27. JEALOS

12 1 0
                                    

[Vote before reading this chapter]

Motor Ninja hitam bertenaga 250cc tersebut melaju dengan kecepatan sedang menembus jalan kota yang cukup ramai. Banyak mata yang memandang ke arah kendaraan tersebut, entah karena kagum atau karena sosok yang menaikinya.

Zidan Ilham, atau yang kerap disapa Ilham tersebut tengah membonceng seorang gadis berseragam SMA dengan pakaiannya yang lekat dan identik dengan identitas lamanya. Raeon.

Ya, Ilham juga merupakan pentolan Raeon 3 angkatan diatas David dkk. Menempati posisi Captain berdampingan dengan Kepala Suku sekaligus leadernya yakni Abryan Farhan Hernandy atau yang kerap disapa Farhan.

Mereka berdua serta kawanannya begitu terkenal semasa SMA. Dikarenakan sangat sering melerai tawuran pelajar serta wajah rupawan mereka yang menjadi idaman banyak wanita.

Back to Ilham yang tengah mengantar Stefy Winata pulang, cowok itu kini sudah selesai menjalankan tugasnya dengan baik. Terbukti dari keadaan Stefy yang baik-baik saja.

"Bang Il gak masuk dulu, ntar Stefy masakin." Ajak gadis remaja itu kepada laki-laki yang telah mengantarnya pulang.

"Boleh-boleh. Mayan makan gratis kan?" Setelahnya, kedua orang itu tertawa.

Setelah membersihkan dirinya, Stefy langsung bergegas menuju dapur dengan semangat 45 nya. Berbalut baju rumahan berwarna pastel yang nampak lembut, Stefy dengan telaten memasakkan satu hidangan untuk orang yang kini tengah berbincang dengan Surya dan Ayla.

Mengiris bawang, cabai dan bahan-bahan lain sangat lihai dilakukan cewek berambut ikal gantung tersebut. Bunyi berbagai alat masak yang beradu seolah menjadi irama tersendiri di sore hari itu.

"Dek, itu tadi David keliatan asem banget mukanya. Gak apa-apa ditinggal gitu aja?" Stefy sedikit terlonjak saat cowok yang usianya lebih tua 3 tahun darinya itu tiba-tiba sudah berada di belakangnya, tepat di depan mini bar yang tak jauh dari posisinya memasak.

"Ah, bikin kaget aja." Sungut Stefy sambil meneruskan masakannya. "Urusan cowok itu biar Stefy yang atur."

"Yee, bocil-bocil dan cinta-cintaan."

"Iri? Bilang tai."

"Stefy!" Stefy yang mendapat teguran dari sang Mamah hanya mengeluarkan cengiran tanpa dosa. "Ngomongnya dijaga dong. Sama orang tua harus sopan."

Bukannya mengangguki ucapan Mamahnya, Stefy justru terpingkal karena ucapan Ayla barusan dan mulai meledek Ilham. "Yhahaha, TUA."

Ilham beserta kedua orang tua itu hanya bisa mengelus dada menahan amarah. Sulit menasehati Stefy jika sudah kepalang girang seperti saat ini.

Tanpa adanya ledekan stelahnya, akhirnya masakan yang cewek itu buat jadi juga. Tongseng daging kambing ala Stefy sudah tersaji diatas meja makan persegi yang ada di rumah mewah tersebut.

"Wiih! Enak nih kayaknya." Ilham terkagum melihat seberapa menariknya masakan yang di buat Stefy tersebut.

"Jelas dong, siapa dulu yang masak?"

"Iyain deh." Ucap Surya dengan datar, ia sengaja meledek Stefy. Laki-laki itu snagat suka jika putri bungsunya merengek.

"Ish Papah mah." Benar, Stefy merengek kala itu juga.

Ayla yang melihat suaminya sangat jahil dengan sang anak hanya bisa menggelengkan kepalanya perlahan. "Udah udah! Kalian ini, makan dulu!"

Setelahnya, ruang makan itu hanya dipenuhi oleh suara sendok dan piring yang beradu sampai Stefy menyelesaikan makannya terlebih dahulu dan bertanya hal yang sangat tidak terduga.

[SDS#2]Other Side of DavidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang