****

Pak apa bedanya bapak sama setan? Kalo setan menyesatkan kalo bapak menyusahkan

Jerina

***

" revisi "

" revisi! "

" revisi!?"

Kata-kata itu terus berputar di otak jerina, semua itu akibat ide sialan yang vino berikan kepadanya membuat jerina harus duduk di sini bersama revan yang menyebalkan.

" kamu gimana si saya kan udah bilang ini font sizenya di ganti"

" kok kamu masih pake data yang ini? kan tadi saya udah jelasin ke kamu buat pake data yang saya ujukin tadi!?"

" kamu ini fokus enggak si masa babnya ketuker gini, ganti! "

Begitulah ceramah revan yang dapat membuat kuping jerina panas. dakjal satu ini sepertinya tidak bisa membiarkan jerina bernapas lega. selalu ini itu ini itu.

" gimana sudah? " tanya revan mengecek hasil pekerjaan jerina. Jerina yang sedang mengetik dan di tanyai seperti itu hanya bisa membatin kesal.

Coba kalo dia bukan dosen pembimbingnya sudah jerina tonjok kali mulut nyinyirnya itu yang selalu membuat jerina makan hati.

" sabar apa pak, tangan saya cuman dua bukannya lima! " balas jerina sewot.

"kamu gak usah sewot gitu dong, saya kan cuman nanya! " kata revan acuh sambil melakukan pekerjaanya kembali.

Tapi gak setiap menit juga keles di kira gue robot apa yang tangannya banyak

" bukanya gitu, bapak tuh nanya saya mulu dari tadi. tangan saya kan cuman dua bukannya lima, sabar apa pak! " maki jerina sambil melanjutkan pekerjaanya yang tertunda.

"saya tuh sabar. cuman kamunya saja yang kerjanya lambat, pantes aja skripsi kamu gak selesai-selesai, udah kerjaanya lambat di tambah gibahin saya mulu sama temen-temen kamu, apa kamu gak takut dosa kamu bertambah karena gibahin orang yang lebih tua?! " ceramah dari revan semakin membuat kuping jerina panas.

Kan apa jerina bilang, mulut nyinyir revan tidak akan pernah bisa berhenti terus saja mencari-cari kesalahan.

" kamu masih lama? " tanya revan lagi.

" masih pak, bapak kalo mau keluar keluar aja! " kata jerina yang kembali melanjutkan bab skripsinya yang rasanya tidak selesai-selesai.

Apa jangan jangan di sini banyak setan bergentayangan? karena sendari tadi jerina merasa skripsinya belum selesai-selesai juga. di tambah kata-kata revisi dan ceramahan dari revan semakin membuat skripsi jerina jauh dari kata selesai.

Kenapa juga harus jerina yang merasakan membuat skripsi di temenin si kutu kupret ini sie? lebih baik juga jerina menyelesaikanya di kantin anak bahasa bersama vino dan martha, pasti lebih terasa menyenangkan di bandingkan harus di temanin oleh iblis berhati dakjal seperti orang di depanya ini.

Mengapa harus jerina yang terdampar di sini? Kenapa pula revan tidak memilih si bunga bangke saja untuk berada di ruangan kerjanya untuk menemaninya. mengapa harus dirinya? Apakah revan tidak puas sudah menyemprot jerina dengan kata-kata sadisnya bahkan menceramahi anak itu habis-habisan.

skripsi resignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang