13. MENENANGKAN DIRI

7 1 0
                                    

[Vote before reading this chapter]

David membanting tubuhnya dengan kasar keatas kasur besar miliknya. Nampak cowok itu tengah kalut dalam pikirannya. Di dalam otaknya kini hanya terputar kata-kata dari seseorang yang akhir-akhir ini memenuhi pikirannya.

"G-gue sebenernya orang lah. Yakali gue setan." Ujar cewek itu sambil membuang muka ke arah jalan. David yang tidak puas dengan jawaban Stefy kemudian menarik gasnya dengan kasar dan melajukan motornya dengan kecepatan diatas biasanya dia berkendara sampai Stefy tekejut dan refleks berpegangan pada pundaknya. "HEH! CARI MATI GAK USAH NGAJAK-NGAJAK GUE!" Teriak gadis itu dengan tidak santainya.

Merasa punggungnya sakit karena menjadi samsak tinju dadakan Stefy, David kembali melajukan motornya dengan kecepatan normal. "Gue nanya serius sama lo, lo jawabnya bercandaan."

"Ya pertanyaan lo juga aneh, gue siapa? Gue Stefy Winata, orang bukan setan. Puas lo?!"

Malas melanjutkan perdebatan dengan Stefy karena ia rasa cewek satu ini tidak akan mau kalah dengan siapapun itu. David memilih menahan semua kekesalannya sampai menurunkan Stefy dengan selamat di depan rumah gadis itu dan berlalu pergi begitu saja tanpa berpamitan atau bahkan melirik pun ia enggan.

"Aghkk!" David menggeram frustasi, tidak puas dengan jawaban Stefy. Ia masih merasa ada yang janggal dengan gadis itu. setelah kehadirannya, David mampu mengingat lebih banyak memorynya saat masih SMP dulu.

Ah, apakah itu hanya kebetulan? Tentu David tidak tahu, tapi cowok ini juga punya firasat yang kuat jika memang Stefy berhubungan erat dengan masalalunya, mengapa gadis itu nampak menghindar dan berusaha tidak berada di radarnya? Itulah salah satu hal aneh yang David tangkap dari sosok Stefy Winata. Dan tentu masih banyak lagi keanehan yang David rasakan dari sosok cewek tomboy tersebut.

Cowok yang masih mengenakan seragam sekolahnya itu memutuskan untuk mendinginkan pikirannya dengan berenang di kolam yang ada di rumahnya. Setidaknya air dingin akan sedikit meredakan panas di otaknya sementara waktu ini.

Di waktu yang sama namun di tempat yang berbeda, sosok Stefy Winata tengah melakukan hal yang sama dengan David Angga Danendra, berenang. Berenang merupakan pelariannya saat pikiran sedang kalut dan tidak dapat ia sembuhkan dengan hanya tidur atau mengonsumsi kopi favoritnya.

Berbalut baju renang lengan pendek berwarna hitam, cewek itu mulai berenang kesana kemari sambil memikirkan apa yang membuat otaknya panas siang ini. Berharap dapat menyelesaikan setiap masalah yang ia alami dengan cara yang paling baik.

"Apa sekarang waktunya ngakuin kalo sebenernya gue dulu adalah pacar dia dan gue juga yang udah bikin dia begitu?"

"Tapi apa gue udah siap?"

"Kalo dia gak nerima gue lagi apa gue siap?"

"Kemana lagi gue harus kabur kalo dia nolak kehadiran gue dan benci gue?"

Stefy terus bermonolog dalam hatinya sampai ia puas dan napasnya habis di bawah sana. Menyembulkan kepalanya setelah sekian lama berada di dalam air, Stefy berusaha menghirup oksigen yang ada disekitarnya dengan rakus.

Sambil mengusap wajahnya yang masih dialiri air, Stefy naik ke permukaan dan duduk disebuah kursi kayu panjang lalu merebahkan dirinya sambil memejamkan mata. Baru saja ia merilekskan pikirannya, sering ponsel pribadinya mengusik ketenangannya siang ini.

"Wa'alaikumssalam Pah." Ucapnya datar. "Oh, oke-oke. Stefy kesana ya." Setelahnya, sambungan telepon itu terputus. Cewek itu langsung bangkit dari tempatnya dan menuju ke dalam rumah yang saat ini hanya ada dirinya, ya meski di depan sana memang ada penjaga, namun tetap saja tidak ada anggota keluarga lain yang ada di rumah ini.

[SDS#2]Other Side of DavidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang