Terkadang haruskah aku pasrah pada sebuah takdir?
Jerina
*****
Baru kali ini rasanya jerina merasakan sedih dan kecewa yang begitu berkepanjangan. sepertinya putus dari mantan saja tidak cukup mengambarkan bagaimana sakitnya hati jerina saat revan menolak skrpisinya dan menghina nya mentah-mentah.
Menyakitkan
perih terasa di ulu hatinya saat revan dengan tenang berkata segampang itu kepadanya rasanya percuma saja perjuangan ia selama ini.
Bergadang malam-malam untuk membenarkan skripsi membuat ia harus meminum berpuluh-puluh gelas kopi agar ia dapat memberikan hasil terbaik untuk revan. sekaligus agar ia tak dapat nyinyiran revan yang membuatnya sakit hati.
Semua sudah ia lakukan bahkan ia cukup sabar mengadapi sikap revan yang kadang membuat perasaan jerina hancur dan meradam setiap hari,tapi tetap saja, revan selalu berkata bahwa ia selalu benar.
mentang-mentang ia dosen dan jerina Mahasiswanya disini
Rasanya jerina ingin sekali mengumpat,coba bandingkan saja perilaku revan kepada dirinya dan bunga? pasti berbeda 180 derajat seperti bumi dan langit.
Jerina jadi binggung, jika bunga salah pasti revan dengan sigap membenarkanya ataupun menegur bunga halus! tolong di garis bawahi ya halus lembut dan tidak ada unsur membentak tidak seperti dirinya yang kayanya salah mulu di matanya si revan.
" pak ini bagimana?"
" jadi ini begini bunga "
coba saja jerina yang bertanya seperti itu pasti hanya pelotan tajam atau nyinyiran revan yang akan meluncur bebas dari mulutnya, rasanya ia mau Menengelamkan saja revan ke dalam kuali berisi minyak panas.
Apa tidak cukup semua penderitaan jerina akhir-akhir ini. kenapa? Rasanya revan masih saja menyindirnya yang tidak-tidak sie.
Sabar, jer cobaan orang sukses emang begitu!
Sepertinya memotivasi diri sendiri pun tidak cukup membuat jerina kembali ke hari-hari seperti biasanya. bahkan vino saja di buat kepusiangan dengan jerina yang terus menolak untuk makan.
******
" jer makan dulu, yuk! lu kan belum makan dari tadi !? " vino terus menerus membujuk jerina agar memakan makanannya, namun sang empu tetap saja tak bergeming dan terus saja menangis sesugukan sambil menatap lurus skripsinya dan kembali menangis lagi.
Skripsi ku yang malang
Semenjak kejadian tadi jerina jadi menjadi agak pendiam dan terus menerus menangis bahkan vino dan martha di buat binggung dengan tingkah jerina sehabis ia keluar dari ruangan revan tadi.
tidak biasanya ia menangis dengan mata merah seperti ini, paling-paling ia hanya akan menyumpahi revan dengan serampah kesumatnya.
Kedua sahabat ini rasanya sudah pegal menyuruh jerina untuk bercerita. namun tetap saja anak itu terus tutup mulut sendari tadi.
" brengsek! " umpat vino sudah emosi refleks membanting makanan jerina kebawah membuat martha dan jerina menoleh ke arah vino kaget.
" gue akan buat pertanggung jawaban sama tuh dosen, tega-teganya dia buat temen gue nangis kaya gini! " gedor vino dengan emosi bahkan ia sudah tak tahan melihat jerina menangis dari tadi ingin rasanya vino membawa revan hidup-hidup dan meminta maaf dengan sahabatnya yang sudah dibuat kacau oleh revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
skripsi resign
Chick-Lit⚠ di sarankan untuk membaca 5 part terakhir Rank : #1wattys 2018 # 8 on novel wanita #120 on teenlit # 3 in skripsi # 73 in getaran # 78 in mahasiswa # 288 chicklit gw tuh gak pernah mengerti sama pikiran pak dosen yang ngaku muda tapi masih aja...