🍒O.6

2.3K 592 169
                                    

Gue baris diantara anak-anak yang telat upacara. Asyik nggak ikut pelajaran bahasa daerah. Soalnya tadi gue berangkat naik angkot. Jadinya telat dehhh ihihi.

Dan yang gue heranin, Jaehyun kenapa juga telat? Mana nggak pake dasi, ikat pinggang, dan make kaos dalaman putih dengan seragam yang nggak dia kancing. Ditambah aksesoris kalung perak dengan liontin apaan gak tau bentuknya bulet, khas kayak berandal.

"Kedip kali, gue tau selingkuhan emang lebih menawan daripada pacar. Makanya orang-orang pada suka selingkuh!" bisikan June merusak suasana hati gue, mana napasnya bau jengkol.

"Cie nggak bisa berkata-kata lagi, diam seribu bahasa,"

"LO BISA DIEM NGGAK!!" tanpa sadar, teriakan itu keluar aja dari kerongkongan gue.

"Kamu ngebentak saya, Rosie?"

Waduh, mampus! Mana Bu Jessi galak lagi.

"Maaf, Bu. June tadi bisikin saya, katanya Bu Jessi montok gara-gara suntik botox. Saya nggak terima, Bu. Jadi saya otomatis teriak tadi,"

Bagus Rosie, alasan yang cantik.

"Eh babi!"

"Kan, Bu dia ngatain saya babi," gue sok masang wajah melas untuk mendramatisir suasana.

"Yaudah hukuman kalian berlima belas biar ditanggung June aja. Habis ini temuin saya ke ruang bk kamu ya!" tunjuk Bu Jessi pada June. Gue tersenyum penuh kemenangan.

"JUNE PUTRA MAHENDRA NGGAK BISA DIGINIIN!!" teriakan June menggema di telinga gue.

"Makasih ya, Rosie!!" anak-anak yang hampir dihukum pada senyum cerah ke gue.

"Ini gue yang nanggung hukuman kalian woy! Kenapa makasihnya ke mbok rondo?"

Gue nginjek kaki June keras, "jaga mulut lo kalo sama gue ya!" terus gue nendang tulang kering cowok asu itu dan pergi dari sana.

Waktu gue memasuki hall sekolah, gue nggak sengaja nguping pembicaraan seseorang.

"Kok nggak masuk kelas, Lis?" dan gue yakin itu suara Jaehyun.

"Nungguin gue pasti nihhh!!"

Gue tertawa kecil, udah bertepuk sebelah tangan narsis lagi!

"Palalo! Orang gue mau ke kelas lo cegat! Ganggu tau nggak lo!!"

Gue geleng pelan, nggak mau nguping pembicaraan mereka. Tapi rasanya berat banget.

"Lo kenapa nolak gue mulu sih? Gue kurang baik apa coba? Dan gue selalu bilang sama lo, kalo ada apa-apa lo bisa datang ke gue, gue bisa selalu ada buat lo, Lis. Gue juga pernah bilang kan? Gimana kalo kita coba? Lo belum tahu gue gimana, Lis. Gue selalu berusaha nyari tempat di hati lo, tapi emang sesusah itu ya, Lis?"

"Gue udah nyuruh lo pergi dari awal kan?"

"GUE BAKAL TETAP BERJUANG!"

Goblok.

Jaehyun goblok.

Kenapa teriak di deket ruang bk sih.

Gue akhirnya keluar dari persembunyian dan nyamperin Jaehyun. "Je lo tau nggak?" gue berdiri tepat di hadapan dia.

"Apasih, Ciii?"

"Berjuang sama maksa itu beda tipis. Dan sepenglihat gue, lo ini kelihatan maksa, Je. Udah Je, stop aja. Lo bakal terus terusan makan ati," gue nunjuk dada kiri dia dengan jari telunjuk gue dan dorong dada dia pelan.

"Lo ngelihatnya kayak gitu, Ci?" gue natap tangan Jaehyun yang nurunin tangan gue dan dia genggam.

"Iya, belajar move on sana!!" seru gue sambil narik tangan gue dari genggamannya Jaehyun. Tapi sebelum bener-bener lepas, Jaehyun nahan tangan gue.

Head Over Hill🎀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang