🍒2.1

2K 512 292
                                    

Malam harinya, Rosie dibuat bimbang. Serius Jaehyun obsesi banget sama Winwin sampe jadi kayak gitu?

Pusing karena terlalu banyak asumsi, Rosie pun berdiri dari duduknya dan tak sengaja mendongak, ia melihat Jaehyun berdiri di balkon, menatap ke arahnya.

Rosie pun memicing, dengan langkah pasti ia menghampiri Jaehyun. Sedangkan Jaehyun masuk ke kamarnya.

"Tu orang kayak psiko lama-lama," desisnya sambil membuka pintu gerbang rumahnya. Secara kebetulan mobil Ima hendak masuk ke rumahnya, karena baik hati dan tidak sombong, Rosie meminta Ima agar tidak turun dan membukakan pagar untuknya.

Setelah mobil Ima masuk, Rosie ikut masuk dan menutup kembali pagarnya.

"Makasih ya, Rosie. Mau ketemu Jaehyun?" tanya Ima.

Rosie mengangguk, "iya tante,".

"Masuk aja, biasanya di kamar. Paling main game dia," ajak Ima sambil merangkul Rosie.

"Jaehyun cowok lho, tan," ucap Rosie.

"Loh siapa yang bilang cewek?" tawa Ima menggelegar. "Masuk aja gak bakal diapa-apain kok,"

Rosie pun menurut, "gak bakal diapa-apain lah orang dia demennya cowok," gumam Rosie saat menuju ke kamar Jaehyun.

Ketika sampai di depan pintu dengan knop yang jebol itu, Rosie mengetuknya pelan. Karena merasa tidak ada sahutan, Rosie mendorong pintu itu dan melihat ke dalam.

Di dalam sana, ia melihat Jaehyun sedang bersender di jendela kaca seakan menanti kedatangannya.

Jaehyun tersenyum, Rosie menatap penuh selidik. Mereka begitu sekitar 5 menit lamanya. Kalau saja Ima tidak datang membawa makan dan minuman, mereka akan begitu terus sampai pagi mungkin.

"Kok berdiri di situ, ayo masuk," Ima menyenggol pundak Rosie dengan pundaknya. Mengajaknya agar masuk ke dalam.

"Nih juga, bukannya disuruh masuk malah dilihatin doang," tegur Ima kepada Jaehyun.

"Sini masuk," ucap Jaehyun.

"Telat!" seru Ima. Lalu ia tersenyum ke arah Rosie, "Tante tinggal mandi dulu ya,"  Ima keluar lagi dan menutup pintu kamar putranya.

"Baru ketemu Winwin ya?" tanya Jaehyun sambil melangkah duduk di sofa kamarnya.

"Kok lo tau? Perasaan gue gak bilang," Rosie mengambil piring berisikan jajanan pasar yang tadi Ima bawakan. Lalu memangkunya dan duduk di sebelah Jaehyun.

Jaehyun tertawa sambil menunduk, "iya ya ... Kok gue bisa tau hmm?".

Rosie batal menggigit karamel, ia meletakkan piring itu ke nakas dengan hati-hati sambil menatap Jaehyun yang menunduk.

Rosie menyentuh pundak Jaehyun, meminta Jaehyun agar melihat ke arahnya.

"Lo ngikutin gue?" tanya Rosie pelan.

Wajah Jaehyun berubah menjadi datar, benar-benar datar tanpa ekspresi. Jujur itu membuat bulu kuduk Rosie berdiri.

"Emangnya gue kurang kerjaan sampe ngikutin lo?" jawabnya.

"Terus?"

"Gue cuma pergi ngikutin langkah lo," jawabnya sambil tersenyum santai. "Secara diem-diem," bisiknya.

"Jeje sumpah lo … nyeremin," ucap Rosie akhirnya.

Jaehyun pun menyenderkan punggungnya ke sofa, lalu menoleh menatap Rosie dengan pandangan yang kurang bisa dimengerti oleh Rosie.

"Lo cemburu? Lo marah sama gue? Lo tau kan gue gak suka Winwin," tanya Rosie gugup.

Jaehyun membungkam bibir Rosie dengan jari telunjuknya.

Head Over Hill🎀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang