8. MENAHAN

10 1 0
                                    

[Vote before reading this chapter]

Hari ini hari yang cukup berbeda, tidak seperti kemarin-kemarin. Saat ini Stefy datang ke sekolahnya menggunakan salah satu mobil milik sang ayah, dikarenakan motornya yang harus mendapatkan service rutin.

Datang ke sekolah bersama Nita karena sepupunya itu tidak ada yang mengantar, kedua orang tuanya terlalu sibuk dan Nita sendiri masih belum lancar mengendarai motor, berbeda jauh dengan Stefy yang sudah kemana-mana sendiri menggunakan 'Si Gans' julukan untuk motornya. Ada-ada saja.

Mobil range rover hitam itu mulai memasuki kawasan parkiran JW dan disambut oleh banyak pasang mata menatap takjub mobil tersebut. Stefy memarkirkan mobil itu di dekat kawasan parkiran Raeon.

Ayolah, Stefy itu serba bisa jadi kendaraan apapun mampu ia kendarai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayolah, Stefy itu serba bisa jadi kendaraan apapun mampu ia kendarai. Begitu turun dari mobilnya, bersamaan dengan itu jajaran Kepala Suku Raeon juga tiba di sekolah, dengan tambahan 1 anggota?

"Wiih, lo bawa mobil Stef? Bagus juga mobil lo." Stefy mengangguki pertannyaan dari Pravis seadanya.

"Hebat juga lo. Naik motor kopling bisa, main basket jago, jago juga bawa mobil. Lo gak bisanya apa si?" Akmal, murid serba bisa itu juga mengapresiasi kemampuan Stefy dalam berbagai bidang. Jarang ia menemui wanita seperti Stefy. Kebanyakan cewek yang ia temui adalah cewek yang lemah lembut, suka berdandan, sangat memperdulikan penampilan, sein kiri belok kanan. Intinya sangat berbeda jauh dengan Stefy.

"Gak bisa dimiliki dia mah." Ujar Gavin dengan wajah lesu.

Stefy ikut terkekeh bersama dengan yang lain. Mengingat kembali saat dirinya berhasil menang melawan Gavin Aydin Gunadya dengan hasil menang tipis. Bisa dibilang kemampuan keduanya imbang.

Saat Gavin bertanya apa yang Stefy mau sesuai dengan kesepakatan tantangannya, cowok itu langsung menganga dengan jawaban yang Stefy berikan. "Gue mau lo jauhin gue dalam artian gak usah goda-goda gue lagi. Gue gak mempan sama gombalan basi lo. Dan jangan panggil gue 'Neng'. Kalo lo mau temenan it's ok. Tapi kalo untuk yang lebih gue gak bisa."

Sakit rasanya buaya Raeon itu ditolak mentah-mentah pesonanya oleh seorang Anggelina Yumna Stefany Winata. Jangankan Gavin, orang-orang yang menyaksikan pertandingan itu saja dibuat geleng-geleng kepala oleh perkataan Stefy.

Disaat yang lain menganga tak percaya, ada satu sudut bibir yang melengkung keatas, menandakan pemiliknya tengah tersenyum. Senyum simpul yang tidak mungkin terlihat oleh siapapun. "I win." Gumamnya.

"Wahahaha. Kasihan banget sih Abang Gavin ditolak mentah-mentah. Cari mangsa lagi aja sana!" Tawa Hanif adalah tawa mengejek yang juga mengundang gelak tawa sahabatnya yang lain.

"Ogah, gak minat."

"Apeni? Gue ketinggalan banyak berita keknya." Ucap seseorang yang dua minggu ini tidak pernah stefy lihat keberadaannya di SMA nya yang baru. Seseorang yang selama ini ternyata mendapat skors karena suatu tindakan yang seharusnya tidak ia lakukan.

[SDS#2]Other Side of DavidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang