19. CASE

12 1 0
                                    

[Vote before reading this chapter]

"Eh, lo kan...Stefy si bocah aneh itu? Udah lama ya kita gak ketemu...di pojok sekolah." Sandra Davina, mantan teman satu sekolah Stefy sekaligus orang yang paling gencar membulynya. Biasanya sandra selalu pergi dengan Cilla, namun hari ini Stefy tidak melihat Cilla.

"Dipojok sekolah?" Ferdy meminta penjelasan lebih mengenai perkataan Sandra barusan. Sandra sendiri tengah kaget tidak percaya siapa yang tengah dilihatnya, ya...jika kalian menebak Sandra adalah penggemar Ferdy, kalian benar.

"N-noval F-ferdy G-g-gunawan? Demi apa gue ketemu sama lo. Boleh minta foto berdua gak sama lo?" Risih karena Sandra tiba-tiba memegang tanganya tanpa izin tentunya, kemudian menghempaskannya dengan kasar. Sandra kaget dengan stindakan Ferdy yang tiba-tiba dan memandangi idolanya dengan tatapan kaget dan memelas.

"Gue tanya, apa artinya ketemu di pojok sekolah?"

"E-em...anu."

"Apa!" Jangankan Sandra, sahabat-sahabat Ferdy saja kaget melihat Ferdy saat ini.

"Biasalah cewek kadang main-main." Jawabnya santai tanpa tahu Stefy itu siapa. Sedang Stefy duduk manis meminum affogatonya tanpa memperdulikan Sandra dan keributan di hadapanya.

"Contohnya?" Jovan ikut menimpali.

Tiba-tiba, Sandra merampas affogato yang tengah diminum Stefy dan sengaja ia tumpahkan ke pemilik affogato tersebut. "Kayak gini contohnya." Dengan bangganya Sandra melakukan ini di depan orang-orang yang menyayangi Stefy.

Yang menjadi korban sudah terbiasa dengan perlakuan sandra terhadapnya, justru Stefy tersenyum saat Ferdy dan Nita menahan amarahnya. "Baru aja sebulan lo udah kangen gue San. Gatel yah gak ada yang lo buly selain gue? Puas-puasin aja ngebuly gue sekarang, soalnya gue gak lama di Bandung."

"Oke, kalo itu yang lo mau." Sandra semakin menjadi dengan menumpahkan segala minuman ke kepala Stefy, hal ini baru berhenti setelah Sandra mengambil kopi panas yang disediakan untuk David dan akan menyiramnya ke Stefy. "Apa-apan sih lo? Lepasin tangan gue gak?"

David sedang menahan tangan Sandra yang memegang secangkir kopi panas itu, lalu dia buang kasar cangkir yang digenggam Sandra sampai pecah. "Berani yah lo!" Merasa rencana terakhirnya gagal untuk membuat wajah Stefy melepuh, Sandra terus-terusan memaki David yang tentunya tidak akan berpengaruh dengan nasibnya kedepan.

Pengunjung lain sudah mulai pergi meninggalkan cafe tersebut karena keributan ini. Pelayan cafe ini hanya diam tidak berani menegur barang sekata karena mereka tahu orang-orang yang membuat keributan ini siapa.

Entah mengapa, David tidak suka dengan Sandra gara-gara melakukan hal yang tidak seharusnya kepada Stefy, padahal dirinya juga bisa dibilang tidak begitu menyukai sikap Stefy sejak awal pertemuan mereka...setelah satu tahun.

"Tolong mbak jaga perilakunya saat berada di caffe saya." Ucap sang pemilik caffe yang cukup Stefy kenal, Ilham. Keadaan di caffe itu semakin memanas, sehingga Ilham menyarankan kepada Stefy untuk kembali ke hotel. "Stef, kamu balik ke hotel aja ya!"

"Tap—"

"Cewek ini biar Kakak sama yang lain yang urus. Kamu ke hotel aja. Vid tolong anterin!"

David mengangguk, setelahnya ia mendorong kuat tubuh Sandra sampai membentur tembok lalu memberikan jaket bomber hitam miliknya ke pada Stefy yang masih terdiam enggan bereaksi atas perilaku Sandra. "Lo balik aja ke hotel."

"Vid..." Stefy tentunya sangat keras kepala sampai-sampai David harus menggendongnya kembali ke hotel dengan kondisi baju dan rambutnya yang basah terkena tumpahan berbagai jenis minuman. "Lo kenapa sih?"

[SDS#2]Other Side of DavidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang