Part 18

253 36 0
                                    

Yeri meninggalkan Kayla yang masih terdiam dari tadi.


"Oh iya kak, gue kesana ya,,,"ucap Yeri pada Lia lewat telpon

"Nelpon saha dek" Kayla yang muncul langsung mengagetkan Yeri.

"Kak Lia, kita ke basecamp geng pangeran kampus yuk"

Dengan tatapan malas Kayla menggeleng "Gue mau pulang, laper"

"Ikut gue, nanti gue traktir MCD gimana?" Yeri menarik turunkan alisnya .

Kayla nampak berpikir sejenak."Ok,, gue yes tapi kalo lo boong. Siap-siap poster Kai exo gue bakar"

Yeri bergidik ngeri, ancaman Kayla memang tidak main-main.Yang jadi jaminannya itu adalah pacar halu Yeri yang sangat dicintai dan di timangnya sejak dunia perhaluan baru dibuat.

"Sip"






Sebelum ke basecamp  Yeri dengan berat hati harus merelakan uang kesayangannya untuk membelikan Kayla makan. Mentraktir Kayla dalam keadaan galau adalah suatu hal yang akan Yeri sesali seumur hidupya, because Kayla akan berubah menjadi pemangsa yang buas.

"Gimana udah puas?"

Senyum Kayla mengembang "Hehehe,,, puas kok dek"

"Gegara mbak, dompet gue jadi kosong mlompong. Bangkrut seketika" dumel Yeri ke Kayla.

"Alah, nanti pake atm Papa "

"Males!"Ketus Yeri.

Tatapan benci Yeri pada sang ayah memang tidak bisa disembunyikan, entah karena banyak hal yang menyebabkan Yeri membenci Rendra.

Suasana terasa buruk di mobil "emmm, lo ngapain sih semangat banget ke basecamp pangeran kampus? Jangan-jangan lo ngegebet salah satu diantara mereka?" Tuduh Kayla dengan wajah berapi-api.

Mata Yeri melotot kaget "Yakali gue suka salah satu diantara mereka, itu sih si Joy adek sepupu lo!"

"Nyantai dek, ngomongnya jangan sambil nyembur gitu. Basah nih muka gue"

"Tai lo mbak" kesal Yeri yang mendapat gelak tawa dari Kayla.





••


"Kak, Yeri sama kak Kayla jadi kesini gak?" tanya Joy.

Lia mengangguk "Jadi katanya, mungkin kena macet"

"Wihh,, lagi ngomongin apanih cantik?" Brian yang entah datang dari mana langsung duduk di samping Lia.

"Kayla sama adeknya mau kesini," sahut Egi.

Mulut Brian membentuk huruf o dan mengangguk.

Tiba-tiba kepala Brian tidur di paha kecil Lia "Huff,, gue capek banget"

Lia yang duduk di sofa pun tersentak "Apaan sih lo Yan. Lo kira paha gue bantal apa!"

"Diem bentar Liaa,, gue mau tidur bentar" Kata Brian yang semakin menyamankan diri di paha Lia.

Disudut berbeda ada Catra dan Aiden yang sibuk main game.

"Elah Den, serang napa"

"Diem ogeb, ini gue di kepung"

"Yah, yahh,,, Napa lo mati duluan Satt" Umpat Catra.

"Nama gue Aiden, bukan Satya."

Satya yang sedang menikmati mie nya merasa terpangil "Kenapa manggil gue, mau minta mie? bikin sana sendiri".

"Pd banget idup lo, gue mau bilang bangsat bukan Satya"

"Lo bilang gue bangsat Cat? Apasih salah gue sampai lo setega ini" Ekspresi Satya udah di melow-melowin.

Tino langsung lempar temenya itu pake bantal "Sepet mata gue liat ekspresi lo"

"Masih mending sepet, gue katarak woy" imbuh Aiden.

"Udah ah, Satya diperebutkan mulu" Satya mempoutkan bibirnya.

"Ember mana woy, pen muntah"

"Meriang gue, help me"

"Tolong panggil ambulans, Gue udah colaps " ucap Catra sambil pura-pura sesak napas.

Satya yang di nyinyirin malah gak nanggepin lagi, dia sekarang asik sama mie nya yang tersayang.

"Laper dah gue" ucap Catra yang sekarang tengah tiduran di sofa.

"Si Kai nyewa rumah gini bisa, tapi isinya kosong"

"Masih mending dia mau bikin basecamp buat kalian, kalo gue sih ogah. Gatau di untung soalnya"Jutek Dion.

Ditengah perdebatan munculnya Yeri dan Kayla. Mereka berdua datang seperti malaikat bagi Catra,

"Wih cantik banget lo hari ini, La"

Kayla memutar bola matanya malas, Catra kalo ada maunya suka baik kek malaikat maut.

"Udah gak usah ngerayu gue, nih makan sampai mampus"

"Huhuhu, Kayla is the best in my heart " Udah kebal banget si Kayla sama rayuan blangsak Catra. Jadi dia cuman senyum-abis tu pen cekik Catra.

Gengs cowokpun pada berebut buat makan, termasuk Satya yang tadi udah makan mie. Brian yang tadi dalam mimpi pun juga ikut saling dorong sama Catra. Emang dua bocah ini gak bisa tenang, beda lagi sama Dion yang cuman nunggu giliran.

"Kamu gak ikut berebut" Tanya seseorang saat menghampiri Dion.

"Nanti aja, lagian makanannya juga banyak"

Cewek itu duduk di samping Dion "Yang!"

"Kenapa?"

"Hehe, pengen manggil aja"

"Idih, kamu kenapa?"

Cewek itu nyenderin kepala di bahu Dion "Gak tau aku, pengen manggil aja."

Tangan Dion mengusap pipi cewek itu "Gini nih akibat gak pernah pacaran, sekalinya nyantol malah bucin"

"Kek kamu sering pacaran aja, lagian aku bucin kan karena sayang sama kamu"Cewek itu pun ngedusel ke lengan Dion.

Ke uwuan itu gak lepas dari pandangan seseorang di seberang sana.

"Gak nyangka gue sama hubungan mereka"

Seseorang itu nunduk "Gue juga,"

"Semua orang juga gak nyangka, seandainya aja mereka gak kepergok kemarin. Apa mereka bakal berani go public? Gue rasa enggak" itu Egi yang gabung diantara percakapan tadi.

"Hati lo gimana?"

"Lo gak denger suara kretek-kretek?"

Egi mendekatkan telinganya kedada cowok tadi "Keknya hati lo gak retak aja, tapi kegiling juga Cat"

Sebuah tepukan di bahu pria itu dan pelakunya adalah Aiden "Sabar Cat, semua kisah cinta di geng kita gak semulus pantat bayi"

Cowok itu yang ternyata Catra tersenyum kecut "Gue pengen ketawa sekaligus nangis di waktu bersamaan gara-gara omongan lo"

"Udah makan sana, galau juga butuh tenaga Cat" suruh Egi.

Catra pun mengalihkan perhatiannya dari keuwuan yang menyiksa batinya itu.

"Gue rasa temen-temen kita pada di kutuk deh Gi"

Egi nampak kaget "Maksud lo?"

"Ya karena kisah cinta kita semua tragis, kek gue sama lo" terang Aiden.

"Gak semua cerita bakal happy trus Den, nikmatin aja alurnya" nasehat Egi yang ingin membuat hati Aiden tenang, tapi apakah hatinya juga setenang ucapannya. Entahlah~




























Happy kristal day semua❤.
Hehe ceritanya makin absurd aja🤣

Jangan lupa vote dan comment, kalo gak Airin ngambek:v

Mantan Pacar //KAISTAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang