[Vote before reading this chapter]
Deretan bus yang membawa ratusan siswa SMA Wijaya kini telah sampai di Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Bus-bus itu membawa rombongan yang akan melakukan study tour ke pulau Bali. Total ada 5 bus besar yang diberangkatkan SMA Wijaya di kloter pertama ini. Kelas IPA tepatnya.
Perjalanan belum usai karena mereka harus menempuh kurang lebih 1 jam lagi untuk sampai di penginapan. Dalam 1 jam itu pula, Stefy harus menahan amarahnya karena cewek itu duduk di sebelah David—lagi. Untuk kali ini karena permintaan cowok itu sendiri.
Bukan apa jika Stefy tersulut emosi selama perjalanan, Davidnya terus diam dan acuh kepadanya. Karena efek cemburu kepada sosok Ilham Winata. Ya, ilham merupakan kakak kandung Stefy yang terpisah 17 tahun lamanya dengan sang keluarga. Cukup panjang kisah cowok itu, kalian bisa cari tahu sendiri di cerita tetangga.
Meski Stefy sudah menjelaskan kalau Ilham adalah kakak kandungnya, tetap saja kulkas satu itu masih enggan berbicara dengannya. Dengan begitu perjalanan Stefy ke Bali sungguh membosankan.
Cewek itu lebih banyak menghabiskan waktunya untuk tidur selama perjalanan kali ini. Meski tanpa ia sadari David akan terus memantaunya selama perjalanan. Stefy juga lelah untuk kembali memulai pembicaraan dengan cowok itu, akhinya ia juga memilih diam dan melamun seperti sekarang.
Namun, lamunanya dibuyarkan saat ada seseorang yang tiba-tiba memeuk pinggangnya serta mendaratkan dagunya ke pundaknya. Siapalagi kalau bukan David Angga Danendra. "Maaf."
Satu kata namun berarti bagi Stefy, cewek itu menyunggingkan senyumnya lalu mengusap punggung tangan David yang ada di pinggang rampingnya. "Udahan nih ngambeknya?" David hanya menjawabnya dengan anggukan, jangan lupakan dagunya yang masih berada di pundak Stefy.
"Ih, geli Vid. Awasan pala lo!" Stefy berusaha menyingkirkan kepala David dari pundaknya dengan menonyor kepala tersebut cukup bertenaga, namun tak cukup kuat untuk memindahkannya. "Di liatin yang lain awas ah!"
Cowok itu pura-pura tidak dengar dan justru mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Stefy Winata yang alhasil mendapat hadiah berupa cubitan dari sang empu hingga pelukan itu terlepas.
Seringai kemenangan muncul manakala David melihat gurat kekesalan dari wajah Stefy, asik baginya menjahili Stefy sampai membuat wajahnya masam.
"Lo tambah cantik kalo kesel. Jadi jangan bingung kalo gue ngeselin, Cuma sama lo doang."
"Bulshit! Basi Pak Ketu." Jawab Stefy sambil menjulurkan lidahnya.
Ngomong-ngomong, bus yang mereka naiki berisikan seluruh jajaran kepala suku Raeon yang jomblo-jomblo pastinya, dan sisa kursi nya untuk anggotanya yang lain. Ulah siapa? David dkk tentunya. Katanya sih biar lebih nyaman. Nita juga dimasukan ke dalam bus ini dan duduk bersama Ferdy di bangku yang cukup jauh dari posisi David dan Stefy saat ini.
Keduanya duduk tepat di depan bangku terakhir di bus tersebut. Kata David si biar enak mojok. Sialan memang cowok itu.
"Ekhem! Mohon maaf, di belakang kalian ini adalah deretan jomblo-jomblo kurang belaian, jadi tolong kondisikan tingkah kalian Palsuk dan Buket." Kata-kata nyantuy namun merupakan keluhan hati yang keluar dari mulut Gilang mampu membuat Stefy terkekeh di tempatnya.
Bayangkan saat cewek itu menoleh ke belakang, wajah dari cowok-cowok itu tidak bisa dikondisikan. Disana ada Gavin, Hanif, Jovan, Pravis dan tentunya biduan kita Amran Gilang Zayan dengan muka menahan jijik atas perubahan sikap David jika di dekat Stefy.
"Nyesel sempet nyumpahin David bucin."
"Bucinnya bikin gue pengen muntah jingan."
David sepertinya tidak mendengarkan bisikan-bisikan setan yang berasal dari mulut Hanif dan Gavin di belakang sana. Cowok itu justru lebih tertarik dengan pemandangan manusia di hadapannya yang tengah tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SDS#2]Other Side of David
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] .... Setahun sudah David hidup dengan gangguan ingatannya. Amnesia, kondisi dimana seseorang tidak mampu mengingat peristiwa dalam jangka waktu tertentu. Disebabkan oleh suatu kecelakaan di masa lalu yang juga merenggut ses...