29. "SAYANG"

11 1 0
                                    

[Vote before reading this chapter]

Malam terakhir di Pulau Dewata dimanfaatkan sekumpulan remaja tanggung itu untuk menikmati indahnya pantai dimalam hari. Ada yang tengah asyik membakar ikan hasil tangkapan mereka sore tadi, ada juga yang tengah berkumpul membentuk lingkaran manusia yang tengah mengobrol satu sama lain atau sekedar mendengarkan suara indah Jovan yang sangat nyaman di telinga mereka. Ya, cowok itu bernyanyi sekaligus memainkan gitar di tengah sekumpulan orang ini.

Namun ada juga diantara mereka yang memilih memisahkan diri, contohnya cewek imut bernama Nita. Ia seperti tidak ingin berada di sana. Cewek itu kini tengah memandangi bintang di langit malam yang nampak berkelap kelip dengan tatapan yang sulit diartikan.

Nita tersentak saat ada tangan kekar yang merangkul pundaknya saat ia tengah terfokus menatap bintang di atas sana. "Kenapa gak gabung sama yang lain?"

Pertanyaan yang dilontarkan oleh Noval Ferdy Gunawan sama sekali tidak diindahkan Nita saat ini. Cewek itu justru menghempaskan tangan Ferdy dari pundaknya dan kembali terfokus ke arah langit.

Ferdy menghembuskan napasnya dengan kasar kemudian menangkup kedua pipi adik nya itu, menatap dalam manik kecoklatan tersebut. Tak ada kata yang keluar dari mulut cowok itu selama bertatapan dengan Nita. Dan apa yang ia pikirkan terjadi. Cewek itu langsung mengeluarkan air matanya saat berkontak mata dengan Ferdy.

"Gue udah pernah bilang. Kalo lo ada masalah cerita ke gue, gue itu abang lo Nit." Ucapnya seraya menyeka air mata Nita yang mulai membasahi pipi cubby nya itu. "Bagi rasa sakit lo ke gue. Kalo bisa, gue minta semua rasa sakit lo."

Bukannya berhenti menangis, Nita justru semakin sesenggukan. Detik itu juga Ferdy membawa Nita ke dalam dekapannya. Sesekali mengusap punggung Nita yang bergetar, tak lupa memberikan beberapa kecupan di ujung kepala adiknya itu.

"Inget, masih banyak orang di dunia ini yang sayang sama lo. Salah satunya gue." Selanjutnya Nita yang membalas pelukan Ferdy tanpa meredakan tangisnya. Untung saja posisi keduanya cukup jauh dari kerumunan Raeon yang tengah bersuka cita. Nita tidak enak jika mengganggu suasana malam ini.

Tapi, tanpa keduanya sadari ada 2 orang yang tengah memperhatikan tingkah laku kaka beradik itu sedari tadi. Dari posisi yang cukup jauh pula. Stefy yang tengah duduk di sebuah batang kelapa yang tunbang bersama David tengah memperhatikan Nita dan Ferdy dari kejauhan. Stefy sudah tahu masalah Nita dan memberitahukannya juga kepada Ferdy.

"Gue harap masalah itu gak bikin lo trauma Nit."

Hening, Davit juga bingung harus bereaksi bagaimana. Karena itu masalah keluarga, tak sepatutnya ia ikut berkomentar. Kecuali jika masalahnya itu berasal dari sosok Erik Mahendra. Baru ia akan turun tangan.

Tersentak, saat Stefy menggenggam tangannya dengan hangat. Cowok itu langsung menoleh ke arah samping, senyuman indah terukir di wajah Stefy Winata malam itu. Jangan katakan siapapun bahwa ritme jantung David sangat tidak bersahabat.

"Gue seneng bisa kayak gini lagi sama lo. Penantian, kesabaran, rasa sakit, kecewa, rasa bersalah semua itu gue lakuin dengan jaminan hati gue yang bakal hancur sehancur hancurnya. Kalo lo gak nerima gue lagi, kalo lo udah nemu rumah lo yang sesungguhnya. Gue emang cewek paling bodoh yang pernah ninggalin lo."

"Gue cewek paling egois, keras kepala, dan paling gak bisa diatur. Tapi kenapa semesta seakan terus maksa gue buat bersatu sama lo yang hampir sempurna Vid? Bukankah gue terlalu beruntung setelah semua yang gue lakuin ke lo?"

Cowok itu tidak merespon, ia membiarkan sampai mana cewek itu akan berbicara. "Meski butuh waktu ngembaliin semua ingatan lo, dan gue minta maaf atas kejadian itu. kejadian yang bahkan pengen gue lupain. Kejadian yang bikin gue hampir depresi, yang bikin gue trauma, dan kejadian yang bikin gue hampir bun-"

[SDS#2]Other Side of DavidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang