[Vote before reading this chapter]
Hari ini Stefy datang terlalu awal untuk sekedar menunggu seseorang di parkiran SMA barunya. SMA yang baru 1 minggu ini menjadi tempat belajarnya yang baru. Cewek yang mengenakan seragam identitas JW serta jaket bomber hitamnya yang belum terlepas, nampak tengah duduk di atas motor Ninja hitamnya sambil terus melihat kesana kemari. Mengawasi setiap orang yang masuk.
"Dodol lo Stef, mana ada sih bocah modelan begitu yang berangkatnya pagi." Cewek itu nampak menggerutu diatas motornya sendiri. Baru saja berucap demikian dengan wajah kecut, Stefy dikejutkan dengan bising knalpot motor milik jajaran kepala suku Raeon yang mulai memasuki kawasan parkiran.
Kawasan parkiran yang mereka cap milik Raeon yang letaknya di bawah pohon besar nan rindang di pojok sana. Seperti biasanya, kedelapan orang itu akan menjajarkan motor mereka dengan rapih di samping motor-motor milik anggota Raeon yang lain.
"Hari ini hari apa? Iya, Hari Rabu. Kelas gue penuh dengan pelajaran membosankan." Gilang memulai ocehannya sesaat setelah cowok itu melepas helm fullface miliknya dan meletakkan helm itu di atas motornya. Tenang, tidak ada yang akan berani mengambil helm yang ada di kawasan parkiran tersebut, jadi mau semahal apapun helmnya tidak akan hilang. "MASA SEJARAH, MATEMATIKA, KIMIA, SAMA FISIKA JADI SATU."
"Heh! Pagi-pagi congornya udah mulai nyerocos aja." Ferdy kesal karena Gilang yang selalu saja mengeluh saat tiba hari Rabu. Hari rabu juga yang sering dijadikan 'bolos time' oleh Gilang dan Hanif agar terbebas dari pelajaran-pelajaran yang membosankan tersebut.
"Entar siapa yang mau bolos bareng gue?" Tawar Gilang.
"Ogah, terakhir kali gue ngikut lo bolos berujung jadi ikan asin di bawah tiang bendera. Ntar cewek-cewek gue kabur lagi." Okey, kalian pasti tahu siapa dia. Buayanya Raeon—Gavin.
Ucapan Gavin barusan mendapat beberapa tonyoran dari sahabat-sahabatnya yang tidak terima atas kepercayaan diri cowok itu. Baru saja David berbalik, ingin segera menuju kelasnya tanpa berlama-lama diparkiran, cowok itu dikejutkan dengan kehadiran cewek yang seperti menghalangi jalannya.
Melihat raut wajah datar serta alis cowok itu yang ditautkan, Stefy lebih dari paham bahwa David meminta penjelasan atas apa yang ia lakukan dihadapannya. "Ni, gue mau ngembaliin helm lo yang ketuker waktu di tempat Nita. Sama sekalian gue mau minta helm gue balik."
"Oh, jadi bener helm itu helm lo. Untung gak jadi kita buang." Bukan, bukan David yang menjawabnya. Melainkan si mulut bebek-lah yang menjawabnya.
"Urusan gue bukan sama lo. Jadi, ini helm lo. Dan sekarang balikin helm gue." Stefy langsung memberikan helm milik David itu dengan cepat lalu meminta kembali helmnya. Dengan wajah meremehkan, David berdecak sebentar sebelum membalikkan badannya guna mengambil helm cewek rese di hadapannya itu.
Tanpa banyak drama, David langsung memberikan helm cewek itu sambil bergumam. "Selera lo bagus juga." Disaat Stefy menautkan alisnya karena ucapan David yang membingungkan, cowok itu kembali bersuara sambil melangkah menjauhinya. "Gue suka keberanian lo—Cewek baru."
Ada beberapa detik jeda sebelum David mengucapkan dua kata terakhirnya. Tentu saja dengan wajahnya yang datar dan auranya yang dingin, sedingin kutub es.
"Neng cantik. Minta nomer WA nya dong. Sekalian mutualan IG. Kuy!" Belum selesai Stefy memandangi punggung tegap cowok kurang humor itu, Stefy mendapat bisikan ghaib dari arah belakangnya yang sudah ia tahu dari siapa kata-kata itu keluar.
Stefy hanya memandang tak minat Gavin Aydin Gunadya yang sudah berdiri tepat di belakangnya. "Sorry, gak minat." Setelahnya, cewek itu juga menghilang dari radar jajaran kepala suku Raeon yang ditinggal David di parkiran pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SDS#2]Other Side of David
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] .... Setahun sudah David hidup dengan gangguan ingatannya. Amnesia, kondisi dimana seseorang tidak mampu mengingat peristiwa dalam jangka waktu tertentu. Disebabkan oleh suatu kecelakaan di masa lalu yang juga merenggut ses...