"Sendiri lo, ken?"tanya Catra saat Keynan memasuki kelas. Hari ini mereka ada kelas pagi.
"Sama setan"
"Dih" Catra bergidik ngeri.
"Ya lo liat lah gue sendiri. Punya mata jangan di pake buat liat paha bening doang"
"Lo kenapa sih"
"Pns ya lo?" lanjut Catra.
"PMS goblok" geram Dion yang sedari tadi berada di samping Catra.
"Kalian pada kenapa dah. Galak amat"
"Lo ngeselin bangsat" ucap Dion dan Keynan bersamaan.
Bukannya diam, Catra malah ngakak. Dion yang di sampingnya sampai kenal pukul.
Brukk
Dion mendorong kursi Catra sampai terjungkal. "Rasain, lo" ucapnya datar.
Sekarang giliran Keynan yang tertawa. Namun, versi cool boy.
Lia hari ini sedang bolos kuliah. Entah kenapa dia malas, lagipula bolos sekali tidak akan mempengaruhi apapun.
Mobil yang di kendarai Lia berhenti disebuah minimarket. Dia berencana membeli camilan dan pulang lagi.
Saat keluar mobil matanya tak sengaja bertatapan dengan sepasang mata yang selama ini tidak dia jumpai.
"Brian" tanpa permisi kata itu keluar dari mulut Lia.
Tapi ada yang aneh, Brian tidak menyapa Lia seperti hari biasa. Dia malah melengos pergi, membuat Lia memicingkan matanya.
Dengan sedikit berlari Lia mengejar Brian yang masih belum jauh. Dia memegang ujung hoodie Brian.
"Brian, stop"
"Kamu, kenapa?" tanya Lia.
"Gue gapapa, lepasin" katanya datar.
Dengan cepat Lia berdiri di depan Brian dan merentangkan tangannya untuk menghentikan Brian. Dia menatap wajah Brian yang sedikit bonyok, dan jangan lupakan tangan kanan Brian yang diperban.
"Kamu kena-" belum sempat Lia menyelesaikan kalimatnya, sebuah tubrukan menghantam tubuhnya. Brian memeluk Lia.
"Bri?"
Brian hanya diam sambil memeluk Lia. Untungnya kondisi di samping minimarket sepi. Kalo tidak mungkin orang-orang akan mengira mereka adalah sepasang kekasih yang sedang bertengkar.
Lia mengusap rambut Brian dengan lembut. Niat awalnya sampai ia lupakan.
Beberapa menit mereka terdiam dalam keheningan. Brian yang masih memeluk Lia. Sedangkan, Lia masih bingung dengan keadaan. Ini pertama kalinya dia melihat Brian selemah ini, atau memang dia tidak pernah tau sisi Brian yang satu ini. Entalah otak Lia benar-benar buntu kali ini.
"Kamu mau cerita?" tanya Lia saat Brian melepaskan pelukannya. Seperti ada yang kosong saat pelukan itu dilepas.
Karna Brian yang membisu, Lia langsung menariknya kedalam mobil. Dan keheningan berlanjut. Namun, dengan inisiatif Lia mengambil tangan Brian yang terluka. Membuka perbannya, dan alangkah terkejutnya Lia saat melihat tangan Brian yang masih penuh darah.
Kemungkinan luka ini baru beberapa jam yang lalu.
"Astaga! Brian tangan kamu?" Lia mengambil kantong belanjaan Brian yang ternyata berisi obat dan perban baru.
Dengan teliti dia mengobati Brian yang masih membisu. Meski kadang dia mengernyit kesakitan. Luka nya memang lumayan dalam, seperti dia habis bertarung dengan kaca. Entalah Lia malas berpikir dia hanya ingin darah Brian berhenti mengucur dan segera bertanya masalah pria tampan di depannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Pacar //KAISTAL
Fanfiction( Dalam tahap Revisi !!!) Revisi sangat ekstream, jadi kalo mau paham bisa di baca ulang. Karena ada banyak perbaikan penulisan dan alur yang berantakan, Airin mau agak rapi aja kok. "Kamu hanya senja yang datang dan pergi semaunya tanpa rasa bers...