20. DE JAVU

15 1 0
                                    

[Vote before reading this chapter]

Final pertandingan basket antara JW dan mantan sekolah Stefy dibandung akan segera di mulai. Keduanya pernah dipertemukan di perempat final yang berlangsung di Jakarta beberapa minggu lalu, tepat sebelum Stefy pindah ke Jakarta.

Stefy sangat berbeda saat berada di Bandung, dirinya hampir tidak mengikuti ekskul apapun kecuali pramuka sebagai ekskul wajib. Menjadi gadis pendiam, super dingin dan misterius membuatnya kerap kali menjadi bahan bulyan apalagi oleh Sandra.

Dito, kapten basket sekaligus kekasih Sandra kerap kali 'menggoda' Stefy saat masih satu sekolah denganya. mulai dari mempemalukan Stefy dihadapan satu sekolah, menggodanya saat kelas sepi, dan bahkan ia pernah berniat untuk melecehkan Stefy. Semuanya ia lakukan hanya karena satu hal, Stefy menolak cintanya.

Permasalahan yang cukup umum dalam kaum remaja, apalagi remaja awal-awal yang baru saja mengenal cinta nekat melakukan hal apapun yang terpenting mereka mendapatkan apa yang mereka mau, tanpa memikirkan apa yang terjadi kedepanya.

Untunglah Stefy dapat mem-protetc dirinya sendiri selama di Bandung, entah dari kaum laki-laki ataupun perempuan yang membulynya. "Eh, ketemu lagi sama bocah aneh ini."

"Macem-macem gue bantai lu cong!" Ferdy sudah panas telebih dahulu sebelum bertanding.

"Masih aja cari gara-gara ni bocah satu. Gak ada kapok-kapoknya." Setfy sudah terlebih dahulu membawa Nita menjauh dari hadapan Sandra sebelum Nita bertindak lebih bar-bar dari ini. "Ngapa sih lo bawa gue ngejauh? Kan gue belum sempet hajar si Sandra."

"Makanya, jangan sampe lo ngehajar dia. Panjang masalahnya kalo lo berurusan sama geng mereka."

"Geng mereka gak seberapa sama Raeon, Stefy. Lo nya aja yang gak tahu seberapa berpengaruhnya Raeon, apalagi Kepala Sukunya, yang sekarang apalagi."

"Idih banget sumpah." Stefy mengalihkan pandanganya dari Nita ke lapangan basket yang merupakan tempat berlangsungnya pertandingan basket. Saat ini tengah berlangsung quarter ke 3, dimana JW masih memimpin walau hanya beberpaa angka.

Pandanganya terpaku kepada sosok David, peluh mengucur membasahi muka, badan bahkan kaos yang tengah dipakainya itu sudah bisa diperas saking basahnya. "Kedep dong!"

Stefy kembali memandang malas wajah Nita yang memang sepertinya hari ini sangat menguras emosinya. Sudah dari pagi Nita menguras emosi Stefy, mulai dari bangun tidur, sarapan, di bus, dan bahkan saat melihat pertandingan ini Nita masih saja membuatnya kesal. "Bisa diem gak Nit?"

"Kagak."

"Lo mau apa?"

"Deketin David lagi."

"Selain itu, gue bakal turutin."

"Gak mau yang lain selain itu."

Stefy menghela napsnya dan mengubah mimik mukanya menjadi serius. "Gue masih belum siap Nit."

"Mau sampe kapan?"

Merasa banyak yang memperhatikannya dan Nita sedang berbicara dengan serius, membuat Stefy tidak nyaman karenanya. "Kayaknya disini bukan tempat yang tepat buat kita ngomongin masalah pribadi."

Nita merasa tinggal sedikit lagi dia meruntuhkan ego Stefy untuk berani mengungkapkan yang sebenarnya, namun dugaanya salah. Tembok ego Stefy lebih kokoh dari yang ia kira.

Tiba-tiba saja satu stadion ricuh dan panik karena terjadi pelanggaran yang cukup parah kali ini. David terluka dibagian pelipisnya akibat dorongan Dito sehingga pelipisnya membentur tiang ring basket hingga robek.

[SDS#2]Other Side of DavidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang